news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pakaian Adat Yogyakarta hingga Busana Pengantinnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
5 Maret 2021 18:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pakaian adat Yogyakarta Foto: instagram.com/bungakinasih_weddingorgan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pakaian adat Yogyakarta Foto: instagram.com/bungakinasih_weddingorgan
ADVERTISEMENT
Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Daerah yang dijuluki kota pelajar ini kaya akan budayanya mulai dari rumah adat, senjata tradisional, hingga pakaian adat.
ADVERTISEMENT
Dalam buku Mengenal Rumah Adat, Pakaian Adat, Tarian Adat, dan Senjata Tradisional oleh PT Niaga Swadaya, rumah adat berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat berlindung, tempat musyawarah dan penyelenggaraan adat hingga menjadi penciri tingkat kehidupan sosial dalam masyarakat.
Kemudian senjata tradisional memiliki fungsi yang beragam dan di masing-masing daerah senjata tradisional dianggap keramat dan memiliki makna mendalam bagi pemegangnya. Sementara pakaian adat mencirikan suatu daerah dengan model, warna, hiasan dan motif yang berbeda-beda pula.
Begitu juga dengan pakaian adat Yogyakarta yang memiliki ciri khas tersendiri. Untuk mengetahui lebih detil mengenai gambaran pakaian adat Yogyakarta, berikut penjelasan lengkapnya.

Pakaian Adat Yogyakarta

Berdasarkan buku Mengenal Rumah Adat, Pakaian Adat, Tarian Adat, dan Senjata Tradisional, pakaian adat Yogyakarta dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu untuk pria dan wanita.
ADVERTISEMENT
Pakaian adat Yogyakarta untuk pria memakai penutup kepala atau blangkon dan keris yang diselipkan di pinggang belakang. Bajunya berupa jas sikepan dilengkapi kain batik bercorak sidomukti sebagai bawahan. Pakaian ini dilengkapi selop sebagai alas kaki.
Sedangkan untuk pakaian adat Yogyakarta untuk wanita, mengenakan kebaya panjang dan kain batik bercorak sama dengan pria. Sehelai kain diselempangkan di bahu. Rambut disanggul rapi dan diberi untaian bunga melati atau disebut pula bokor mengkurep. Serta perhiasan yang digunakan berupa kalung bersusun, cincin, gelang, dan subang.
Selain itu dalam buku Album Pakain Tradisional Yogyakarta terdapat dua jenis pakaian pengantin tradisional Yogyakarta yaitu di antaranya.
Pakaian Pengantin Paes Ageng
Pakaian tradisional ini mulanya digunakan oleh keluarga Istana Kesultanan Yogyakarta dan menyebar menjadi sebuah adat masyarakat. Pada pakaian pengantin paes ageng pria terdiri dari satu buah celana cinde, satu lembar dodot/kampuh.
ADVERTISEMENT
Pelengkap busana untuk pengantin pria terdiri dari millineries yang berwujud satu buah lontong, satu kamus timang, satu pasang selop, satu buah kuluk biru mutiara. Pakaian ini juga dilengkapi sejumlah aksesori berikut:
Sedangkan untuk pengantin perempuan terdiri satu helai kain cinde dan satu kain dodot/kampuh. Millineries-nya terdiri dari satu pasang selop bludiran, satu buah pending, sanggul bokor. Untuk aksesorinya terdiri dari:
ADVERTISEMENT
Pakaian Pengantin Agustusan
Busana pengantin ini awalnya dari sebuah tradisi Istana Yogyakarata yang disebut dengan tradisi busana agustusan. Sebab, pakaian ini awalnya dipakai oleh putera-puteri raja untuk berkunjung ke Gubernur. Selanjutnya berkembang menjadi pakaian pengantin yang digunakan oleh golongan menengah di luar kraton.
Pada pakaian ini pengantin pria menggunakan kain pradan, baju sikepan bludiran berwarna hitam. Untuk pelengkap busana pria yang tergolong milleneries, selop bludiran, kuluk kanigoro, lontong kamus, timang.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk accesories, berupa satu kalung karset, satu buah bross, satu buah cincin, satu keris branggah dilengkapi dengan oncen sritaman, sebuah sanggul tekuk kecil, satu buah sisir kecil dengan mentul kecil, dua buah boro, sepasang sumping bergombyok sritaman.
Pengantin wanita menggunakan kain pradan, baju bludiran atau blenggen, streples/long torso. Untuk pakaian pelengkapnya yakni selop bludiran, ikat pinggan (stagen), sanggul tekuk untuk golongan millineries.
Untuk aksesorinya ditambah sepasang gelang, tiga buah bross, satu pasang cincin permata, sebuah kalung permata, satu pasang subang bumbungan, sebuah sisir gunungan, sebuah mentul besar, ceplok jebehan sepasang, sebuah ceplok bunga, rangkaian usus-usus melati, pelik-pleik melati yang terbuat dari kertas.
(PDN)