Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mitos Bunga Wijaya Kusuma yang Masih Dipercaya Masyarakat hingga Kini
24 November 2022 14:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, bunga wijaya kusuma biasa dijadikan sebagai tanaman hias. Menurut catatan sejarah, tanaman ini pertama kali dibawa oleh para pedagang China ke Indonesia pada zaman kerajaan Majapahit.
Ciri khas bunga wijaya kusuma dilihat daunnya yang berwarna hijau, berbentuk pipih, serta terdapat lekukan-lekukan kecil dan keras. Bunga ini berwarna putih gading serta memiliki aroma yang sangat harum ketika baru mekar.
Karena mekar dalam waktu yang sangat singkat, masyarakat kerap mengaitkannya dengan mitos-mitos tertentu. Apa saja mitos bunga wijaya kusuma yang dipercaya oleh masyarakat Indonesia? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan dalam artikel berikut ini.
Mitos Bunga Wijaya Kusuma
Sejak dulu, bunga wijaya kusuma dianggap sebagai bunga yang misterius. Sebab, waktu mekarnya tidak bisa diperkirkan oleh siapapun. Namun umumnya, bunga ini mekar setahun sekali.
Tanaman yang masuk dalam kategori kaktus ini tingginya bisa mencapai 3 meter. Jumlah bunganya bisa bertambah seiring dengan pertambahan umur tanaman.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Kisah-Kisah Mistis dan Misteri karya Agustinus Wicaksono, ukuran bunga wijaya kusuma sekitar 17 cm dan kelopaknya mengeluarkan aroma yang sangat harum. Bunga ini biasa mekar pada pukul 9-10 malam.
Terkadang, bunga wijaya kusuma juga mekar pada dini hari. Kemudian esok harinya saat matahari terbit, bunga ini akan layu dan mati.
Mitos bunga wijaya kusuma yang paling terkenal yaitu bunga ini dapat membawa peruntungan. Jika seseorang melihat bunga wijaya kusuma sedang berproses mekar, maka ia akan memperoleh rezeki tak terduga.
Dalam tradisi pewayangan Jawa , bunga wijaya kusuma dianggap sebagai bunga pusaka milik Sang Hyang Wisnu. Bunga ini dijaga oleh Sang Dewa Pemelihara pada zaman Ramayana.
Kepercayaan tersebut dianut oleh raja-raja di kerajaan Hindu pada zaman dahulu. Sebut saja Airlangga Jayabaya, Anglingdarma, Ken Arok, dan Kertawardhana yang turut mewarisi bunga wijaya kusuma sebagai bunga pusakanya.
Tidak hanya itu, Kerajaan Mataram Islam di Surakarta dan Yogyakarta pun tak lepas dari mitos bunga wijaya kusuma. Mereka percaya bahwa dengan memetik bunga wijaya kusuma, maka raja yang akan dilantik dapat memerintah kerajaan dengan penuh kesejahteraan.
ADVERTISEMENT
Dalam primbon Jawa, bunga wijaya kusuma dikaitkan dengan orang yang memiliki watak rupawan, sangat peka, berbudi luhur, dan teliti. Namun terkadang, orang ini berubah menjadi pribadi yang angkuh dan tidak menyukai keramaian.
Mengutip buku Mengenal dan Belajar Menanam Bunga Wijaya Kusuma karya Sant (2020), bunga wijaya kusuma tidak dapat dipisahkan dari simbol Kalender Jawa dan Bali. Karena bunga ini telah menjadi bagian dari simbol Pawukon, tepatnya pada wuku ke-12 dan ke-30.
Wuku ke-12 terkait Dewa Endra (Indra), Raja-Langit (Kahyangan Indraloka). Sedangkan Wuku ke-30 terkait Prabu Watugunung, satu-satunya raja bumi kala itu yang berpusat di kerajaan Gilingwesi.
(MSD)