Konten dari Pengguna

Mengenal Wali Majdub, Sosok yang Tenggelam dalam Kecintaannya kepada Allah SWT

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
7 September 2021 14:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wali majdub. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wali majdub. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Wali majdub adalah seorang hamba yang telah tenggelam dalam rasa rindu dan cinta penuh kepada Allah SWT. Karena majdub, di dunia ia tampak seperti orang gila dan tidak mengingat urusan dunia.
ADVERTISEMENT
Wali majdub bukan tempat untuk belajar, tapi tempat untuk berhusnuzhan. Tidak dianjurkan bagi umat Muslim untuk meminta doa kepadanya dan mengikuti ajarannya. Cukup percaya bahwa dia adalah kekasih Allah.
Jika dilihat sekilas, wali majdub terkesan mencapai maqam kewalian tanpa banyak usaha. Namun, sebenarnya mereka adalah golongan yang dikaruniai pertolongan Allah secara mendadak, tanpa ada persiapan apapun dari mereka. Merekalah yang dirujuk dalam firman Allah surah Ali Imran ayat 47:
يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
Artinya: "Dia (Allah) mengkhususkan rahmat-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki."
Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang wali majdub lengkap dengan sikap menghormatinya.

Mengenal Wali Majdub dan Sikap Menghormatinya

Ilustrasi wali majdub. Foto: pixabay
Secara dzahir, wali majdub tidak terlihat menempuh jalan perwalian, karena tingkahnya tidak seperti wali 'alim pada umumnya. Namun pada hakikatnya, mereka tetap menempuh jalan perwalian yang telah dipendekkan oleh Allah sehingga menjadi lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Akulah Debu di Jalan Al-Musthafa karya Tri Wibowo, mereka yang majdub ini kadang mengeluarkan ucapan yang aneh (syatahah) akibat "mabuk Tuhan". Beberapa dari ucapan itu terdengar melanggar syariat dan akidah.
Menurut sebagian ulama tarekat, ucapan wali majdub yang keliru ini diucapkan dalam keadaan jadzab atau ekstase spiritual. Kedudukan ucapan ini seperti kekeliruan dalam ijtihad, tidak boleh untuk diamalkan. Seandainya pun benar, tidak boleh dijadikan dasar hukum selama tidak dikuatkan oleh dalil syara' yang jelas dan sah.
Wali majdub sering menampakkan tindakan lahiriah yang aneh dan mendekati tindakan orang gila. Mengutip buku Tafsir Al-Azhar karya Ulama Besar Indonesia, Imam Sya'rani meriwayatkan bahwa ada seorang wali majdub bernama Syekh Sya'ban al-Majdub. Ia selalu bertelanjang badan dan yang ditutupnya hanya sekadar kemaluannya saja. Namun ketaatannya pada Allah SWT tidak perlu diragukan.
ADVERTISEMENT
Ada pula seorang wali majdub lain yang bernama Syekh Ali Wahisy. Beliau memiliki banyak keramat. Ia selalu berdiri di hadapan rumah pelacuran, menunggu orang-orang yang datang berzina dengan perempuan lacur.
Setelah mereka keluar, ia berkata, "Berdirilah supaya aku beri engkau syafa'at dan hapus dosamu". Seakan-akan wali ia menjadi pelindung bagi para pelacur.
Ilustrasi wali majdub. Foto: pixabay
Lebih lanjut, Husein Ja'far mengatakan bahwa mereka kerap memunculkan karamah yang cenderung negatif di mata orang awam. Bagi orang awam, tentu sulit untuk mengetahui seorang yang berkelakukan seperti orang gilaini benar seorang wali atau justru orang gila sungguhan.
Namun secara teori, karakteristik ini mudah untuk dibedakan. Orang jadzab adalah orang yang secara "tiba-tiba" ditarik oleh Tuhan sampai terbuka hijabnya dan wushul ke hadirat ilahiah, sehingga dia terpesona dan jiwanya terguncang.
ADVERTISEMENT
Wali majdub terus-menerus terpesona pada keagungan dan keindahan Allah. Mereka tidak menderita gila dalam arti kerusakan mental. Sebab mereka masih punya kesadaran akan dirinya.
Namun, karena kecintaannya yang mendalam kepada Allah ini, mereka hanya memikirkan urusan akhirat dan ilahiah. Mereka tidak mengingat urusan dunia sedikitpun.
Untuk menyikapinya, jika ada seorang wali majdub, seorang Muslim hendaknya berhusnuzhan padanya. Cukup yakinkan diri bahwa apa yang ia lakukan adalah atas kehendak Allah SWT karena ia begitu mencintai-Nya.
Namun, tidak disarankan untuk berguru padanya. Sebagaimana disampaikan Buya Yahya dalam ceramah singkatnya di Chanel Youtube Al-Bahjah TV, beliau berkata:
“Tidak disarankan bagi kita untuk berguru pada wali majdub. Tidak juga meminta doa pada-Nya. Cukup berhusnuzhan saja dan pelajarilah ilmu agama dari para wali ‘alim”
ADVERTISEMENT
(MSD)