Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Nama-Nama Walisongo yang Menyebarkan Agama Islam di Tanah Jawa
9 September 2021 17:27 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Walisongo didefinisikan sebagai tokoh islam yang sangat diagungkan di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Buku Sejarah Walisongo: misi pengislaman di Jawa oleh Budiono Hadi Sutrisno menjelaskan bahwa kata Walisongo berasal dari kata wali yang berarti “orang yang dipercayai”.
ADVERTISEMENT
Sedangkan songo diartikan sebagai nomor 9 dalam bahasa Jawa. Setiap anggota Wali Songo diberikan gelar Sunan yang artinya “terhormat”.
Mereka mendapatkan gelar terhormat ini bukan tanpa alasan. Para Wali berhasil “mengi-islam-kan” hampir seluruh masyarakat Jawa . Itulah alasan mengapa mereka sangat dihormati.
Oleh karena itu, umat Muslim Tanah Air sepatutnya untuk terus mengingat sosok Walisongo yang telah memberikan kontribusi besar terhadap penyebaran agama Islam di Indonesia. Untuk mengenang sembilan Sunan penyebar Islam di tanah Jawa, berikut adalah nama-nama Walisongo yang terhormat.
Nama-Nama Walisongo
Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)
Dalam buku SUNAN GRESIK (MAULANA MALIK IBRAHIM: Seri Kisah Walisongo, Maulana Malik dari lahir merupakan sosok yang istimewa. Ia dikatakan adalah keturunan ke-22 Nabi Muhammad SAW. Ia juga kerap dipanggil Sunan Gresik atau Sunan Tandhes.
ADVERTISEMENT
Sunan Gresik menyebarkan ajaran-ajaran Islam melalui perdagangan dan penyediaan obat untuk masyarakat. Sebagian masyarakat menganggap Maulana Malik sebagai orang yang pertama yang membawa Islam ke tanah Jawa dan memperkenalkan pendidikan pesantren di Indonesia.
Raden Rahmat (Sunan Ampel)
Mengutip buku Kisah teladan Walisongo: sembilan Wali penyebar Islam di Jawa, Raden Rahmat adalah pendiri Masjid Agung Demak. Selain masjid, beliau juga membangun dan mengembangkan pondok pesantren. Pada abad ke-15, pusat salah satu pesantren yang paling berpengaruh di Indonesia dan mancanegara dibangun oleh Sunan Ampel.
Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang)
Dikutip dari buku Seri Kisah Walisongo: Sunan Bonang oleh Yoyok Rahayu Basuki, dijelaskan bahwa Maulana Makdum adalah cucu dari Maulana Malik Ibrahim alias Sunan Gresik. Sunan Bonang dapat kesempatan menyebarkan ajaran Islam karena beliau diperintahkan oleh Sunan Ampel untuk memberikan dakwah di daerah Tuban, Jawa Timur. Beliau juga memiliki murid yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Raden Paku (Sunan Giri)
Latar belakang kehidupan Sunan Giri bisa dibilang sangat tragis. Dalam buku Seri Kisah Walisongo: Sunan Giri oleh Yoyok Rahayu Basuki dijelaskan, ketika lahir, masyarakat sekitar menganggap Sunan Giri sebagai pembawa kutukan.
Oleh karena itu, beliau dibuang ke laut dan ditemukan oleh para pelaut yang sedang berada di sana. Ia lalu dibawa ke Gresik dan diberikan kepada saudagar kaya bernama Nyai Gede Pinatih.
Ibu tirinya lalu membawanya ke Surabaya untuk menimba ilmu agama Islam. Setelah bertahun-tahun belajar, Sunan Giri diperintah untuk menyiarkan ajaran Islam.
Raden Qosim (Sunan Drajat)
Dikutip dari buku Sunan Drajat: Jejak Para Wali oleh Tri Sarworsi dijelaskan bahwa Sunan Drajat lahir pada tahun 1470 Masehi. Setelah menguasai ajaran Islam, beliau menyebarkannya di desa Drajat. Jiwa sosial Sunan Drajat membantunya menyebarkan ajaran-ajaran Islam secara efektif.
ADVERTISEMENT
Raden Said (Sunan Kalijaga)
Raden Said lahir pada tahun 1450 Masehi. Dalam buku Mengungkap Perjalanan Sunan Kalijaga oleh Jhony Hady Saputra menyatakan bahwa Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam melalui seni. Tetapi seni yang dikaryakan beliau tidak sembarangan, beliau menanamkan ajaran-ajaran Islam ke dalam karyanya.
Jafar Shadiq (Sunan Kudus)
Mengutip buku Sunan Kudus: Sang Panglima Perang oleh Tim Emir, Sunan Kudus dikenal sebagai orang yang mengajarkan masyarakat untuk memperbaiki kepribadian yang jelek, tekun mengaji, dan mau berdagang. Hal tersebut bisa disingkatkan oleh filosofi “gusjigang” yang dipegang oleh beliau. Gus berarti bagus, ji berarti mengaj, dan gang artinya berdagang.
Raden Umar Said (Sunan Muria)
Dijelaskan dalam buku Wali Songo : 9 Sunan oleh Noer Al, Raden Prawoto adalah putra pertama dari Sunan Kalijaga. Beliau disebut dengan nama Sunan Muria karena tinggal di Gunung Muria. Sunan Muria menekankan tak hanya kebaikan Islam, tetapi juga manfaat Islam untuk kehidupan.
ADVERTISEMENT
Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)
Dikutip dari buku Sunan Gunung Jati Cirebon: sejarah ringkas oleh Imron Abu Amar, seperti Sunan Gresik, Sunan Gunung Jati adalah keturunan dari para Nabi dan Rasul dari keturunannya dengan putra mahkota Mesir, Syarif Abdullah Al Hauthy.
Setelah bertahun-tahun ditanamkan ajaran Islam oleh ayahnya, Sunan Gunung Jati ingin mencontoh kepribadian para Nabi, saking kagumnya beliau pada sosok para Rasul. Dorongan untuk menyamakn kepribadiannya dengan para Nabi menjadikan beliau satu-satunya Walisongo yang menjadi sultan. Sunan Gunung Jati menggunakan pengaruhnya sebagai sultan untuk menyebarkan ajaran Islam di sekitaran pesisir.
(ADB)