Mengenal Sesar Lembang, Patahan Aktif yang Bisa Picu Gempa Besar

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
29 November 2022 17:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sesar Lembang. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sesar Lembang. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Sesar Lembang adalah patahan aktif yang terletak di wilayah utara Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Belakangan ini, Sesar Lembang menjadi pembicaraan publik karena dikaitkan dengan gempa berkekuatan magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur.
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa alasan, letak Sesar Lembang memang berdekatan dengan Sesar Cimandiri yang diduga menjadi penyebab utama gempa Cianjur. Mengutip kumparanSAINS, Sesar Cimandiri mengalami pertemuan dengan Sesar Lembang di Padalarang.
Sesar Lembang membentang sepanjang 29 km dengan titik nol km berada di daerah Padalarang dan memanjang ke arah timur hingga di antara Bukit Lonceng dan Gunung Manglayang. Lalu, bahaya apa yang mengancam jika Sesar Lembang bergerak?

Bahaya Sesar Lembang

Zona sesar Lembang, Bandung, Jawa Barat. Foto: Dok. Kapusdatin BNPB Sutopo Purwo Nugroho
Sesar Lembang dikategorikan sebagai sesar normal yang masih aktif dan diperkirakan menyimpan energi cukup besar. Mengutip Majalah Teknik Geologi Suara GEA oleh HMTG GEA ITB, Sesar Lembang terbagi menjadi dua jenis, yakni Segmen Barat dan Segmen Timur.
Segmen Timur terbentuk akibat meletusnya Gunung Tangkuban Perahu pada 105 ribu tahun lalu. Letusan gunung tersebut meninggalkan amblesan sehingga muncul blok batuan yang turun sebagai indikasi sesar. Sedangkan, Segmen Barat baru terbentuk sekitar 27 ribu tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, Sesar Lembang belum pernah menyebabkan gempa bumi besar dalam kurun waktu yang cukup lama. Namun, serangkaian penelitian menyebutkan bahwa retakan tersebut terus bergerak, baik di blok selatan maupun utara.
Seperti yang dijelaskan, Sesar Lembang merupakan sesar yang masih aktif. Apabila stres Sesar Lembang yang terakumulasi dilepaskan secara mendadak, risikonya dapat memicu gempa besar yang membahayakan penduduk sekitar.
Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) dalam lamannya menjelaskan, laju pergeseran Sesar Lembang mencapai 5,0 mm/tahun. Hasil monitoring BMKG juga menunjukkan adanya beberapa aktivitas seismik dengan kekuatan kecil.
Peta simulasi gempa 6,8 magnitudo dari Sesar Lembang Foto: BMKG
Berdasarkan hasil kajian para ahli, pergeseran di jalur Sesar Lembang dapat berpotensi mengakibatkan gempa bumi dengan magnitudo maksimum 6,8. Dampaknya dapat mencapai skala intensitas VII-VII MMI yang menyebabkan terjadinya goncangan sangat kuat dengan kerusakan sedang hingga berat.
ADVERTISEMENT
Dengan kekuatan sebesar itu, gempa akan menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Dinding tembok bisa terlepas dari rangkanya, monumen atau menara berisiko roboh, dan air menjadi keruh.
Sementara itu, kerusakan yang lebih berat dapat terjadi pada bangunan sederhana non struktural. Dampaknya bahkan bisa mengakibatkan bangunan-bangunan tersebut roboh.
Sebagai langkah penanggulangan bencana di Sesar Lembang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membentuk komunitas relawan yang dinamai dengan "Avenger". Selain itu, BNPB juga membentuk beberapa komunitas lain yang seluruh anggotanya merupakan warga setempat.
(ADS)