Konten dari Pengguna

Multazam, Tempat Mustajab untuk Berdoa di Tanah Haram

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
8 Maret 2021 9:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang Muslim dapat memanjatkan doa kapan saja dan di mana saja. Itu karena Allah Maha Mendengar dan Dia selalu dekat dengan umat-Nya yang beriman. Ini sesuai Firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 186 yang artinya:
ADVERTISEMENT
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al Baqarah [2]: 186).
Meski demikian, terdapat lokasi tertentu yang diyakini menjadi tempat terbaik untuk berdoa. Salah satunya adalah multazam. Mengutip buku Tapak Sejarah Seputar Mekah-Madinah tulisan Muslim H. Nasution (2004: 30), multazam terletak di antara Hajar Aswad yang ada di Rukun Yamani dan pintu Ka’bah.
Inilah tempat yang paling diburu jamaah haji dan umrah setelah mengerjakan thawaf. Di sana, umat Islam berdoa dengan khusyu kepada Sang Khalik. Ini bukanlah suatu kebetulan karena Rasulullah SAW sendiri menuturkan bahwa multazam adalah tempat yang mulia untuk berdoa.
ADVERTISEMENT

Keistimewaan Multazam

Suasana Ka'bah di Masjidil Haram pada Senin (27/7). Foto: Dok. gph.gov.sa
Multazam berasal dari kata il-tazama fulanan yang artinya “memeluk si fulan”. Sebab di sanalah Rasulullah SAW memeluk Ka’bah. Beliau meletakkan dada, pipi, dan kedua telapak tangannya di dinding Ka’bah, tepatnya di Multazam, bersama dengan para sahabat.
Yang membuat tempat tersebut begitu istimewa adalah karena Rasulullah menyebut multazam sebagai sebagai salah satu lokasi berdoa yang sangat mustajab. Dalam hadits yang diriwayatkan Al Baihaqi dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda:
''Antara Rukun Aswad (sudut tempat terdapatnya Hajar Aswad) dan pintu Ka'bah disebut Multazam. Tidak ada orang yang minta sesuatu di Multazam melainkan Allah mengabulkan permintaan itu."
Inilah sebabnya jamaah haji dan umrah selalu berdesak-desakan untuk dapat mencapai Multazam. Multazam selalu dipenuhi hamba-hamba Allah yang secara khusyu berdoa tentang berbagai persoalan, baik tentang permasalahan dunia maupun akhirat.
ADVERTISEMENT

Berdoa di Multazam

Melansir situs Islamic Landmarks, umat Islam yang berada di multazam disunnahkan untuk mencontoh Nabi Muhammad SAW dengan beriltizam. Yakni dengan cara memegang dinding Ka’bah sehingga dada, pipi, dan kedua telapak tangan menempel pada dinding.
Diriwayatkan bahwa setelah menyelesaikan Tawaf, Abdullah bin Umar melakukan shalat kemudian mencium Hajar al-Aswad. Setelah itu beliau berdiri di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah sedemikian rupa sehingga pipi, dada, dan tangannya menempel ke dinding. Ia kemudian berkata, "Seperti inilah aku lihat Rasulullah melakukannya."
Jemaah haji 2020 mengenakan masker berdoa di sekitar Ka'bah, Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Foto: Kementerian Media Arab Saudi
Di sini, seseorang dapat berdoa sesuai keinginan hatinya. Tetapi Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar juz 1 menyebutkan doa yang sunnah dibaca saat berada di Multazam adalah sebagai berikut ini:
ADVERTISEMENT
اللهم لَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَكَ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَكَ أَحْمَدُكَ بِجَمِيْعِ مَحَامِدِكَ مَا عَلِمْتُ مِنْهَا وَمَا لَم أَعْلَمْ وَعَلَى جَمِيْعَ نِعَمِكَ مَا عَلِمْتُ مِنْهَا وَمَا لَمْ أَعْلَمْ وَعَلَى كُلِّ حَالٍ اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ اللهم أَعِذْنِي مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ وَأَعِذْنِيْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ وَقَنَعْنِيْ بِمَا رَزَقْتَنِيْ وَبَارِكْ لِيْ فِيْهِ اللهم اجْعَلْنِيْ مِنْ أَكْرَمِ وَفْدِكَ عَلَيْكَ وَأَلْزِمْنِيْ سَبِيْلَ الْلإِسْتِقَامَةِ حَتَّى أَلْقَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Allâhumma lakal hamdu hamdan yuwâfî ni‘amaka wa yukâfi‘u mazîdaka. Ahmaduka bi jamî’i mahâmidika mâ ‘alimtu minhâ wa mâ lam a‘lam wa alâ jamî’i ni‘amika, mâ ‘alimtu minhâ wa mâ lam a’lam wa alâ kulli hâl. Allâhumma shalli ala Muhammadin wa ala âli Muhammadin. Allâhumma a‘idznâ minasy syaithânir rajîm wa a‘idzni min kulli sû` wa qann‘ni bi mâ razaqtanî wa bârik lî fîhi. Allâhummaj ‘alnî min akrami wafdika ‘alaika wa alzimnî sabîlal istiqâmati hattâ alqâka yâ Rabbal âlamîn.
ADVERTISEMENT
Artinya, “Ya Allah, bagi-Mu pujian, (dengan) pujian yang meliputi seluruh anugerahmu. Aku bersyukur pada-Mu atas segala macam pemberian-Mu, baik yang kuketahui ataupun yang tidak kuketahui, dan atas segala nikmat-Mu, baik yang kuketahui ataupun yang tidak kuketahui, dan atas segalanya.
Ya Allah, sholawat dan salam semoga tercurah limpahkan pada Nabi Muhammad dan keluarganya. Ya Allah, lindungi aku dari setan yang terkutuk, lindungi pula aku dari segala kejelekan, cukupi aku dengan segala yang Kauberikan kepadaku, dan berkahi aku dalam rezeki tersebut. Ya Allah, jadikan aku sebagai tebusan yang terbaik terhadap-Mu, dan tetapkan aku pada jalan yang istiqamah hingga aku kelak bertemu dengan-Mu, wahai Tuhan semesta alam.”
(ERA)
ِ