Konten dari Pengguna

Mengetahui Arti Kacar Kucur Yaiku, Ritual Pernikahan Adat Jawa

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
4 November 2021 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kacar-kucur yaiku Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kacar-kucur yaiku Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kacar-kucur yaiku adalah istilah dalam bahasa Jawa. Apabila diterjemahkan menjadi bahasa Indonesia, yaiku artinya “yaitu”. Sementara itu, kacar-kucur merupakan ritual dalam pernikahan adat masyarakat Jawa.
ADVERTISEMENT
Biasanya, ritual adat kacar-kucur dilakukan setelah sindur binayang dan sebelum menjemput besan. Menurut Lies Aryati dalam bukunya yang berjudul Acara Pernikahan, upacara kacar-kucur menjadi simbol bahwa suami akan menyerahkan segala penghasilannya kepada istri untuk kesejahteraan keluarga.
Untuk memperdalam pengetahuan mengenai upacara kacar-kucur, mari simak artikel di bawah ini!
Ilustrasi kacar-kucur yaiku Foto: Foto: Rachmadi Rsyad/kumparan

Kacar-Kucur Yaiku

Kacar-kucur yaiku merupakan upacara yang menggambarkan pengantin pria sebagai pihak pemberi nafkah (rizki). Berdasarkan informasi dari buku Pengantin Solo Putri & Basahan: Prosesi, Tata Rias, dan Busana (2010), kacar-kucur membutuhkan beberapa perlengkapan, antara lain:
ADVERTISEMENT
Dalam pelaksanaan upacara kacar-kucur, mempelai pria akan menuangkan uang recehan logam yang sudah dicampur beras kuning, kacang-kacangan, serta bumbu dapur yang dibungkus dalam kantung dari anyaman klasa bangka.
Uang logam tersebut dituangkan ke pangkuan mempelai wanita yang sudah dialasi oleh kain sindur. Selanjutnya, mempelai wanita harus menjaga dengan hati-hati agar kucuran dari sang suami tidak tercecer.
Setelah itu, mempelai wanita akan membungkus logam yang sudah dituang menggunakan kain sindur dan menitipkan bungkusan kain tersebut kepada ibu pengantin wanita.
Bungkusan kain berisi logam ini menjadi bukti kesungguhan pengantin pria untuk menafkahi keluarga. Kain ini juga menjadi bentuk kesiapan istri untuk menggunakan hasil nafkah sang suami dengan sebaik mungkin guna mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Ilustrasi kacar-kucur yaiku Foto: Shutterstock

Macam-macam Ritual Pernikahan Adat Jawa

Selain kacar-kucur, ada ritual pernikahan adat Jawa lainnya yang tidak kalah unik. Berikut macam-macam ritual pernikahan adat Jawa yang dikutip dari buku Pengantin Solo Putri & Basahan oleh Martha Tilaar Puspita Martha (2013):
ADVERTISEMENT
1. Sinduran
Sindur Binayung atau Sinduran adalah ritual menyelimuti pundak kedua mempelai dengan kain sindur. Kain sindur merupakan selendang berwarna merah dengan pinggiran berwarna putih. Warna merah dan putih menggambarkan wanita dan pria yang bersatu untuk melanjutkan keturunan.
Sementara itu, ayah dari pengantin wanita akan berjalan perlahan di depan mempelai. Ini menjadi simbol pembuka jalan bagi kedua mempelai untuk menjalani lembar kehidupan baru.
2. Nimbang
Dalam upacara nimban, ayah dari pengantin wanita akan duduk di tengah pelaminan dan memangku kedua mempelai. Mempelai pria duduk di paha kanan, sedangkan wanita di paha kiri.
Selanjutnya, ayah dan ibu mempelai wanita akan saling bertanya jawab. Prosesi ini mengandung makna bahwa orangtua tidak membedakan anak atau menantu, keduanya memiliki derajat yang sama.
ADVERTISEMENT
3. Tanem Jero
Dalam prosesi Tanem Jero, ayah dari pengantin wanita akan kembali berdiri. Selanjutnya, kedua orangtua dari mempelai akan mendudukkan pasangan mempelai di kursi pelaminan sambil menepuk pundak mereka.
Sembari melakukan prosesi ini, kedua orangtua akan mengucapkan selamat dan doa agar mempelai hidup rukun. Tanem Jero mengandung arti bahwa orangtua tidak akan melepaskan anaknya begitu saja dalam memasuki kehidupan rumah tangga.
(GTT)