Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Naskah Khutbah Jumat Nasehat Kehidupan agar Istiqomah di Jalan Allah SWT
9 Juni 2022 13:49 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Khutbah memiliki kedudukan yang agung dalam syariat Islam, sehingga sudah sepatutnya khatib shalat Jumat menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin. Sebab, khutbah Jumat merupakan kesempatan yang amat baik untuk memberikan nasihat kepada jamaah dalam rangka meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana dijelaskan oleh Ahmad Sarwat, Lc., MA dalam buku Hukum-Hukum Terkait Ibadah Shalat Jumat, nasihat adalah salah satu bentuk yang termasuk ke dalam rukun khutbah. Nasihat atau wasiat ini berisikan pesan-pesan kebaikan yang dapat mengajak jamaah kepada ketaatan atau menjauhi dari segala kemaksiatan.
“Adalah Rasulullah SAW biasa berkhotbah dengan berdiri dan duduk di antara dua khutbah, membaca beberapa ayat dan memberi nasihat kepada jamaah.” (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
Selain itu, biasanya khutbah Jumat berisi kalimat yang baik, penuh kelembutan dan hikmah. Dengan begitu jemaah Jumat dapat merenungkan setiap kata yang telah disampaikan oleh khatib untuk selalu berbuat kebaikan sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Khutbah Jumat Nasehat Kehidupan
Untuk itu, tema naskah khutbah Jumat singkat tentang nasehat kehidupan ini dapat menjadikan pilihan terbaik dan paling bagus untuk disampaikan kepada jemaah. Berikut contoh khutbah Jumat yang berisikan nasihat agar menjadikan pribadi yang istiqomah di jalan Allah yang dinukil dari buku 35 Khutbah Jumat Terpopuler oleh Marolah Abu Akrom, S.Ag. M.M, .
ADVERTISEMENT
Tips Menjadi Pribadi Yang Istiqomah
Innalhamdalillahi nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu Wana’udzubiillah minsyurruri ‘anfusinaa waminsayyi’ati ‘amaalinnaa Manyahdihillah falah mudhillalah Wa man yudh lil falaa haadiyalah Wa asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh. Ya ayyuhal-ladzina 'amanuttaqullaha haqqa tuqatihi wala tamutunna illa wa antum muslimun.
Yaa ayyuhannaasut taquuw rabbakumullazhiy khalaqakum min nafsiwwaahidatiw wa khalaqa minhaa zawjahaa wa bastyam minhumaa rijaalan kasthiyraw wa nisaa-'aa wat-taqullaahal-la dzhiy tasaa-aluuna bihii wal arhaam innallaaha kaana ‘alaykum raqiybaa.
Ya ayyuhalladziina 'amanuu ittaquullaha waquuwluu qawlan sadiiydan. Yuslih lakum a'malukum wayaghfirlakum dzunuuwbakum waman yuti'i-llaha warosuulahu faqod faza fawzan 'adzhiiyma. Amma ba'du, Fa inna asdaqol hadiitsi kitaabulloohi wakhoirul hadyii hadyu muhammadin shallallahu 'alaihi wa sallam, wasyarrull umuuri muh da tsaa tuhaa wakulla muh da tsaatin bid'ah wakullah bid'tin dholaalalah, wakullah dhaalaatin fiyn naar.
ADVERTISEMENT
Kaum Muslimin sidang jamaah Jumat yang berbahagia, Rahimakumullah.
Puji dan syukur Alhamdulillah marilah kita sampaikan kehadirat ALlah Rabbul’izzati,pada kesempatan Jumat ini kita kembali dapat melaksanakan kewajiban sebagai seorang Muslim yaitu shalat Jumat secara berjamaah di masjid yang kita cintai ini. Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada uswatun hasanah kita yaitu baginda nabi besar Muhammad SAW. juga kepada segenap keluarga dan sahabatnya, semoga kita semua yang hadir di masjid ini kelak di hari kiamat mendapatkan syafaat dari beliau. Aamiin.
Mengawali khutbah singkat pada kesempatan ini, sebagaimana biasa khatib berwasiat kepada diri pribadi dan kepada seluruh jamaah, marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa yaitu melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
ADVERTISEMENT
Kaum Muslimin sidang jamaah Jumat yang berbahagia, Rahimakumullah.
Kata istiqomah kerap kali kita dengar secara reflek dari orang-orang yang ada disekitar kita dan sudah menjadi bagian dari bahasa sehari-hari terutama bagi umat Islam yang ingin selalu istiqomah dalam segala hal yang baik, positif dan bermanfaat.
Setelah kita lacak dari berbagai literatur yang ada ternyata kata istiqomah ini berasal dari bahasa Arab yang artinya tegak dan lurus. Dari makna ini lah dapat kita maknai istiqomah itu adalah sikap tegak dalam pendirian dan lurus dalam tindakan. Lalu pendirian apa yang kita tegakkan dan tindakan lurus apa yang kita lakukan? Tentu pendirian yang bernilai kebenaran dan lurus dalam setiap tindakan baik berupa hati, pikiran, lisan maupun sikap yang dilakukan secara sungguh-sungguh.
ADVERTISEMENT
Untuk lebih memantapkan makna istiqomah ini, perhatikan firman Allah dalam surat Hud ayat 112 dan Fushshilat ayat 30:
فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Artinya: “Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hud: 112)
Kaum Muslimin sidang jamaah Jumat yang berbahagia, rahimakumullah.
