Konten dari Pengguna

Mengenal Tembang Pangkur, Puisi Tradisional dari Jawa

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
24 November 2021 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tembang Pangkur Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tembang Pangkur Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Ada beberapa macam tembang macapat, salah satunya adalah tembang pangkur. Macapat sendiri merupakan tembang atau puisi tradisional dari Jawa yang kemudian masuk dalam budaya Bali dan Sunda.
ADVERTISEMENT
Biasanya, tembang macapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memberi nasihat spiritual dan mencatat peristiwa penting yang terjadi pada zaman dulu. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam buku Mengungkap Perjalanan Sunan Kalijaga tulisan Jhony Hadi Saputra (2010).
Kembali berbicara tentang tembang pangkur, kesenian tembang Jawa ini identik dengan nasihat kehidupan. Untuk menambah wawasan Anda, langsung saja simak penjelasan mengenai tembang pangkur berikut ini.
Ilustrasi Tembang Pangkur Foto: Unsplash

Apa Itu Tembang Pangkur?

Menurut Bram Palgunadi (2021) dalam buku Serat Kandha Suluk Tembang Wayang, pangkur berasal dari nama punggawa dalam kalangan kependetaan. Dalam Serat-Purwa-Ukura, pangkur diberi arti “ekor” atau “buntut”.
Tembang pangkur bermakna seseorang yang menginjak usia senja. Di mana orang tersebut mulai mungkur atau mengundurkan diri dari hal-hal keduniawian dan mendekatkan diri pada Tuhan.
ADVERTISEMENT
Tembang pangkur lazim digunakan untuk memberikan nasihat kehidupan kepada orang lain agar orang tersebut mampu menempuh hidup baik serta bermartabat.
Pada dasarnya, tembang pangkur memiliki beragam sikap, mulai dari disiplin, ramah, tegas, dan lain-lain. Tembang pangkur tersusun atas tujuh gatra (baris) setiap pada (bait). Watak tembang pangkur, yakni mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadikan manusia lebih mulia derajatnya.
Ilustrasi Tembang Pangkur Foto: Unsplash

Contoh Tembang Pangkur

Agar lebih memahami tembang pangkur, ada baiknya Anda menyimak contoh tembang pangkur berikut seperti dikutip dari buku Mengungkap Perjalanan Sunan Kalijaga oleh Jhony Hadi Saputra (2010) dan buku Filsafat Ku oleh Wafa Aldawamy:
Contoh 1
Sekar Pangkur kang winarna
lelabuhan kang kanggo wong urip
ala lan becik puniku
ADVERTISEMENT
prayoga karwuhana
adat waton puniku dipun kadulu
miwa ingkang tatakrama
den keesthi siyang ratri
Contoh 2
Mingkar mingkuring ukara
Akarana karenan mardi siwi
Sinawung resmining kidung
Sinuba sinukarta
Mrih kretarta pakartining ilmu luhung
Kang tumrap ing tanah Jawa
Agama ageming aji
Ilustrasi Tembang Pangkur Foto: Unsplash
Contoh 3
Rukun agawe santosa,
Sapa congkrah mung bubrah kang pinanggih,
Iku piwulang salugu
Elinga sapu sada,
Yen den esuh yekti tan kena pinutung,
Nanging yen suhe tan ana,
Luwih gampang den putungi.
Jam pitu mangkat sekolah,
Kaya ngene rasane wong dadi murid,
Wira-wiri saben esuk,
Mlebu nyang pawiyatan,
Aja uwis lamun durung entuk kursus,
Kursus saking pawiyatan,
Minangka sanguning urip.
Contoh 4
Ayo sayangi sesame,
Bagai sayang pada diri sendiri,
ADVERTISEMENT
Dengan menyayangi itu,
Dan dengan rasa ikhlas,
Ayolah bersegera lakukan itu,
Menjadi disayang Tuhan,
Mendapat Rahmat Illahi.
(GTT)