Konten dari Pengguna

Mengenal Sejarah Khitan yang Sudah Ada Sejak Zaman Nabi Ibrahim AS

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
24 Februari 2022 17:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi khitan anak-anak. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi khitan anak-anak. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Secara etimologi, khitan berasal dari bahasa Arab “khatana” yang berarti memotong. Sedangkan secara istilah, khitan adalah membuka atau memotong kulit (quluf) yang menutupi ujung kemaluan dengan tujuan agar bersih dari najis.
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, khitan merupakan bentuk penyucian dan kepatuhan seorang hamba kepada Allah Swt. Muslim laki-laki diperintahkan untuk khitan sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya:
“Sunat (khitan) itu dianjurkan untuk laki-laki (sunah), dan hanya merupakan kebolehan (sunnah) bagi perempuan.” (HR. Ahmad)
Mengutip buku Indahnya Syariat Islam karya Syaikh Ali Ahmad Al-Jurjawi, khitan merupakan tradisi yang sudah lama dijalankan. Bagaimana sejarah khitan dari masa ke masa?

Sejarah Khitan dari Masa ke Masa

Sejarah khitan masih menjadi perkara khilafiyah yang diperdebatkan para ulama. Sebagian mengatakan tradisi ini berasal dari ajaran Islam, namun ada juga yang mengatakan sebaliknya.
Ilustrasi khitan anak-anak. Foto: pixabay
Secara kronologis, khitan sebenarnya sudah ada dalam syariat Nabi Ibrahim AS. Dalam kitab Mughni Al-Muhtaj dikatakan bahwa laki-laki yang pertama melakukan khitan adalah Nabi Ibrahim.
ADVERTISEMENT
Beliau melaksanakan khitan ketika sudah menginjak usia senja. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Nabi Ibrahim melaksanakan khitan ketika berumur 80 tahun dengan menggunakan kapak". (HR. Imam Bukhari)
Dijelaskan dalam buku karangan Dr. H. Sudirman yang berjudul Fiqih Kontemporer (2018), perintah untuk mengikuti ajaran Nabi Ibrahim ini telah dijelaskan dalam beberapa dalil shahih. Salah satunya firman Allah Swt dalam Surat Ali Imran ayat 95 berikut:
“Katakanlah ‘Benar (apa yang difirmankan) Allah.’ Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.”
Berbeda dengan penjelasan di atas, dalam riwayat lain disebutkan bahwa tradisi khitan sudah dikenal oleh Kaum Jahiliyah sejak dulu. Mereka menamainya dengan istilah aqlaf (kuluf), aghlaf, atau aghral.
Ilustrasi khitan anak-anak. Foto: pixabay
Kaum Jahiliyah mencela orang yang tidak berkhitan dan menganggapnya sebagai kekurangan. Menyebarnya tradisi ini di kalangan bangsa Arab telah disebutkan dalam buku-buku sejarawan klasik seperti Josephus, Eusebius, dan Sozomenius.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr. Jawwad Ali dalam buku Sejarah Arab Sebelum Islam, tradisi ini juga dikenal oleh kalangan Arab Selatan dan Habasyah. Khitan menjadi tradisi nenek moyang yang diturunkan kepada umat manusia dan dianjurkan kepada laki-laki ataupun perempuan.
Josephus mengatakan, bangsa Arab mengkhitan anak-anak mereka ketika telah berusia sepuluh tahun. Dalam sumber sejarah lain disebutkan, kaum jahiliyah tidak menetapkan usia tertentu untuk berkhitan.
Terlepas dari itu, acara khitanan merupakan salah satu perayaan yang menggembirakan bagi keluarga. Oleh sebab itu, bangsa Arab kerap mengundang kerabat dan teman-teman dekat untuk menghadiri jamuan makan.
(MSD)