Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Namus adalah Julukan bagi Malaikat Jibril, Ini Asal dan Arti Katanya
13 Februari 2023 14:17 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Namus adalah julukan bagi Malaikat Jibril yang disampaikan oleh Waroqoh bin Naufal, sepupu Khadijah atau istri Nabi Muhammad SAW. Hal itu disampaikan Waroqoh saat Nabi Muhammad SAW dan Khadijah menemuinya usai mendapat wahyu pertama berupa surat Al-Alaq ayat 1-5 di Gua Hira.
ADVERTISEMENT
Dalam buku Ringkasan Sirah Nabawiyah: Butir-Butir Perjalanan Hidup Rasulullah SAW yang ditulis Muhammad Atim, dikisahkan Rasulullah awalnya mengasingkan diri di Gua Hira pada malam 10 Agustus 610 M setelah enam bulan lamanya bermimpi tentang fajar subuh yang menyingsing. Saat beliau berada di Gua Hira, datanglah Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu dari Allah SWT.
Saat Malaikat Jibril memintanya membaca, Rasul menjawab tak bisa. Hingga tiga kali selalu menjawab tak bisa, akhirnya Rasul dengan hati yang gemetar berhasil membaca surat Al-Alaq ayat 1-5 dengan mengikuti bacaan Malaikat Jibril.
Saat keluar dari Gua Hira, Rasul kemudian melihat sosok berwujud laki-laki di ufuk langit yang mengaku sebagai Jibril. Ia berkata,“Wahai Muhammad, engkau adalah Rasulullah dan aku adalah Jibril”.
ADVERTISEMENT
Mendengar hal itu Rasul hanya bisa terdiam dan pergi setelah sosok tersebut beranjak dari tempat tersebut. Sepulangnya dari Gua Hira, Rasul langsung menceritakannya kepada sang istri, Khadijah yang kemudian membawanya bertemu Waroqoh.
Lantas, seperti apa percakapan keduanya? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Julukan Namus dalam Pesan Waroqoh
Masih dari sumber yang sama, Nabi Muhammad SAW kemudian menceritakan pertemuannya dengan sosok Jibril. Kemudian, Waroqoh yang telah mempelajari kitab Injil itu kemudian berkata:
“Ini adalah Namus (Malaikat Jibril) yang telah Allah utus kepada Nabi Musa. Andaikan saja aku masih muda saat itu. Andaikan saja aku masih hidup tatkala kaummu mengusirmu.”
Rasul kemudian bertanya kepada Waroqoh soal kebenaran kaumnya yang akan mengusirnya itu. Waroqoh kembali menjawab:
ADVERTISEMENT
“Benar. Tak seorang pun pernah membawa seperti yang engkau bawa melainkan akan dimusuhi. Andaikan aku masih hidup pada masamu nanti, tentu aku akan membantumu secara sungguh-sungguh”.
Asal dan Arti Kata 'Namus'
Dalam buku The Religion of Islam Jilid 1: Sumber Agama Islam: Qur’an Suci, Sunnah & Hadits, Ijtihad yang ditulis oleh Maulana Muhammad Ali, dijelaskan bahwa malaikat yang membawa wahyu kepada Nabi Muhammad SAW itu adalah Namusul-Akbar. Kata tersebut memiliki arti, malaikat yang diberi kepercayaan atas rahasia Tuhan.
Sementara dalam buku Dunia Barat & Islam, Sudibyo Markus mencatat bahwa Muhammad Husain Haikal dalam buku Sejarah Hidup Muhammad pernah mengutip pernyataan Montagomery Watt yang menyebut bahwa namus biasanya diambil dari kata noms. Dalam Bahasa Yunani noms berarti undang-undang atau kitab suci yang diwahyukan. Ia juga mengatakan, istilah namus tak ditemukan dalam Al-Quran.
ADVERTISEMENT
Ath-Thabari dalam buku Muhammad di Makkah dan Madinah juga menyampaikan hal yang sama. Ia menyebut, sepertinya namus berasal dari Bahasa Yunani yaitu nomos yang artinya hukum dan ditemukan dalam lima kitab Musa atau yang dikenal dengan Taurat dalam Bahasa Arab.
(NSA)