Mengenal Revolusi Hijau di Indonesia, Program untuk Modernisasi Pertanian

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
4 Agustus 2021 10:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sawah Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sawah Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Revolusi hijau adalah upaya pemerintah dalam meningkatkan hasil pertanian melalui kebijakan modernisasi pertanian. Di Indonesia, program ini dimulai pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, tepatnya pada masa Orde Baru.
ADVERTISEMENT
Program revolusi hijau dimulai saat mahasiswa Fakultas Pertanian Univesitas Indonesia melakukan kegiatan Demonstrasi Masal (DEMAS). Kegiatan ini menciptakan inovasi baru berupa penggunaan varietas unggul, pupuk kimia, pestisida, perbaikan cara bercocok tanam, dan penyediaan sarana irigasi yang baik bagi petani Indonesia.
Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang revolusi hijau lengkap dengan dampaknya bagi pertanian Indonesia.

Revolusi Hijau

Program revolusi hijau berfokus pada modernisasi pertanian. Kegiatan DEMAS yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian tadi membawa angin segar bagi pertanian Indonesia.
Pemerintah akhirnya memformulasikan program tersebut menjadi program pembangunan pertanian dengan nama Bimbingan Massal (Bimas). Aktivitasnya meliputi penyuluhan pertanian dan pemberian kredit modal kepada petani.
Mengutip buku Sejarah Indonesia untuk Kelas 12, program Bimas berfokus pada usaha untuk meningkatkan hasil pertanian. Pemerintah membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfaatkan. Selain itu, dilakukan juga pembukaan lahan untuk persawahan pasang surut.
ADVERTISEMENT
Program modernisasi pertanian ini dilakukan di daerah jarang penduduk seperti Sumatra, Kalimantan, dan Irian Jaya. Dalam upaya meningkatkan hasil pertanian lebih tinggi lagi, pemerintah kemudian mengembangkan program Bimas menjadi Intensifikasi Massal (Inmas) pada tahun 1969.
Ilustrasi Sawah. Foto: pixabay/morganefreewomen

Program Intensifikasi Massal (Inmas)

Sedikit berbeda dengan Bimas, pemerintah menargetkan modernisasi pertanian berskala nasional di program Inmas kali ini. Untuk menysukseskan program Inmas, pemerintah mengeluarkan kebijakan subsidi secara nasional terhadap pupuk dan pestisida, bibit unggul dan teknologi lainnya.
Program Inmas berlandaskan pada asas yang disebut Sapta Tani. Adapun poin-poinnya adalah sebagai berikut:
Program ini akhirnya berdampak pada peningkatan hasil pertanian, terutama padi dan membawa Indonesia menjadi negara swasembada beras pada 1987. Keberhasilan swasembada ini merupakan dampak positif dari proses modernisasi pertanian dan merupakan salah satu prestasi yang dicapai. Di sisi lain, Revolusi Hijau juga menguatkan sistem ekonomi uang dan semakin mengintegrasikan sistem ekonomi desa ke sistem ekonomi makro.
ADVERTISEMENT

Upaya Pemerintah Setelah Program Revolusi Hijau

Ilustrasi Petani. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Setelah sukses membawa pertanian Indonesia lebih maju melalui program revolusi hijau, pemerintah selanjutnya melakukan upaya untuk mempertahankan hasil pertanian yang ada.
Pemerintah menerapkan program rehabilitasi pertanian, yaitu usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif menjadi lahan produktif. Dalam rangka menjalankan program tersebut, pemerintah menjalankan langkah-langkah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
(MSD)