Konten dari Pengguna

Mitos Tidak Sengaja Menabrak Kucing, Benarkah Pertanda Sial?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
20 Desember 2022 11:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kucing hitam. Foto: Giedriius/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kucing hitam. Foto: Giedriius/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Mitos tidak sengaja menabrak kucing seringkali dikaitkan dengan hal-hal buruk. Sebagian orang percaya bahwa orang yang menabrak kucing akan membuatnya mengalami kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Kepercayaan ini diyakini oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya di tanah Jawa. Bahkan ada yang beranggapan bahwa kucing yang tertabrak lalu mati dan tidak dikubur oleh pelakunya bisa membalaskan dendam.
Dijelaskan dalam buku Indra Keenam susunan RA Phoenix (2017), mitos yang berkaitan dengan hewan dikenal dengan istilah mediumship. Mitos ini diyakini tanda-tandanya secara turun-temurun dan dikaitkan dengan benda hidup seperti binatang.
Sebagian orang mengatakan bahwa mitos ini tidak boleh dilanggar. Bagaimana penjelasannya dalam Islam? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan dalam artikel berikut ini.

Mitos Tidak Sengaja Menabrak Kucing

Dijelaskan dalam buku Jabalkat II: Jawaban Problematika Masyarakat susunan MHM Lirboyo (2015), seseorang yang tidak sengaja menabrak kucing tidak bisa dikaitkan dengan hal-hal buruk. Sebab, mitos tersebut tidak sepenuhnya benar dalam Islam.
Ilustrasi manten kucing. Foto: sweet marshmallow/Shutterstock
Mempercayai mitos buruk adalah bentuk dari tathayyur (menjadikan sesuatu sebagai pertanda kejelekan). Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
ADVERTISEMENT
“Tidak ada thiyarah (dalam keburukan) dan sebaik-baiknya thiyarah adalah al-fa’lu. Nabi ditanya, ‘yaa Rasulullah apa itu al-fa’lu?’ Nabi menjawab, ‘kalimat bagus yang kalian dengar’” (HR. Muslim)
Jika seorang Muslim sampai meyakini, membenarkan, bahkan melakukan suatu tindakan karenanya, maka ia benar-benar telah keliru. Hal tersebut jelas tidak dibolehkan dalam Islam.
Orang yang mempercayai mitos bisa dikategorikan sebagai orang yang kufur. Terlebih jika ia meyakini bahwa mitos tersebut bisa mendatangkan manfaat ataupun kemudharatan.
Kemudian, ia tidak meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas kuasa dan kehendak Allah SWT. Dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda:
“Thiyarah adalah syirik dan bukan dari kami, selain (apa yang terbersit dalam hati). Akan tetapi Allah menghilangkannya dengan tawakkal.” (HR. Ahmad)
Ilustrasi manten kucing. Foto: yoke bear/Shutterstock
Dijelaskan dalam Majalah Cat and Dog Edisi 12, menabrak kucing tidak sengaja tidak akan mendatangkan dosa. Allah SWT berfirman dalam surat Al-ahzab ayat 5 yang artinya:
ADVERTISEMENT
“…Dan tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Adapun jika seseorang tidak sengaja menabrak kucing, maka sebaiknya ia menguburnya. Tindakan ini dilakukan bukan semata-mata karena mempercayai mitos tersebut, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab.
Sebab, semua hewan termasuk kucing adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Oleh karena itu, umat Muslim wajib bersikap baik kepadanya. Jika tidak sengaja menabraknya, maka sebaiknya dipinggirkan atau dikubur terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan.
Sebagian ulama mengatakan bahwa tanggung jawab adalah bentuk dari adab seorang Muslim. Adab ini dapat memberatkan timbangan amal di akhirat kelak. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya perkara yang lebih berat di timbangan amal bagi seorang Mu'min adalah akhlak yang baik. Dan Allah tidak menyukai orang yang berbicara keji dan kotor.” (HR. At Tirmidzi)
ADVERTISEMENT
(MSD)