Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Tari Pakarena, Ragam Seni Tradisional dari Sulawesi Selatan
10 Februari 2021 17:35 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Setiap daerah memiliki ragam tarinya masing-masing. Salah satu ragam tari yang terkenal di daerah Sulawesi Selatan yakni Tari Pakarena.
Tari Pakarena adalah tari tradisional yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan. Tarian ini banyak hidup dan berkembang di kalangan masyarakat Ara sebagai tarian yang selalu dibawakan oleh para tulolo (gadis) dalam upacara adat, terutama dalam adat perkawinan.
Bagaimana penyajian dan perlengkapan Tari Pakarena? Apa yang membedakannya dengan ragam tari lain? Agar lebih memahaminya simaklah penjelasan berikut.
Penyajian Tari Pakarena
Tempat penyajian tari pakarena umumnya dilakukan di barung-barung, bangunan berbentuk panggung yang dibangun berdempetan atau sejajar dengan bangunan rumah induk. Barung-barung ini sifatnya sementara, jika upacara adat telah usai tempat ini pun dibongkar kembali.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Seni Tradisional di Sulawesi Selatan oleh Kemdikbud, Tari Pakarena dihadirkan berdasarkan urutan-urutannya dalam upacara adat perkawinan. Urutan tersebut di antaranya karena tedong, karena siusiri, dan karena salonreng.
Karena tedong disajikan sebagai awal atau pembuka dalam upacara adat perkawinan. Karena siusiri disajikan pada pertengahan acara pesta adat. Karena siusiri ini sekaligus menjadi puncak atau klimaks dari acara pesta adat. Sedangkan karena salonreng merupakan acara penutup dari seluruh rangkaian upacara adat perkawinan.
Perlengkapan Tari Pakarena
Setiap ragam tari pasti memiliki perlengkapan khas yang membedakannya satu sama lain. Dalam Tari Pakarena, para penari (tulolo) menggunakan selendang sebagai perlengkapannya.
Selendang ini dalam bahasa setempat dikenal dengan nama tambong. Selendang atau tambong umumnya berwarna hijau dan pada ujungnya terdapat pemberat biji yang dinamakan ati-ati.
ADVERTISEMENT
Pakaian yang digunakan penari atau tulolo umumnya berwarna merah. Untuk bawahannya, penari menggunakan kain (sarung) samarenda sutra yang halus. Sarung samarenda yang dipakai penari juga umumnya berwarna merah.
Ciri khas lain yang dikenakan penari adalah hiasan kepala yang dinamakan rakkasua. Dahulu, rakkasua digunakan masyarakat setempat untuk menunjukan status seseorang yang berasal dari golongan atas.
Rakkasua biasanya dibuat dengan seni ukir dan ornamen yang khas. Ini dilakukan supaya terdapat ciri khas dari Tari Pakarena itu sendiri.
(MSD)