Pantun Betawi dalam Tradisi Pernikahan dan Contohnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
8 Desember 2021 9:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pantun Betawi. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pantun Betawi. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pantun Betawi merupakan wujud kreativitas bahasa masyarakat Betawi. Kekhasan pantun betawi terlihat pada diksi yang mencolok. Unsur fonologi yang blak-blakan memberikan kesan kocak.
ADVERTISEMENT
Pantun Betawi juga tidak kaku terhadap pakem. Umumnya, pantun terdiri dari empat larik (baris). Baris pertama dan kedua disebut sampiran. Sementara baris ketiga dan keempat merupakan isi.
Namun, pantun betawi berpola bebas. Selain pantun empat baris, Betawi mengenal karmina yang berpola dua baris. Uniknya lagi, bahkan ada yang terdiri dari enam baris. Pakem rima pantun yang bersajak a-b-a-b juga dikreasikan menjadi a-a-a-a.
Orang Betawi hingga saat ini masih melestarikan pantun. Karya sastra lama ini lekat dalam keseharian masyarakat bahkan selalu muncul dalam berbagai upacara adat Betawi.
Mengutip Maman S. Sahayana dalam bukunya, Kitab Kritik Sastra, pantun betawi masih tersebar di wilayah budaya Betawi. Khususnya wilayah yang masih banyak dihuni Betawi asli seperti Condet, Marunda, Tanah Abang, dan perkampungan Betawi di Jagakarsa.
ADVERTISEMENT
Pantun Betawi dapat kita temukan pada prosesi pernikahan adat Betawi. Pantun akan mencairkan acara pernikahan yang sakral. Acara berbalas pantun dalam pernikahan Betawi biasa dikenal dengan sebutan “Buka Palang Pintu”.
Pada tradisi ini, rombongan mempelai pria berbalas pantun dengan tuan rumah. Proses buka palang pintu selalu diantar dengan lagu sike (pembacaan sholawat nabi). Rentetan petasan dan musik tanjidor juga hadir dalam prosesi ini.
Bagaimana awal mula kehadiran pantun betawi dalam tradisi pernikahan Betawi? Simak selengkapnya berikut ini!

Pantun Betawi dalam Tradisi Pernikahan

Tradisi menjatuhkan lawan ini muncul dari kebiasaan orang Betawi, apabila ingin memimang seorang wanita harus bisa melumpuhkan jagoan di kampung wanita tersebut. Paling tidak, pengantin pria akan berhadapan dengan saudara-saudara lelaki calon mempelai wanita.
Ilustrasi tradisi Buka Palang Pintu dalam pernikahan Betawi. Foto: Kemdikbud
Acara buka palang pintu terdiri dari adu pantun, adu jago, adu baca sike, yang diselingi dialog antar keduanya. Palang pintu umumnya disajikan dengan berbalas pantun.
ADVERTISEMENT
Pantun ini bertujuan menjelaskan kehadiran rombongan mempelai pria ke rumah mempelai wanita. Lalu, dua perwakilan pengantin akan saling melemparkan pantun yang diselingi pencak silat khas Betawi, Beksi.
Awalnya, mereka akan berpantun untuk bertukar salam. Wakil mempelai pria kemudian akan menjelaskan tujuan kedatangan sebelum diterima masuk ke dalam rumah mempelai wanita.
Situasi berbalas pantun yang halus akan berubah menjadi saling mengejek. Perwakilan mempelai wanita akan memanaskan suasana dengan pantun-pantun yang menguji ketangguhan mempelai pria. Rombongan mempelai pria diperbolehkan masuk jika berhasil mengalahkan perwakilan mempelai wanita.
Pantun betawi dalam tradisi palang pintu dikutip dari buku Maria van Engels Menantu Habib Kwitang karya Alwi Shahab, dimulai ketika rombongan mempelai pria hendak memasuki rumah mempelai wanita.
ADVERTISEMENT
Perwakilan mempelai wanita dengan sigap akan menghadang rombongan sambil berkata, "Eit berenti dulu! Maaf ni rombongan dari mane mau ke mane. Tumben amat, ada perlu ape?"
Kemudian wakil pengantin pria akan menjawab dengan pantun. Dari sinilah, berbalas pantun dimulai.
Naek delman ke pasar ikan
Beli bandeng campurin teri
Aye dateng beserta rombongan
Nganter tuan raje mude nemuin tuan putri
Anak kude naek kerete
Tukang kue naek sepede
Kalo emang itu tujuannye
Tentu ada syaratnye
Setelah membalas pantun, perwakilan mempelai wanita biasanya mengajak adu silat. Adu silat akan berakhir, dan pengantin pria dinyatakan 'menang' apabila wakil tuan rumah berkata, "Cukup .... cukup....! Abang punye jago emang jempolan." Kemudian mereka akan mempersilahkan rombongan pengantin pria masuk.
ADVERTISEMENT
(MH)