Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Sosok Mardigu Wowiek, Si Bossman Sontoloyo
20 Mei 2020 14:36 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sosok Mardigu Wowiek belakang kerap menjadi perbincangan hangat oleh warganet, terutama di platform YouTube. Pasalnya, Mardigu berhasil menarik perhatian dengan beberapa video yang membuat warganet takjub, seperti bagaimana masa depan ekonomi negara di tengah wabah corona.
ADVERTISEMENT
Melalui video yang diunggahnya di channel YouTube miliknya, Mardigu kerap menyisipkan pesan-pesan spiritual untuk penontonya. Hal tersebut dianggap sebagai cerminan kepribadiannya yang baik hati.
Salah satu contohnya, Wardigu diketahui menjadi sosok dibalik berdirinya Rumah Yatim Indonesia yang saat ini telah menaungi kurang lebih 10.000 santri di seluruh Indonesia.
Tak hanya itu, Mardigu juga yang melahirkan Cyronium dan menjadi cryptocurrency pertama Indonesia. Sebelumnya, belum ada pengusaha ataupun start up company Indonesia yang secara terus terang menerbitkan uang digital di tengah peringatan keras dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
ADVERTISEMENT
Meski hebat dalam dunia bisnis, Wardigu memiliki julukan yang tidak biasa, yaitu Bossman Sontoloyo. Julukannya itu disebut didapatnya dari Mbahnya saat dia berusia 10 tahun.
“Pada 10 usia 10 tahun, mbah saya ceramah tentang pentingnya berislam kafah atau total. Saya yang masih 10 tahun berdiri, saat itu orang-orang duduk. Kalau yang lain duduk saya berdiri, pasti langsung dibilang opo koe? Saya tanya, kalau kita ini Islam Kafah tapi bacaan kita saja berbeda, itu di tahiyat akhir beda dengan Nabi Muhammad. Langsung saya dimarahi, ngawur koe. Sontoloyo!” cerita Mardigu dalam channel YouTube Helmy Yahya.
Selain itu, Mardigu sebelumnya dikenal sebagai sosok Pengamat Terorisme. Namanya sudah terdengar di media massa sejak 2009. Sebagai pengamat Terorisme, Madigu biasa menjadi narasumber yang tidak hanya menganalisasi gerakan teroris, namun juga mencari petunjuk hal-hal yang masih belum jelas dalam satu kasus terorisme.
ADVERTISEMENT
*Sebelumnya ada kesalahan informasi soal penyebutan perusahaan milik Mardigu seperti PT Titis Sampurna dan PT Empora Gaharu. Faktanya, kedua perusahaan tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan Mardigu.
(Rav)