Konten dari Pengguna

Mengenal Sejarah Cap Go Meh dan Perayaannya di Indonesia

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
14 Februari 2022 14:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi persiapan perayaan Cap Go Meh. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi persiapan perayaan Cap Go Meh. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Penutupan rangkaian tahun baru Imlek selalu dimeriahkan dengan acara Cap Go Meh. Rangkaian acara ini biasa diisi dengan menerbangkan lampion, mengadakan jamuan makan malam, hingga keluar rumah untuk sekadar melihat bulan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs resmi Dinas Pariwisata Kota Singkawang, istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Tiociu atau Hokkien. “Cap Go” artinya “15”, sedangkan “Meh” berarti “malam”. Secara harfiah, Cap Go Meh diartikan sebagai malam ke-15.
Pada perayaan Cap Go Meh, masyarakat Tionghoa akan melakukan sembahyang di depan pintu rumah tepat pukul 2 dini hari sebagai wujud terima kasih kepada Sang Pencipta. Selanjutnya, mereka akan mengadakan jamuan makan dengan hidangan khas seperti lontong Cap Go Meh, onde-onde, hingga kue keranjang.
Penasaran bagaimana kisah sejarah Cap Go Meh yang menjadi tradisi hingga saat ini? Selengkapnya ada di bawah ini.
Sejarah Cap Go Meh diawali sebagai bentuk penghormatan terhadap suatu Dewa. Foto: Pixabay

Sejarah Cap Go Meh

Yoest M. S.H dalam buku Tradisi dan Kultur Tionghoa memaparkan, awalnya Cap Go Meh diperingati untuk menghormati Dewa Thai Yi yang diyakini Dinasti Han sebagai dewa tertinggi di langit. Namun, perayaannya berlangsung tertutup dan tidak dihadiri oleh masyarakat umum.
ADVERTISEMENT
Saat masa pemerintahan Dinasti Han berakhir, perayaan Cap Go Meh akhirnya dibuka untuk umum. Bahkan pada masa Dinasti Tang (618-907 M), perayaannya justru menjadi semacam pesta rakyat yang dikenal dengan nama Festival Yuanxiao atau Festival Shangyuan.
Pada malam perayaan Cap Go Meh, seluruh masyarakat akan tumpah-ruah ke jalan yang dimeriahkan dengan aneka hiasan lampion. Masyarakat dari berbagai kalangan dihibur dengan banyak pertunjukan seperti tarian naga, barongsai, pesta kembang api, dan wahana permainan lainnya.
Sajian khas yang tak boleh terlewatkan dalam perayaan Cap Go Meh adalah Yuan Xiao. Sajian yang terbuat dari adonan tepung beras dan dibentuk seperti bola-bola kecil ini memiliki rasa manis yang sangat khas.
Ilustrasi festival lampion sebagai rangkaian acara Cap Go Meh. Foto: Pixabay

Perayaan Cap Go Meh di Indonesia

Di Indonesia, Cap Go Meh dirayakan dengan meriah dan semakin bervariasi dari tahun ke tahun. Bahkan, rangkaian perayaannya tidak hanya digelar pada malam hari seperti dahulu, tetapi telah dipersiapkan sejak satu hari sebelumnya. Salah satu daerah yang terkenal dengan perayaan Cap Go Meh meriah adalah Singkawang, Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Persiapan ritual Cap Go Meh di Singkawang sudah dimulai satu hari sebelum perayaan tiba. Uniknya, perayaannya tidak hanya melibatkan warga keturunan Tionghoa, tetapi masyarakat lokal.
Begitu juga dengan perayaan di Pontianak, Makassar, Manado, Semarang, Yogyakarta, Solo, Cirebon, Medan, Jambi, dan Jakarta. Kini, perayaan Cap Go Meh tidak hanya dilakukan masyarakat keturunan Tionghoa, tapi sudah menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
(VIO)