Mengenal Watak Tembang Pocung beserta Contohnya untuk Mengingat Kematian

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
19 November 2021 10:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kuburan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kuburan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Tembang pocung adalah tembang yang mengandung makna perjalanan manusia. Pocung atau pucung merupakan tembang macapat yang biasanya digunakan untuk mengingat kematian.
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, tembang pocung berasal dari kata "pocong", merujuk pada jenazah yang sudah dikafani dan hendak dikebumikan. Menurut Wafa Aldawamy dalam buku Filsafat Ku, tembang ini umumnya mengisahkan perjalanan akhir kehidupan manusia di dunia.
Kelak, manusia akan pergi ke alam baka dan kekal di dalamnya. Mereka akan kembali pada Sang Pencipta untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di dunia. Bagaimana watak tembang pocung?

Watak Tembang Pocung

Nasihat kematian seharusnya disampaikan dengan rasa haru, duka, dan kesedihan. Kerapkali nasihat kematian juga disampaikan dengan nada yang serius. Namun, ketentuan ini tidak berlaku pada tembang pocung.
Ilustrasi kuburan. Foto: Pixabay
Watak tembang pocung lebih santai dan disampaikan dengan cara menghibur. Tembang pocung kerap diselipkan candaan, humor, dan teka-teki lucu. Ini bertujuan untuk memudahkan penyampaian pesan kepada khalayak yang mendengarnya.
ADVERTISEMENT
Watak lain dari tembang pocung yaitu kata "cung" yang sifatnya lucu. Ucapan ini memiliki makna kesegaran dan kelucuan, sehingga memberikan suasana dan kesan yang santai. Dikutip dari Seni Tutur Madihin oleh Abdul Salam, berikut contoh tembang pocung yang bisa Anda simak:
Ngelmu iku kelakone kanthi laku
Lekase lawan kas
Tegese kas nyantosani
Setya budya pengekesing dur angkara
Artinya:
llmu itu bisa diperoleh hanya dengan keunggulan
Caranya harus khusyuk
Karena khusyuk itu kuat
Setiapada budi luhur memberantas kejahatan
Ilustrasi kuburan. Foto: Pixabay
Guru gatra tembang pocung di atas ada empat karena terdiri atas empat baris kalimat. Guru wilangannya adalah 12, 6, 8, dan 12.
Kalimat pada baris pertama berjumlah 12 suku kata (wanda), baris kedua 6 suku kata, baris ketiga 8 suku kata, dan baris keempat 12 suku kata. Guru lagu atau bunyi akhir suku kata dari setiap kalimatnya bervokal [u], [a], [i], [a].
ADVERTISEMENT
Simak contoh tembang pocung selanjutnya:
Kerras lamon ta' akerres rogi ongghu
Tanto nemmo palang
Ngaddhu bângal ta' papekker
Padâna aperrang ta'ngeba ghaghaman
Isi tembang pocung di atas mengandung ungkapan kerras lamon ta' akerres rogi ongghu, yaitu pesan bahwa setiap melakukan pekerjaan atau tindakan perlu dipikir terlebih dahulu. Sebab, jika tidak, maka akan berakibat fatal pada diri sendiri.
(MSD)