Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Menilik Perumpamaan Tentang Talenta dalam Alkitab beserta Maknanya
22 Januari 2022 13:57 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tuhan Yesus kerap kali menyampaikan perumpamaan agar pengajaran-Nya lebih mudah dipahami. Salah satu perumpamaan yang populer, yaitu perumpamaan tentang talenta dalam Alkitab.
ADVERTISEMENT
Perumpamaan tentang talenta tercatat dalam Matius 25 ayat 14-30 yang berjudul “Perumpamaan tentang Talenta”. Perumpamaan ini cukup mirip dengan perumpamaan tentang uang mina yang disampaikan Yesus di Yerikho.
Sejatinya, perumpamaan tentang talenta memiliki makna yang sama dengan perumpamaan tentang lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana yang dimuat di ayat sebelumnya. Untuk memahami maknanya, ada baiknya untuk menyimak kisahnya terlebih dahulu.
Perumpamaan tentang Talenta dalam Alkitab dan Maknanya
Mengutip buku Sejarah Kerajaan Allah 2 Perjanjian Baru tulisan J.h. Bavick Prof. Dr., perumpamaan tentang talenta menceritakan seorang bangsawan yang hendak pergi ke luar negeri untuk dinobatkan menjadi seorang raja.
Sebelum berangkat, ia membagikan beberapa talenta kepada para hambanya untuk dijadikan modal selama ia pergi. Hamba pertama diberikan lima talenta, hamba kedua diberikan talenta, kemudian hamba terakhir dihadiahkan satu talenta.
ADVERTISEMENT
Usai pergi beberapa lama, tuan tersebut kembali dan memanggil hamba-hambanya. Ia menanyakan tentang talenta yang sempat diberikan sebelum dirinya pergi. Hamba pertama sangat rajin bekerja, sehingga ia menerima untung sebanyak lima talenta.
Maka, tuan itu memuji hamba pertama dan berkata: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara besar.
Selanjutnya, tuan itu memanggil hamba kedua yang memperoleh dua talenta. Hamba kedua menjelaskan bahwa dirinya sudah mendapatkan untung dua talenta. Mendengar hal itu, tuan tersebut menyambut hamba kedua dengan sukacita.
Namun ketika mendatangi hamba ketiga, tuan itu mendapati satu talenta yang diberikannya tidak berkembang. Hamba ketiga mengaku cemburu pada hamba lain karena hanya mendapatkan satu talenta.
ADVERTISEMENT
Karena jengkel terhadap tuannya, ia memutuskan untuk menyembunyikan talenta itu di dalam tanah. Tidak hanya itu, hamba yang malas tersebut juga menyalahkan dan menyebut tuannya sebagai sosok kejam yang hanya memikirkan keuntungan sendiri.
Ketika mendengar pernyataan hamba ketiga, tuan menjadi murka. Dia pun menindak hamba ketiga dengan keras. Satu talenta yang diberikan itu diambil kembali dan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap.
Mengutip buku Tafsir Alkitab Injil Matius Psl:23-28 yang ditulis oleh Dr. J.T. Nielsen, kisah perumpamaan tentang talenta dalam Alkitab menunjukkan dua pandangan berbahaya.
Pertama, ada orang yang tidak memperhatikan masa depan dan masih menikmati hari ini. Kedua, orang yang menyangka masa depan sudah di ambang pintu, sehingga tidak perlu memperhatikan hari ini.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, perumpamaan ini mengingatkan umat Kristen untuk terus berjaga-jaga sebelum Tuhan Yesus datang kedua kalinya. Sebab, Tuhan Yesus akan datang dan menilai umat Kristen menurut sikap hidup, cara berjaga-jaga, dan tingkat kewaspadaan.
(GTT)