Konten dari Pengguna

Mengenang 3 Tokoh Perumus Pancasila: Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
31 Mei 2021 14:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tugu Garuda Pancasila di depan gedung Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Foto: Jessica Helena Wuysang/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Tugu Garuda Pancasila di depan gedung Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Foto: Jessica Helena Wuysang/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Kendati demikian, nilai-nilai yang terkandung dalam dasar negara ini merupakan kristalisasi dari budaya bangsa yang telah mengakar kuat sejak lampau.
ADVERTISEMENT
Lahirnya Pancasila sebagai dasar negara tidak lepas dari peran Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Para anggota BPUPKI bertugas merundingkan segala hal yang perlu dimiliki negara yang berdaulat, salah satunya dasar negara.
BPUPKI menyelenggarakan sidang pertamanya pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945 di gedung Chuo Sangi Pejambon Jakarta. Terdapat tiga tokoh yang mengemukakan pendapatnya mengenai rumusan dasar negara pada sidang tersebut. Yaitu Mohammad Yamin, Soepomo, dan Ir Soekarno.

Mohammad Yamin, Tokoh Pertama yang Merumuskan Dasar Negara

Mohammad Yamin. Foto: dok. Wikimedia Commons
Mohammad Yamin merupakan pakar hukum sekaligus sastrawan asal Sawahlunto. Karier beliau di dunia politik dimulai ketika ditetapkan sebagai ketua Jong Sumatera Bond.
Beliau terlibat aktif dalam Kongres Pemuda. Dalam kongres tersebut Mr. Mohammad Yamin juga mengusulkan penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
ADVERTISEMENT
Saat bersekolah di AMS (Algemene Middelbare School), beliau bekerja sebagai penulis dan wartawan. Setelah lulus sarjana hukum ia menjadi pengajar di sekolah Jurnalistik dan Pengetahuan Umum.
Mengutip buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Salikun dkk (2014), Mr. Mohammad Yamin merupakan tokoh pertama yang menyampaikan pidato rumusan dasar negara pada tanggal 29 Mei 1945. Rumusan dasar negara versi Mohammad Yamin adalah sebagai berikut:
Setelah berpidato secara lisan, Mr. Mohammad Yamin mengajukan konsep dasar negara secara tertulis kepada Ketua Sidang yang isinya sedikit berbeda dengan isi pidato sebelumnya, yaitu:
ADVERTISEMENT
Dalam pidato tersebut, Mr Mohammad Yamin menekankan pentingnya berpegang teguh pada identitas bangsa. Bangsa Indonesia seharusnya tidak meniru tata negara luar karena telah memiliki kebudayaan yang beradab.

Rumusan Dasar Negara Versi Soepomo

Suasana saat Sidang BPUPKI (Foto: belajar.kemendikbud.go.id)
Soepomo lahir dari keluarga ningrat. Kakeknya, KRT Reksowadono merupakan Bupati Sukoharjo. Saat menempuh pendidikan hukum di Universitas Leiden, Soepomo bergabung dengan organisasi Perhimpunan Indonesia.
Melalui organisasi inilah beliau belajar nilai-nilai pergerakan kemerdekaan. Beliau kemudian bergabung dengan organisasi Budi Oetomo dan didapuk sebagai wakil ketua pada 1930. Pada sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945, Soepomo menyampaikan calon dasar negara versinya, yaitu:
Seperti Yamin, Soepomo juga menyampaikan pesan penting. Negara Indonesia harusnya tidak mempersatukan dirinya dengan golongan terbesar dan terkuat dalam masyarakat. Akan tetapi, negara mempersatukan diri dengan segala lapisan rakyat yang berbeda golongan dan paham.
ADVERTISEMENT

Ir Soekarno dan Asal Usul Nama Pancasila

Patung lilin Ir. Soekarno dipajang berdampingan dengan Garuda Pancasila Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Soekarno merupakan putra dari seorang guru bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibu bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Beliau menempuh pendidikan di Hogere Burger School (HBS) Surabaya berkat bantuan kawan ayahnya, yakni H.O.S. Tjokroaminoto.
Di Kota Pahlawan, Bung Karno bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam (organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu) seperti Alimin, Musso, Darsono, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis. Beliau kemudian aktif dalam organisasi pemuda Tri Koro Dharmo.
Ir Soekarno merupakan tokoh ketiga yang diberi kesempatan berpidato mengenai dasar negara. Rumusan dasar negara versi Bung Karno yaitu:
Mengutip jurnal Pandangan Bung Karno Tentang Pancasila dan Pendidikan oleh Dwi Siswoyo (2013), Ir. Soekarno menyampaikan bahwa kelima dasar negara tersebut dinamakan Panca Dharma. Namun kawan beliau yang merupakan ahli bahasa mengusulkan agar diberi nama Pancasila saja.
ADVERTISEMENT
“Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa– namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi.” – Bung Karno dalam buku Camkan Pancasila: Pancasila Dasar Falsafah Negara.

Proses Disahkannya Pancasila Sebagai Dasar Negara

Ilustrasi Garuda Pancasila. Foto: Shutter Stock
Untuk membahas lebih lanjut mengenai rumusan dasar negara, dibentuk Panitia Kecil yang dipimpin Soekarno. Tugas mereka adalah mengumpulkan usul dan pandangan para anggota BPUPKI mengenai hal-hal yang berkenaan dengan Indonesia merdeka.
Kemudian dibentuklah Panitia Sembilan untuk mendalami masalah dasar negara. Rapat Panitia Sembilan pada 22 Juni 1945 menghasilkan naskah Piagam Jakarta.
Sila pertama Pancasila yang tercantum dalam Piagam Jakarta adalah "Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya".
ADVERTISEMENT
Mempertimbangkan kondisi masyarakat Indonesia yang beragam, dilakukan perubahan pada sila pertama menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Pancasila kemudian disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945.
(ERA)