Konten dari Pengguna

Mengenal Rumah Adat Betawi Beserta Jenis-jenisnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
8 September 2020 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rumah Panggung. Foto: Wikipedia
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Panggung. Foto: Wikipedia
ADVERTISEMENT
Rumah adat Betawi merupakan rumah adat salah satu suku yang ada di Indonesia. Suku ini berlokasi di daerah Jakarta, Bogor, dan sekitarnya yang kemudian dikenal dengan Suku Betawi.
ADVERTISEMENT
Terdapat dua jenis rumah adat Betawi, yaitu Rumah Kebaya dan Rumah Panggung. Sebagian orang hanya mengetahui Rumah Kebaya saja. Padahal, Rumah Panggung juga merupakan Rumah Adat Betawi.
Lalu, apa saja perbedaan di antara kedua rumah adat Betawi tersebut? Simak selengkapnya di bawah ini!
Rumah Kebaya
Rumah Kebaya. Foto: Wikipedia
Rumah adat Betawi yang satu ini juga dikenal dengan sebutan Rumah Bapang. Rumah ini disebut Rumah Kebaya karena atapnya menyerupai pelana yang jika dilihat dari samping terlihat seperti lipatan kebaya.
Salah satu ciri khas rumah adat Betawi yang satu ini adalah terasnya yang luas. Teras yang luas ini bertujuan untuk menjamu para tamu atau sebagai tempat bersantai dengan keluarga. Dinding Rumah Kebaya juga terbuat dari panel-panel yang dapat digeser ke tepi. Hal ini bertujuan agar rumah terlihat lebih luas.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan sifatnya, Rumah Kebaya memiliki dua bagian, yaitu rumah bagian depan yang bersifat semi publik dan bagian belakang bersifat pribadi yang hanya boleh dilihat oleh orang-orang terdekat. Lalu, pada zaman dahulu, masyarakat Betawi membangun sumur dan pemakaman di samping rumahnya.
Rumah Panggung
Rumah Panggung. Foto: Wikipedia
Rumah Panggung dibangun oleh masyarakat Betawi yang tinggal di kawasan pesisir atau tepi sungai guna menghindari banjir atau air pasang. Ada beragam istilah yang digunakan pada Rumah Panggung.
Salah satunya adalah tangga di depan rumah yang disebut balaksuji, yang berarti menolak bala atau malapetaka. Seseorang harus mencuci kaki terlebih dahulu sebelum masuk rumah dan melalui balaksuji sebagai lambang penyucian diri.
Masyarakat Betawi juga meyakini beberapa hal dalam membangun rumah. Contohnya seperti rumah harus dibangun di sebelah kiri rumah orang tua atau mertua dan larangan membuat atap rumah dari bahan yang mengandung unsur tanah.
ADVERTISEMENT
Rumah si Pitung di Marunda merupakan salah satu dari sedikit Rumah Panggung yang tersisa. Rumah adat Betawi yang satu ini juga sudah dipengaruhi berbagai macam budaya seperti Jawa, Sunda, Melayu, Tiongkok, Arab, hingga Belanda.
(FEP)