Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Salafus Shalih, Generasi Beriman di Zaman Rasulullah SAW
10 Februari 2021 11:10 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mungkin bagi sebagian umat Muslim istilah Salafus Shalih masih terdengar cukup asing. Keberadaan Salafus Shalih sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Lantas apa yang dimaksud dengan Salafus Shalih?
ADVERTISEMENT
Secara etimologi, Ibnul Faris mengatakan: "Shalafus Shalih terdiri dari huruf sin, lam, dan fa’ yang memiliki pokok arti menunjukkan ‘makna terdahulu’. Termasuk salaf dalam hal ini adalah ‘orang-orang yang telah lampau’, dan arti dari ‘al-qoumu as-salaafu’ artinya mereka yang telah terdahulu." (Mu’jam Maqayisil Lughah: 1995:3)
Mengutip Buku Pendidikan Agama Islam karangan Rosidin (2020: 693), Salafus Shalih adalah generasi terdahulu yang beriman kepada Rasulullah SAW. Salafus Shalih terdiri dari tiga generasi Muslim awal yaitu para sahabat, tabi'in (generasi pertama), dan tabi'ut tabi'in (generasi kedua).
Salafus Shalih menghabiskan sebagian besar malamnya untuk beribadah dan membaca Alquran. Mereka akan berjihad di jalan Allah SWT dan mencari rezeki melalui berdagang, bertani, serta memberikan manfaat bagi lingkungan terdekatnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu Salafus Shalih di zaman Rasulullah SAW adalah Abu Bakar RA. Beliau merupakan pedangang pada zaman Rasulullah SAW. Ia menafkahkan seluruh harta bendanya untuk kebaikan. Ketika beliau menjabat sebagai Khalifah, ia meninggalkan usaha dagangnya dan meluangkan seluruh waktunya untuk mengatur urusan masyakarakat.
Lantas bagaimana sifat Salafus Shalih yang sudah ada pada zaman Rasulullah SAW? Berikut uraian lengkapnya yang dikutip dari Buku Pendidikan Agama Islam karangan Rosidin (2020: 695).
Sifat Salafus Shalih
Adapun sifat-sifat terpuji yang dimiliki para Salafus Shalih yang dapat diteladani kaum Muslim dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Adil dan Amanah
Salafus Shalih tidak menyukai akhlak tercela seperti dusta dan khianat. Mereka bersikap adil dan amanah sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW. Diriwayatkan bahwa suku Quraisy diresahkan oleh wanita Makhzumiyah yang gemar mencuri. Kemudian mereka meminta pertolongan kepada Usamah bin Zaid RA agar meminta keringanan kepada Rasullah SAW.
ADVERTISEMENT
Usamah RA berkata: “Maukah Anda memberi pertolongan dalam hukum had (pidana) ini? Lalu Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa disebabkan ketika orang terhormat di kalangan mereka mencuri, maka mereka membiarkannya; namun jika orang lemah yang mencuri, maka mereka memberi hukuman had (pidana). Demi Allah, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, nisacaya akan aku potong tangannya.”
2. Menegakkan Kebenaran
Salafus Shalih saling berlomba-lomba untuk menegakkan kebenaran dan bersungguh-sungguh menjalankan tugas untuk kepentingan masyarakat. Mereka mau mengakui kesalahan jika mereka memang salah. Mereka juga tidak pernah malu untuk mengakui kesalahan dan kekurangan.
Al Zubair ibn Bakar RA meriwayatkan bahwasannya Mu’awiyah RA berpendapat tentang keutamaan Abu Bakar RA, Umar RA, dan para sahabat lain. “Adapun Abu Bakar, maka beliau tidak menghendaki dunia dan dunia tidak menghendaki kesalahan. Karena sesungguhnya kepahlawanan sejati adalah menahan amarah; memaafkan kesalahan; sabar dalam menghadapi berbagai kesakitan dalam upaya melaksanakan kewajiban dan memerangi nafsu yang senantiasa memerintahkan kejelekan.”
3. Mengutamakan Orang Lain
ADVERTISEMENT
Sifat kepahlawanan Salafus Shalih berikutnya adalah mengutamakan kepentingan orang lain. Mereka rela mengalahkan dan mengorbankan sikap mementingkan diri sendiri meski sebenarnya mereka juga sedang membutuhkan.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al Hasyr ayat 9 yang berbunyi: “Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."
4. Memberi Ampunan dan Gemar Menolong
Salafus Shalih memiliki sifat terpuji memberi kasih sayang kepada orang yang lemah, mengampuni orang yang salah, serta bersikap belas kasih terhadap pihak yang serba kekurangan.
ADVERTISEMENT
Diriwayatkan bahwasannya Umar Ibn Khathab RA mau memaafkan Raja Hurmuzan, Raja Persia yang sering melanggar janji dan menyakiti kaum Muslimin. Padahal jika mau, beliau dapat melampiaskan kemarahannya dengan cara membunuh Raja Hurmuzan.
(VIO)