Konten dari Pengguna

Menilik Makna Matius 5 dalam Alkitab tentang Ucapan Bahagia hingga Hukum Taurat

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
29 Oktober 2021 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi matius 5 Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi matius 5 Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Alkitab membahas tiga hal berbeda dalam Injil Matius 5, yaitu ucapan bahagia, garam dan terang dunia, serta Yesus dan hukum Taurat. Pasal lima terdiri dari 48 ayat yang dipisahkan menjadi tiga bagian.
ADVERTISEMENT
Di antara ketiga pembahasan tersebut, “garam dan terang dunia” menjadi topik yang kerap kali dibahas pendeta di gereja. Topik itu sering dikaitkan dengan karakter serta cara hidup umat Kristen.
Untuk memahami makna Matius 5 lebih mendalam, Anda bisa menyimak ulasan berikut. Namun sebelumnya, ada baiknya untuk mengetahui ayat Alkitab Matius 5 terlebih dahulu.
Ilustrasi matius 5 Foto: Unsplash

Bunyi Matius 5 dalam Alkitab

Seperti diketahui, Matius 5 terdiri dari 48 ayat. Berikut beberapa bunyi ayat Alkitab-nya:
1. Perikop Ucapan Bahagia
(1) Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
(2) Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
(3) Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
ADVERTISEMENT
(4) Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
(5) Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
(6) Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
(7) Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
(8) Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
(9) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
(10) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
(11) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
(12) Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”
ADVERTISEMENT
2. Perikop Garam dan Terang Dunia
(13) “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
(14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
(15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
(16) Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Ilustrasi matius 5 Foto: Unsplash

Makna Matius 5 dalam Alkitab

Setiap perikop dalam Matius 5 mengandung makna penting yang berbeda-beda. Mengutip Jurnal Makna Ucapan Bahagia dalam Injil Matius 5:1-12 tulisan Ruwi Hastuti, perikop “Ucapan Bahagia” memaparkan penjelasan Tuhan Yesus Kristus mengenai kekekalan hidup.
ADVERTISEMENT
Dalam khotbahnya, Yesus menjelaskan delapan sifat orang yang diberkati, bahagia, dan hidupnya berkenan di hadapan Tuhan. Yesus juga menegaskan agar orang percaya hidup oleh iman kepada Anak Allah dan berbahagia atas segala sesuatu yang terjadi dalam hidup.
Kemudian pada perikop “Garam dan Terang Dunia”, umat Kristiani diingatkan untuk menjadi garam dan terang dunia. Menjadi garam artinya umat harus memberikan pengaruh yang baik kepada orang di sekitar. Layaknya garam yang memberikan rasa asin.
Mengutip Jurnal Makna Garam dan Terang Dunia Menurut Injil Matius 5:13-16 dan Aplikasinya bagi Gereja Masa Kini karya Herlince Rumahorbo, menjadi terang artinya umat harus memberitakan Injil dan kebenaran firman Allah kepada sesama.
Agar menjadi garam dan terang, umat harus melekat pada Tuhan Yesus dan tidak mudah terpengaruh oleh kebiasaan-kebiasaan duniawi yang bertentangan dengan Alkitab.
ADVERTISEMENT
Perikop terakhir, “Yesus dan Hukum Taurat”, menjelaskan bahwa memelihara perintah hukum Taurat adalah syarat untuk memasuki Kerajaan Surga. Perikop tersebut juga membahas perintah untuk mengasihi sesama dan musuh.
(GTT)