Konten dari Pengguna

Mengenal Syekh Jumadil Kubro beserta Kisah Perjalananya Menyebarkan Ajaran Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
20 Oktober 2022 17:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi masjid. Foto: Oleg Senkov/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi masjid. Foto: Oleg Senkov/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Syekh Jumadil Kubro merupakan salah satu da'i Ahlussunah wal Jamaah yang dikirim dari wilayah Timur ke Nusantara. Beliau dikenal sebagai sesepuh Wali Songo atau ayah dari Sayyid Ibrahim As-Samarkandi (Sunan Ampel) dan Maulana Ishaq (Sunan Giri).
ADVERTISEMENT
Sepanjang perjalanan dakwahnya, Syekh Jumadil Kubro banyak menyebarkan ajaran Islam di Kerajaan Samudera Pasai. Kemudian, ia juga berkelana di wilayah Jawa mulai dari Semarang, Demak, Bojonegoro, hingga Majapahit.
Dijelaskan dalam buku Memadukan Indonesia dan Islam susunan Tim Redaksi Majalah Tebuireng (2017), melalui perantara Syekh Jumadil Kubro, dakwah Ahlussunah wal Jamaah mulai banyak diterima di Nusantara. Bahkan pada tahun 1404, para da'i lainnya pun mulai dikirim untuk mendakwahkan agama Islam.
Peran Syekh Jumadil Kubro sangat besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Bagaimana kisah perjalanannya? Simak artikel berikut untuk mengetahuinya.

Kisah Syekh Jumadil Kubro Menyebarkan Agama Islam

Syekh Jumadil Kubro memiliki nama asli Sayyid Jamaluddin Husein. Beliau merupakan da'i masyhur yang berasal dari wilayah Samarkand, Uzbekistan. Menurut silsilahnya, Syekh Jumadi Kubro adalah keturunan ke-10 dari al-Husain, cucu Nabi Muhammad SAW.
Masjid Raya Sheikh Zayed di Abu Dhabi. Foto: Shutter Stock
Syekh Jumadil Kubro dikenal juga dengan nama Bapak Wali Songo. Mengutip buku Peradaban Makam: Kajian Inskripsi, Kuburan, dan Makam karya Hamidulloh Ibda (2019), beliau lahir pada tahun 1270 sebagai putera Ahmad Syah Jalaluddin, yakni bangsawan dari Nasrabad, India.
ADVERTISEMENT
Kakek buyutnya bernama Muhammad Shohib Mirbath, seorang ulama yang berasal dari Hadramaut, Yaman. Beliau memiliki garis keturunan langsung ke Imam Jafar Shodiq, yakni keturunan generasi ke-6 dari Nabi Muhammad SAW.
Sebelum aktif berdakwah, Syekh Jumadil Kubro pernah menjabat sebagai Gubernur Deccan di India. Setelah pensiun, beliau kemudian berkeliling ke berbagai belahan dunia untuk menyebarkan ajaran Islam.
Sejumlah literatur menyebutkan bahwa Syekh Jumadil Kubro berkeliling sampai ke Maghribi di Maroko, Samarqand di Uzbekistan, dan Kelantan di Malaysia. Beliau juga menginjakkan kakinya di Tanah Jawa pada era Majapahit.
Kemudian, beliau sampai ke Gowa, Sulawesi Selatan untuk berdakwah. Syekh Jumadil Kubro mendirikan surau pertama di Gunung Kawi yang berdampingan dengan Klenteng.
Ilustrasi Al-quran. Foto: Waleed_Hammoudeh/Shutterstock
Ini membuktikan bahwa sejak dulu umat Islam bisa hidup berdampingan secara damai dengan mayoritas pemeluk Hindu-Budha (Bhairawa). Syekh Jumadil Kubro menjadi pencetus uang berhasil mengajarkan sikap toleransi kepada umat Islam.
ADVERTISEMENT
Peran Syekh Jumadil Kubro yang begitu besar menjadikan ia dikenal sebagai orang yang telah meruwat Tanah Jawa. Ia berhasil membuat banyak bangsawan Majapahit memeluk agama Islam.
Beliau wafat pada tahun 1376 dan dimakamkan di Trowulan. Ada beberapa makam yang diklaim sebagai makam Syekh Jumadil Kubro, di antaranya di Semarang, Mojokerto, dan lereng Gunung Merapi Yogyakarta.
Kemudian pendapat lain juga mengatakan bahwa makamnya berada di wilayah Wajo, Sulawesi Selatan. Ini karena beliau terakhir kali pernah berdakwah di daerah Gowa.
(MSD)