Konten dari Pengguna

Niat Puasa 6 Hari Pada Bulan Syawal dan Tata Cara Pelaksanaannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
23 April 2023 17:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi puasa syawal. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi puasa syawal. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Umat Islam dianjurkan untuk menjalankan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah menjelaskan bahwa keutamaan puasa ini yaitu pahalanya sama seperti puasa sepanjang masa.
ADVERTISEMENT
Dari Abu Ayyub ra, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa puasa Ramadhan, kemudian ia mengikutinya dengan puasa pula enam hari dalam bulan Syawal, adalah seperti puasa sepanjang masa.” (HR. Muslim)
Hikmah dianjurkannya puasa Syawal yakni sebagai pengganti puasa Ramadhan yang dikhawatirkan tidak sah. Puasa ini disebut bisa meningkatkan ketakwaan dan keimanan seorang hamba.
Sebenarnya, pelaksanaan puasa sunnah ini sama saja seperti puasa lainnya. Berikut ini bacaan niat puasa 6 hari pada bulan Syawal dan tata caranya yang bisa Anda simak.

Niat Puasa Syawal

ilustrasi berdoa. Foto: Billion Photos/Shutterstock
Puasa Syawal termasuk puasa sunnah yang dianjurkan dalam Islam. Umat Muslim bisa menjalankannya sehari ataupun 6 hari. Keduanya memiliki keutamaan yang sama di sisi Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Para ulama menuturkan bahwa yang membedakan puasa Syawal dengan puasa lainnya adalah bacaan niatnya. Dikutip dari buku Kedahsyatan Puasa: Jadikan Hidup Penuh Berkah karya M. Syukron Maksum (2009), berikut ini bacaan niat puasa Syawal Arab, latin, dan terjemahan yang bisa Anda simak:

1. Niat Puasa Syawal Sehari

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu sawma ghadin ‘an adaa’i sunnati syawwali lillahi ta’ala."
Artinya: “Saya berniat berpuasa esok hari sebagai pelaksanaan sunnah Syawal karena Allah Ta’ala."

2. Niat Puasa 6 Hari Bulan Syawal

نَوَيْتُ صَوْمَ سِتَّةِ أَيَّامٍ مِنَ الشَّوَّالِ لِلَّهِ تَعَالَى
"Nawaitu sauma sittati ayyamin minasy syawwali lillahi ta’ala."
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, aku niat puasa enam hari di bulan Syawal karena Allah Ta’ala.”
ADVERTISEMENT

Tata Cara Puasa Syawal

Ilustrasi mengantuk saat puasa. Foto: Mzynasx/Shutterstock
Sebenarnya tata cara pelaksanaan puasa Syawal sama saja seperti puasa lainnya. Pertama, umat Muslim yang mengerjakan puasa ini harus membaca niatnya di malam hari.
Jika tidak sempat membacanya di malam hari, maka ia diperbolehkan untuk membacanya di pagi hari atau malam hari saat pelaksanaan puasa Syawa. Niat tersebut tidak boleh digabungkan dengan niat qadha puasa Ramadhan, karena hukumnya menjadi berbeda.
Setelah itu, dianjurkan untuk makan sahur sebelum azan subuh. Namun jika tidak sempat makan sahur atau lupa, maka hukum puasanya tetap sah. Sebab, sahur adalah sunnah puasa yang boleh dikerjakan ataupun tidak.
Kemudian, umat Muslim diperintahkan untuk menahan lapar, haus, dan segala hal yang dapat membatalkannya. Saat azan magrib berkumandang, umat Muslim dianjurkan untuk membatalkan puasanya dengan segera.
ADVERTISEMENT
Para ulama menuturkan bahwa umat Muslim yang mengerjakan puasa Syawal diperbolehkan untuk membatalkan puasanya dengan atau tanpa uzur. Mengutip buku Apakah Amalan Kita Diterima Allah SWT karya Alexander Zulkarnaen (2021), hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Aziz bin Baz dalam kitabnya:
"Jika puasa tersebut adalah sunah, maka boleh membatalkannya, tidak wajib menyempurnakannya. Ia boleh membatalkannya secara mutlak. Namun, yang lebih utama adalah tidak membatalkannya kecuali karena sebab yang syar'i, semisal karena oanas yang terik, atau badan yang lemas, atau ada orang yang mengundang ke pernikahan, atau hal-hal yang memaksa untuk membatalkan puasa lainnya, maka tidak mengapa."
(MSD)