Memang untuk dapat mencapai tingkat istiqomah dan menjadi karakter dalam hidup, sangatlah berat, tidak semua orang dapat mencapainya. Ada orang yang awalnya istiqomah namun ditengah perjalanan istiqomahnya hilang. Ada orang yang awalnya tidak istiqomah kemudian ditengah perjalanan istiqomah lalu mendekati kematian ternyata hilang istiqomahnya. Ada orang tidak pernah istiqomah tapi menjelang ajal bisa istiqomah. Ada orang mulai aqil balig sampai akhir hidup tetap istiqomah.
ADVERTISEMENT
Diantara ke empat tingkat istiqomah tersebut ada dua yang lulus yaitu nomor tiga dan empat. Dua tingkat istiqomah yang paling tinggi adalah nomor empat, ini adalah tingkat istiqomah para nabi dan para wali. Mudah-mudahan kita bisa mengikuti keistiqomahan mereka walaupun sangat berat.
Kaum Muslimin sidang jamaah Jumat yang berbahagia, rahimakumullah.
Pada khutbah Jumat edisi kali ini, khatib akan menyampaikan 5 tips yang dapat kita ikhtiarkan untuk menjadi pribadi yang selalu istiqomah hingga akhir kematian nanti, yaitu:
Pertama niat. Niat itu keinginan yang sangat kuat dari dalam hati untuk selalu istiqomah dalam menjalankan syari’at Islam.
Segala apapun di dunia ini berawal dari niat, jika niat kita salah maka salah pula akibatnya dan berakhir pada kerugian yang nyata. Tetapi sebaliknya jika niat kira benar, maka akan berdampak positif bagi kebaikan hidup kita dari dunia sampai akhirat nanti. Sama halnya dengan sikap istiqomah ini, jika benar-benar berniat untuk selalu istiqomah, maka keistiqomahan itu akan terwujud secara nyata dan berdampak positif bagi keteguhan dalam memegang prinsip dan nilai-nilai ajaran Islam yang berlandaskan Al-Quran dan Hadits Nabi.
ADVERTISEMENT
Kedua riyadhah. Riyadhah adalah berlatih secara terus menerus sampai istiqomah bisa menjadi karakter yang melekat dalam diri pribadi kita. Tidak mungkin pribadi istiqomah ini akan menjadi karakter yang permanen, tanpa melalui latihan yang panjang dan melelahkan.
Contoh untuk dapat beribadah shalat tepat waktu dan berjamaah butuh latihan yang tidak ringan. Demikian juga puasa, membaca Al-Quran, sedekah dan lain-lain. Semua ajaran Islam itu dapat terlaksana secara baik dan maksimal melalui proses latihan secara terus-menerus, karena akan banyak mendapatkan tantangan, ujian dan godaan baik dari setan maupun hawa nafsu.
Ketiga perdalam ilmu kita tentang keutamaan istiqomah. Ini penting diperhatikan, makin paham tentang keutamaan istiqomah, maka semakin termotivasi untuk mencapainya. Jika kita melihat keutamaan istiqomah itu, tidak kurang dari 15 keutamaan yang akan kita dapatkan diantaranya dapat menenangkan batin, amalan yang dicintai Allah, merupakan ciri dasar orang mukmin, mendapat jalan yang lurus, dilapangkan rezeki, wujud syukur atas nikmat Allah dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Keempat banyak bergaul dengan orang shalih, sehingga terbimbing keistiqomahan kita. Biasanya manusia itu sangat mudah terpengaruh oleh pergaulan dan ini sering kita jumpai di tengah-tengah masyarakat. Apabila kita bergaul dengan orang-orang shalih yang senantiasa istiqomah dalam kebaikan, maka nilai keistiqomahan akan menular kepada kita. Tetapi sebaliknya bila kita bergaul dengan orang-orang yang salam dan malas-malasan dalam beribadah dan berbuat kebaikan, maka cepat atau lambat kita pun akan terpengaruh oleh perilaku mereka yang negative itu. Na’udzubillahi mindzalik.
Kelima banyak berdoa kepada ALlah agar selalu istiqomah sampai akhir hayat. Ini adalah cara yang paling menentukan untuk dapat menggapai pribadi yang istiqomah dalam melaksanakan nilai-nilai kebaikan dari ajaran Islam. Karena ternyata istiqomah ini sangat berat untuk dilakukan, sampai-sampai dalam satu riwayat Nabi sendiri mengalami uban pada rambutnya, saking beratnya yang namanya istiqomah terutama istiqomah dalam beriman kepada Allah dengan melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya.
ADVERTISEMENT
Ada satu doa yang pernah diajarkan oleh seorang tokoh pahlawan nasional dan ulama besar yaitu Maulana Syaikh TGKH, Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pendiri organisasi Nahdlatul Wathan di Lombok NTB. Diantara isi doa ini adalah memohon kepada Allah agar menjadi hamba yang senantiasa istiqomah hingga akhir kematian nanti:
Allahumma inna naalukal istiqoomata walikhlaa showalkhootimati wa salaamataddaa raini wakhfadhnaa minal aafaaniddunyaa walaakhiraati.
“Ya Allah kami memohon kepada-Mu agar selalu istiqomah, ikhlas, husnul khotimah, selamat dan terpelihara dari siksa dunia dan siksa akhirat.”
Semoga khutbah singkat yang khotib sampaikan ini dapat menjadi bekal terbaik untuk dapat meraih pribadi yang istiqomah dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.
(IMR)