Mitos Rumah Tusuk Sate Menurut Teori Feng Shui, Baik atau Buruk?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
21 Oktober 2022 9:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi rumah. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rumah. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Kebanyakan orang tidak ingin memiliki rumah tusuk sate karena dianggap bisa membawa pengaruh yang buruk. Menurut teori Feng Shui, posisi rumah tusuk sate atau rumah yang berada di ujung pertigaan jalan umumnya tidak membawa keberuntungan.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Cara Gampang Membeli Rumah Tanpa Modal karya Suprayitno Marlan (2015), rumah tusuk sate bisa mendatangkan berbagai keburukan bagi penghuninya. Keburukan tersebut bisa berupa hal-hal yang terasa serba salah, kesehatan menurun, sering sakit-sakitan, dan keuangan yang menipis.
Di sisi lain, sebagian masyarakat juga percaya bahwa memiliki rumah tusuk sate dapat memperburuk keharmonisan rumah tangga. Mitos ini sudah dipercaya oleh masyarakat secara turun-temurun.
Mereka percaya bahwa aura negatif akan senantiasa melingkari rumah tusuk sate. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang mitos rumah tusuk sate selengkapnya untuk Anda.

Mitos Rumah Tusuk Sate

Ada banyak mitos rumah tusuk sate yang beredar di masyarakat. Dijelaskan dalam buku Kisah Nyata Cerita Desa Tak Berpenghuni susunan Agustinus Wicaksono, posisi rumah ini bisa mendatangkan aura mistis dan negatif bagi orang yang menempatinya.
Ilustrasi rumah. Foto: pixabay
Terkadang, aura tersebut dirasakan oleh tetangga di sekitar rumah. Hal ini membuat mereka merasa ada hal yang aneh dan janggal dari rumah tusuk sate tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebagian masyarakat percaya bahwa rumah yang berada di ujung persimpangan bisa mendatangkan musibah bertubi-tubi. Musibah ini bisa berupa kesulitan ekonomi, sering sakit-sakitan, atau kecelakaan.
Posisi rumah ini juga diyakini bisa membuat hubungan kekeluargaan menjadi tidak harmonis. Suami dan istri akan ribut terus mempermasalahkan hal yang tidak penting.
Masyarakat Tionghoa biasanya tidak memilih rumah tusuk sate sebagai tempat hunian. Namun, jika rumah tersebut digunakan sebagai tempat usaha, mereka akan mempertimbangkannya.
Menurut teori Feng Shui, rumah tusuk sate tidak begitu strategis. Posisinya berhadapan langsung dengan jalan yang lurus, sehingga bisa mendatangkan banyak angin ke dalam rumah. Ini bisa menyebabkan polusi udara.
Di sisi lain, rumah tusuk sate juga dinilai terlalu mencolok. Rumah tersebut dilalui oleh banyak orang dan kendaraan, sehingga membuat pemilik rumah risih dan tidak nyaman.
Ilustrasi rumah. Foto: pixabay

Mitos Rumah Menurut Teori Feng Shui

Tidak hanya rumah tusuk sate, teori Feng Shui juga membahas tentang mitos posisi rumah lainnya. Dirangkum dari buku Feng Shui: Mitos Fakta susunan Suhana Lim (2017), berikut penjelasannya:
ADVERTISEMENT

1. Rumah dekat dengan tempat ibadah

Kurang baik jika rumah Anda berdekatan dengan semua tempat ibadah, bukan hanya klenteng atau toapekong. Sebab, energi positif di sekitar rumah dapat terpengaruh dan kalah dengan energi negatif yang dimiliki rumah ibadah.

2. Rumah menghadap barat

Bila Anda kekurangan energi Logam, maka sebaiknya posisikan rumah ke arah barat. Teori ini berkaitan dengan pengenalan ba zi masing-masing orang. Arah barat dinilai bisa membawa hoki dan keberuntungan.

3. Rumah di tengah-tengah

Posisi rumah di tengah-tengah dibutuhkan jika energi tanahnya lemah. Namun tidak disarankan jika bangunan lebih kecil, kemudian diapit oleh bangunan lebih besar dan tinggi. Karena dalam teori Feng Shui dikategorikan sebagai rumah "terjepit".
(MSD)