Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Sikap Ghadab Lengkap dengan Dampak Negatif dan Cara Menghindarinya
16 September 2021 14:44 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi marah Foto: Pixabay](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1515140148/cpskspz3kvhvw0hmseis.jpg)
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, ghadab berasal dari kata gaḍiba-yagḍabu yang artinya marah, mengamuk, atau murka. Sedangkan secara istilah, ghadab adalah sifat tercela yang muncul ketika amarah dalam diri seseorang meningkat karena tidak senang pada perlakuan yang tidak pantas.
ADVERTISEMENT
Ghadab merupakan fitrah manusia. Oleh karena itu, sikap ini harus dikendalikan dan diredam. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 133-134 yang artinya:
“Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”
Ayat tersebut menjelaskan keutamaan bagi seorang Muslim yang mau menahan amarahnya. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang sikap ghadab lengkap dengan cara menghindarinya.
Pengertian Ghadab dan Dampak Negatifnya
Mengutip buku Hadis Panduan Hidup Muslim oleh Abu Utsman Kharisman, ghadab atau marah dibagi menjadi dua jenis, yaitu dalam urusan dunia dan urusan agama. Marah dalam urusan dunia itu dilarang, sedangkan marah dalam urusan agama dibenarkan.
ADVERTISEMENT
Adapun contoh marah dalam urusan dunia ialah marah ketika mendapatkan nilai yang jelek, marah ketika dihadapkan kemacetan, dan lain-lain. Sedangkan contoh marah dalam urusan agama yaitu marah ketika Rasulullah diolok-olok, marah ketika ada orang yang menistakan Islam, dan sejenisnya.
Jika tidak segera diatasi, amarah dapat menimbulkan dampak negatif bagi seorang Muslim. Mengutip buku Akidah Akhlak untuk MA Kelas XII, berikut beberapa dampak yang bisa ditimbulkan dari sikap ghadab:
1. Menemui banyak kesulitan hingga penyesalan
Sikap marah timbul karena hati yang tidak tenteram. Ia akan terus meluapkan emosinya pada orang atau sesuatu yang dianggapnya menjengkelkan.
Jika tidak segera diredam, sikap ini akan menimbulkan kesulitan. Tidak sedikit orang yang enggan berinteraksi dengan seorang pemarah. Hingga akhirnya pelaku ghadab pun akan mengalami penyesalan.
2. Tidak mendapat keuntungan melainkan mendapatkan kerugian
ADVERTISEMENT
Orang mukmin yang marah tidak akan mendapatkan keuntungan apapun di dunia dan di akhirat. Justru ia akan mengalami banyak kerugian.
Di dunia, segala urusannya akan disulitkan, dijauhi oleh banyak orang, dan dipenuhi dengan rasa tidak tentram. Amal ibadah yang dilakukannya pun akan hangus dalam sekejap karena amarahnya tersebut. Sedangkan di akhirat, ia akan ditempatkan di neraka dan mendapat siksaan dari Allah.
3. Menerima murka dan laknat Allah
Disebutkan dalam sebuah ayat, Allah akan memberikan balasan neraka kepada mukmin yang terjebak dalam amarahnya. Ia akan kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Allah berfirman yang artinya:
"Dan Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya." (QS. An-Nisā`[4]: 9)
ADVERTISEMENT
Cara Menghindari Sikap Ghadab
Setelah mengetahui dampak negatifnya, tentu umat Muslim ingin menghindari sikap ghadab semaksimal mungkin. Dalam buku yang sama, dijelaskan beberapa cara menghindarinya sikap ghadab yang dianjurkan oleh Allah dan rasul-Nya. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Meredam rasa amarah dengan sabar
“Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Meredam rasa amarah dengan berzikir kepada Allah.
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS. ar-Ra’d [13]: 28)
3. Meredam rasa amarah dengan berwudhu
“Sesungguhnya kemarahan berasal dari setan, setan itu diciptakan dari api, dan api itu dipadamkan dengan air, karena itu jika salah seorang diantara kalian marah, maka hendaklah ia mengambil air wudhu” (HR. Ahmad)
ADVERTISEMENT
4. Meredam rasa amarah dengan cara merubah posisi atau berdiam diri
“Jika salah seorang diantara kalian marah dan dia dalam keadaan berdiri makahendaklah dia duduk (hal itu cukup baginya), jika marahnya reda. Namun, jika marahnya tidak reda juga maka hendaklah dia berbaring” (HR. Abu Daud dan Ibnu Hibban)
5. Memberi Maaf
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang zalim”. (QS. asy Syūra [42]: 40)
(MSD)