Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Yaumul Hisab, Hari Perhitungan Seluruh Amal Perbuatan Manusia
17 Februari 2022 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada hari kiamat nanti, seluruh umat manusia akan melalui rangkaian tahapan yang mengantarkannya menuju akhirat. Salah satu tahapan yang harus dilalui adalah hari perhitungan seluruh amal perbuatan manusia.
ADVERTISEMENT
Menurut buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas XI milik Harjan Syuhada dkk, hari perhitungan seluruh amal perbuatan manusia disebut Yaumul Hisab. Tahapan ini ada setelah manusia dibangkitkan kembali di hari kebangkitan atau dikenal dengan Yaumul Baats.
Selanjutnya, umat manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar pada hari perkumpulan atau Yaumul Mahsyar. Di sinilah, setiap manusia menunggu keputusan dari Allah SWT tentang baik buruknya amal perbuatan yang dilakukan semasa hidup di dunia.
Barulah proses perhitungan (hisab) seluruh amal perbuatan manusia yang ia kerjakan selama ini dimulai. Pada waktu ini, seluruh anggota tubuh seperti tangan dan kaki akan ikut bersaksi.
Proses di Hari Perhitungan (Yaumul Hisab)
Lailatus Suwaybah dalam bukunya berjudul Percakapan di Dalam Akhirat memaparkan, hisab atau perhitungan dilakukan oleh Allah SWT secara langsung. Durasinya tergantung pada amal perbuatan selama seseorang hidup di dunia .
ADVERTISEMENT
Jika semasa hidupnya termasuk orang yang senantiasa taat kepada perintah Allah, proses perhitungan akan berlangsung cepat. Sebaliknya, jika selama hidup di dunia selalu berbuat maksiat, prosesnya akan terbilang sangat lama.
Di hari Yaumul Hisab, Allah SWT akan berlaku seadil-adilnya. Ada manusia yang melaluinya dengan mudah, ada pula yang melewatinya dengan sangat berat. Kembali ditekankan, bahwa semua bergantung pada amal ibadah yang diperbuat selama hidup.
Apakah manusia bisa melebih-lebihkan atau mengurangi amal perbuatannya? Tentu saja tidak. Sebab, dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, bukan mulut yang berbicara, melainkan tangan dan kakinya sebagai saksi. Allah berfirman:
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS. Yasin ayat 65).
Perhitungan amal saat Yaumul Hisab didasarkan pada isi buku catatan amal yang diberikan kepada setiap manusia saat pemutusan amal. Proses penerimaan buku catatan juga berbeda-beda untuk setiap manusia. Ada yang menerimanya dari sebelah kanan, kiri, atau belakang. Allah berfirman:
ADVERTISEMENT
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak “Celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala.” (QS. Al Insyiqaq ayat 7-12).
Tak sampai di situ, dalam Alquran dijelaskan bahwa Allah SWT memasang timbangan amal kepada setiap manusia. Timbangan pada hari kiamat ini sejatinya harus diyakini umat Muslim . Dalam ayat disebutkan bahwa Allah SWT berfirman:
"Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang), Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah." (QS Al Qariah ayat 6-9).
ADVERTISEMENT
Siapa yang timbangan amal baiknya lebih berat,maka dia menjadi yang beruntung dan masuk ke surga. Sebaliknya, siapa yang ringan timbangan amal baiknya, dialah golongan orang-orang merugi dan masuk ke neraka.
(VIO)
Live Update