Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Tembang Gambuh Lengkap dengan Watak dan Isinya
23 November 2021 13:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tembang Gambuh adalah tembang yang secara umum mengandung nasihat tentang habluminallah (hubungan dengan Allah) dan habluminannas (hubungan dengan manusia ). Secara bahasa, gambuh memiliki arti kecocokan, sepaham, dan bijaksana.
ADVERTISEMENT
Menurut Muhammad Hanif dalam buku Kesenian Dongkrek, sikap bijaksana dalam hal ini berarti mampu menempatkan sesuatu sesuai dengan porsinya dan mampu bersikap adil. Namun di sisi lain, gambuh juga bisa diartikan sebagai kecocokan atau jodoh.
Maksudnya, tembang ini bisa menceritakan tentang perjalanan cinta seseorang dengan pasangan hidupnya. Mereka kemudian bertemu dan berkomitmen untuk menjalin ikatan pernikahan. Bagaimana isi Tembang Gambuh?
Isi Tembang Gambuh
Umumnya, Tembang Gambuh digunakan untuk menyampaikan cerita dan nasihat kehidupan , seperti rasa persaudaraan, toleransi, dan kebersamaan. Tembang ini kerap digunakan dalam suasana yang ragu-ragu.
Sekarang, Tembang Gambuh lebih dikenal sebagai Tembang Alit atau Tembang Macapat. Namun, Tembang Gambuh juga merupakan bagian dari Tembang Tengahan.
Dikutip dari buku Macapat Tembang Jawa: Indah dan Penuh Makna oleh Zahra Haidar, Tembang Gambuh memiliki susunan I-7-u; II-10-u; II-12-i; III-8-u; IV-8-o. Berikut contohnya yang dikutip dari Serat Wulangreh pupuh III karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV, Raja Surakarta:
ADVERTISEMENT
Aja nganti kabanjur,
‘jangan sampai terlanjur’
barang polah ingkang nora jujur,
‘bertingkah polah yang tidak jujur’
yen kebanjur sayekti kojur tan becik,
‘jika telanjur tentu akan celaka dan tidak baik’
becik ngupayaa iku,
‘lebih baik berusahalah’
pitutur ingkang sayektos.
‘ikuti ajaran yang sejati’
Tutur bener puniku,
‘ucapan yang benar itu’
sayektine apantes tiniru,
‘sejatinya pantas untuk diikuti’
nadyan metu saking wong sudra papeki,
‘meskipun keluar dari orang yang rendah derajatnya’
lamun becik nggone muruk,
‘jika baik dalam mengajarkan
iku pantes sira anggo,
‘itu pantas engkau gunakan’
Ana pocapanipun,
‘ada sebuah ungkapan’
adiguna adigang adigung,
‘adiguna, adigang, adigung’
pan adigang kidang adigung pan esthi,
ADVERTISEMENT
‘adigang itu seperti kijang, adigung itu seperti gajah’
adiguna ula iku,
‘adiguna itu ular’
telu pisan mati sampyuh.
‘ketiganya mati bersama secara sia-sia’
Si kidang ambegipun,
‘si kijang memiliki watak’
ngendelaken kebat lumpatipun,
‘menyombongkan kecepatannya berlari’
pan si gajah ngendelaken gung ainggil
‘si gajah menyombongkan tubuhnya yang tinggi besar’
ula ngendelaken iku
‘ular menyombongkan’
mandine kalamun nyakot
‘keampuhannya ketika menggigit’
Iku upamanipun,
‘itu sebuah perumpamaan’
aja ngendelaken sira iku,
‘jangan menyombongkan diri’
suteng nata iya sapa kumawani,
‘anak seorang raja siapa yang berani’
iku ambeke wong digang,
‘itu perilaku yang adigang’
ing wasana dadi asor.
‘pada akhirnya malah merendahkan martabat’
Adiguna puniku,
‘watak adiguna itu’
ngendelaken kapinteranipun,
‘menyombongkan kepandaiannya’
samubarang kabisan dipundheweki,
ADVERTISEMENT
‘seolah semua bisa dilakukan sendiri’
sapa bisa kaya ingsun,
‘siapa yang bisa seperti aku’
togging prana nora enjoh.
‘pada akhirnya tak bisa berbuat apa-apa’
Ambek adigung iku,
‘watak orang adigung itu’
angungasaken ing kasuranipun,
‘menyombongkan keperkasaannya’
para tantang candhala anyenyampahi,
‘semua ditantang berkelahi dan diremehkan’
tinemenan nora pecus,
‘padahal jika diladeni, ia tak berdaya’
satemah dadi geguyon
‘akhirnya menjadi bahan tertawaan’
Ing wong urip puniku,
‘dalam kehidupan manusia’
aja nganggo ambek kang tetelu,
‘jangan sampai memiliki watak ketiga tadi’
anganggoa rereh ririh ngati-ati,
‘milikilah sifat sabar, cermat, dan berhati-hati’
den kawangwang barang laku,
‘selalu introspeksi pada tingkah laku’
kang waskitha solahing wong.
‘pandailah membaca perilaku orang lain’
(MSD)