Mengenal Sejarah Cap Go Meh, Tradisi Selepas Tahun Baru Imlek

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
20 Februari 2021 9:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi barongsai Cap Go Meh Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi barongsai Cap Go Meh Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Cap Go Meh menjadi ritual yang diperingati masyarakat Tionghoa setelah Tahun Baru Imlek. Perayaan ini melambangkan hari kelima belas dan hari terakhir rangkaian Imlek. Tahun ini, Cap Go Meh jatuh pada Jumat (26/2).
ADVERTISEMENT
Cap Go Meh sendiri berasal dari Bahasa Hokkiene, yaitu "Chap Goh Meh" yang berarti malam kelima belas. Mengutip Jurnal Peranan Paguyuban Tionghoa Purbalingga dalam Pelestarian Tradisi Cap Go Meh oleh Rina Fitriyani (2012), Cap Go Meh merupakan wujud syukur dan sarana berkumpul masyarakat Tionghoa.
Ritual ini mengandung nilai delapan Jalan Kebenaran bagi masyarakat Tionghoa, di antaranya kesetiaan (loyality), integritas (integrity), kesopanan (propriety), kebenaran moral (righteousness), kehormatan (honour), bakti (filial piety), kebajikan (kindness), dan kasih sayang (love).

Awal Perayaan Cap Go Meh

Melansir Taoism Directory, perayaan Festival Cap Go Meh atau Festival Yuanxiao digelar sebagai bentuk peringatan kepada Dewa Thai Yi, dewa tertinggi di Dinasti Han Kuno.
Sebelumnya, perayaan ini dilakukan secara tertutup di lingkungan pengadilan dan belum diketahui oleh masyarakat umum.
ADVERTISEMENT
Festival ini biasanya digelar di malam hari, sehingga harus menyediakan lampion dan berbagai lampu penerangan. Lampu tersebut dianggap sebagai lambang kesejahteraan semua anggota keluarga.
Ketika Dinasti Han berakhir, ritual yang disebut Festival Lampion ini mulai dikenal oleh publik. Festival itu juga identik dengan pemandangan lampion indah yang diberikan banyak hiasan.
Ilustrasi Lampion Foto: Unsplash

Sejarah Cap Go Meh

Legenda mengatakan bahwa perayaan Cap Go Meh berawal dari terbunuhnya burung dewa. Kala itu, seekor burung dewa yang indah jatuh ke bumi. Merasa terancam, sekelompok manusia akhirnya membunuh burung tersebut.
Rupanya, burung dewa itu adalah burung kesayangan Kaisar Langit. Kaisar pun murka, ia memerintahkan tentara langit untuk menghukum umat manusia dengan cara membakar habis bumi pada hari ke-15.
ADVERTISEMENT
Karena merasa iba, Putri Kaisar Langit akhirnya turun ke bumi secara diam-diam dan memberi tahu rencana tersebut. Masyarakat pun ketakutan dan panik.
Namun, seorang pria bijak memberikan ide agar setiap rumah menyalakan lampu, petasan, dan kembang api agar Kaisar mengira bumi sudah meledak dan terbakar.
Semua orang pun setuju dan melaksanakan ide tersebut. Pada malam hari ke-15, Kaisar melihat bumi yang terang benderang. Ia juga mendengar suara ledakan yang keras. Akhirnya, Kaisar Langit membatalkan rencananya lantaran mengira bumi sudah terbakar.
(GTT)