Mengenal Ulos dan Uis Gara, Ragam Pakaian Adat Batak

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
5 Maret 2021 22:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ulos sebagai pakaian adat Batak. Foto: Dok. Erwin Gumilar
zoom-in-whitePerbesar
Ulos sebagai pakaian adat Batak. Foto: Dok. Erwin Gumilar
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang melimpah. Mulai dari kesenian, rumah adat, sampai makanan tradisional yang dimiliki setiap daerah berbeda-beda, termasuk pakaian adat.
ADVERTISEMENT
Pakaian adat merupakan salah satu warisan budaya yang menjadi ciri khas masing-masing suku yang ada di Indonesia, termasuk Batak, suku di Provinsi Sumatera Utara. Batak sendiri memiliki beberapa jenis suku dengan pakaian adatnya masing-masing. Di antara sekian banyak pakaian adat, ada dua yang paling umum, yakni Ulos dan Uis Gara.

Ulos

Ulos. Foto: Kemenparekraf
Jika berbicara mengenai pakaian adat Batak, sebagian besar akan langsung menyebut Ulos. Mengutip laman resmi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif , dari bahasa asalnya, ulos berarti kain. Hingga kini, ulos secara turun menurun masih dikembangkan oleh masyarakat Batak di Sumatera Utara.
Awalnya, ulos hanya dikenakan dalam bentuk selendang atau sarung dan sering digunakan pada perhelatan resmi atau upacara adat. Namun, ulos kini banyak dijumpai dalam berbagai hal lainnya, seperti souvenir, sarung bantal, tas, pakaian, taplak meja, atau dompet.
ADVERTISEMENT
Umumnya, Ulos didominasi dengan warna merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan dari benang emas atau perak.
Sayangnya, sebagian besar ulos telah punah karena sudah tidak diproduksi lagi. Sebut saja Ulos Raja, Ulos Ragi Botik, Ulos Gobar, Ulos Saput, dan Ulos Sibolang.
Ulus menjadi bagian properti yang selalu muncul dalam berbagai acara orang Batal. Misalnya saat upacara pernikahan, kelahiran, dan dukacita.
Selain matahari dan api, ulos juga termasuk ke dalam tiga sumber kehangatan yang diyakini para leluhur Batak sebagai pemberi kehidupan bagi manusia. Ulos juga memiliki nilai tinggi di tengah masyarakat Batak. Bahkan sampai dibuat aturan adat mengenai penggunaan Ulos, yaitu:
ADVERTISEMENT
Untuk penggunaannya, aturannya adalah sebagai berikut:

Uis Gara

Uis Gara. FOto: Kemenparekraf
Uis Gara merupakan pakaian adat yang digunakan dalam kegiatan adat dan budaya Batak Karo. Selain digunakan sebagai pakaian resmi, pakaian ini sebelumnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat tradisional Karo.
Kata Uis Gara berasal dari bahasa Karo yaitu uis yang artinya kain dan gara yang berarti merah. Sama seperti Ulos, warna yang mendominasi kain Uis Gara adalah merah, hitam, putih, serta dihiasi beragam tenunan dari benang emas dan perak.
ADVERTISEMENT
Uis Gara dibuat dari kapas yang dipintal dan ditenun secara manual serta diwarnai menggunakan zat pewarna alami. Cara pembuatannya tidak menggunakan mesin melainkan menggunakan alat tenun.
Uis Gara terdiri dari berbagai jenis dengan fungsi yang berbeda-beda. Namun, beberapa di antaranya sudah langka karena tidak digunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari.
(ADS)