Konten dari Pengguna

Mitos Bunga Edelweis yang Populer, Benarkah Melambangkan Keabadian?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
2 Oktober 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bunga edelweiss yang dijual di kaki Gunung Merapi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Bunga edelweiss yang dijual di kaki Gunung Merapi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bunga edelweis yang dikenal sebagai “Bunga Abadi” memiliki kecantikan dan daya tarik yang khas, berbeda dengan jenis bunga lainnya. Bunga ini berasal dari daerah pegunungan tertinggi di dunia, yakni Himalaya dan Siberia.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-19, bunga yang semula bernama bunga wol ini kemudian ditetapkan namanya menjadi Edelweis oleh para ahli botani. Lambat laun, bunga edelweis semakin dikenal, bahkan mendapatkan status khusus di negara Swiss.
Kini, bunga edelweis mulai tersebar di banyak wilayah pegunungan di dunia, termasuk Indonesia. Menurut laman House of Switzerland, bunga ini hanya bisa tumbuh pada ketinggian sekitar 1.800-3.400 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Ada banyak mitos tentang bunga edelweis yang beredar di masyarakat luas. Untuk mengetahuinya, simaklah pembahasannya lebih lanjut dalam artikel berikut ini.

Mitos tentang Bunga Edelweis yang Terkenal

Hamparan bunga edelweis yang sedang bermekaran di Gunung Papandayan Foto: Shutter Stock
Bunga edelweis sering disebut sebagai everlasting flower atau bunga keabadian. Dinamakan demikian karena bunga ini bisa mekar dalam waktu yang cukup lama. Itu mengapa, banyak oknum pendaki yang berlomba untuk memburunya.
ADVERTISEMENT
Mereka memetik bunga edelweis dengan tujuan yang beragam. Ada yang memetiknya untuk dikomersialisasikan atau dijual dan ada pula yang mengambilnya untuk kepentingan pribadi misalnya diberikan ke pasangan.
Konon, ada mitos yang mengatakan bahwa laki-laki atau perempuan yang memberikan bunga ini kepada pasangannya, maka cintanya akan abadi. Hubungannya dengan pasangan juga akan langgeng sampai maut memisahkan.
Namun nyatanya, itu hanyalah mitos belaka. Tidak ada bukti ilmiah yang menjelaskan tentang korelasi bunga edelweis dengan hubungan percintaan seseorang.
Bicara soal mitos, ternyata tidak hanya Indonesia saja yang mempercayai hal semacam ini. Kembali mengutip laman House of Switzerland, masyarakat Eropa percaya bahwa bunga edelweis memiliki kekuatan magis.
Di Austria, bunga abadi ini biasa dijadikan sebagai dupa. Asap yang dihasilkannya diyakini mampu mengusir roh-roh jahat yang menyerang hewan ternak.
ADVERTISEMENT
Dalam ranah pengobatan tradisional, bunga edelweis juga dipercaya bisa meredakan gangguan pencernaan dan mengobati penyakit pernapasan seperti TBC (tuberculosis).

Makna Filosofis di Balik Bunga Edelweis

Padang Edelweis di Gunung Sindoro Foto: Muhammad Naufal/kumparan
Sejak ratusan tahun silam, bunga edelweis dikenal dengan nama yang beragam, mulai dari wullbluomen (bunga wol), immortelle des Alpes (alpen abadi), hingga Chatzen-Talpen (kaki kucing). Namun kini, ahli botani menamainya sebagai “Bunga Edelweis”, nama bunga yang disepakati di seluruh dunia.
Apabila diterjemahkan, arti bunga edelweis adalah putih mulia. Menurut laman I Am Expat, selama abad ke-19, bunga edelweis putih dan kuning dipilih sebagai simbol kemurnian Pegunungan Alpen dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Di samping itu, bunga edelweis juga muncul dalam seragam pasukan Kekaisaran Austria-Hungaria pada tahun 1907. Kemudian, seragam tersebut dihadiahkan kepada pasukan Jerman selama Perang Dunia I sebagai simbol keberanian.
ADVERTISEMENT
Masyarakat dunia mengenal bunga edelweis sebagai simbol kesetiaan dan cinta yang mendalam. Popularitasnya meroket usai cerita tentang Kaisar Austria, Franz Joseph I, yang memetik bunga edelweiss tersebar ke seantero negeri.
Konon, ia memetik bunga itu untuk istrinya yang bernama Sisi. Untuk mendapatkan setangkai bunga, Joseph harus mendaki gunung hingga ketinggian maksimal. Upaya yang dilakukannya ini melambangkan keberanian dan perjuangan cinta.
(MSD)