Pengertian Attitude Menurut Para Ahli dan Tingkatan Penerapannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
11 Juli 2022 19:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi manusia yang pasti memiliki attitude. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi manusia yang pasti memiliki attitude. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Attititude adalah istilah yang kerap dilontarkan dalam keseharian. Dalam bahasa Indonesia, attitude diartikan sebagai sikap. Sayangnya, masih banyak yang belum mengetahui apa itu attitude sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut ilmu psikologi, attitude menjadi salah satu topik yang dipelajari secara menyeluruh. Ilmu ini memiliki cara tersendiri bagaimana melihat sikap dan perilaku yang dimiliki manusia. Ilmu ini juga mempelajari bagaimana manusia mengubah sikapnya agar selaras dengan perilaku.
Dikutip dari Very Well Mind, attitude bisa berubah seiring berkembangnya pengalaman dan pengetahuan seseorang. Itu sebabnya, penting untuk memiliki attitude yang baik bagi diri sendiri maupun orang sekitar.
Agar lebih memahaminya, di bawah ini akan dipaparkan pengertian attitude menurut para ahli.
Ilustrasi attitude yang dimiliki seseorang berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Foto: Unsplash

Definisi Attitude Menurut Para Ahli

Merangkum dari buku Seni Menjadi Pribadi yang Diterima & Disukai Di Mana Pun dan Kapan Pun oleh Restia Ningrum, inilah ragam pengertian attitude dari para ahli.
ADVERTISEMENT

1. La Pierre

Attitude adalah pola perilaku tendensi atau kesiapan diri seseorang dalam melakukan adaptasi. Cara beradaptasi seseoran bisa berbeda-beda, tergantung pada stimulus yang dihadapinya.

2. Soetarno

Menurut Soetarno, attitude adalah perasaan seseorang yang umumnya diikuti dengan kecenderungan dalam bertindak terhadap objek tertentu. Oleh sebab itu, objek yang menjadi sasaran diumpamakan sebagai stimulus, sedangkan attitude merupakan respons dari orang tersebut.

3. Syamsudin

Syamsudin menerjemahkan attitude sebagai bentuk interaksi seseorang terhadap lingkungan sosialnya. Artinya, sikap seseorang dipengaruhi oleh adanya interaksi di mana pun ia berada.

4. Rakhmat

Menurut Rakhmat, attitude adalah kecenderungan seseorang berfikir, berpandangan, merasakan, dan bertindak, termasuk dalam hal menemukan ide, nilai-nilai, dan situasi tertentu.

5. Sarnoff

Sarnoff mengartikan attitude sebagai bentuk dari ketersediaan seseorang untuk merespons (disposition to react) berdasarkan apa yang dilihat secara positif maupun negatif. Jadi, apabila yang dilihatnya adalah hal negatif, maka attitude orang tersebut cenderung negatif. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
ADVERTISEMENT

6. D. Krech dan R.S Crutchfield

Menurut D. Krech dan R.S Crutchfield, attitude adalah perbuatan yang terbentuk dari kumpulan sifat-sifat yang menetap dalam diri seseorang. Sifat ini bisa terbentuk dari pembawaan diri sendiri maupun berasal dari lingkungan luar.
Dari sinilah, D.Krech dan R.S Crutchfield menyebutkan dua faktor yang mendasari terbentuknya attitude, yakni faktor emosional (dalam diri sendiri) dan motivasional (orang lain atau lingkungan sekitar).
Ilustrasi attitude yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Foto: Unsplash

Tingkatan Attitude

Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc melalui buku Pengantar Studi Keluarga (Edisi Revisi) menjelaskan 4 tingkatan attitude manusia berdasarkan penerapannya. Tingkatan attitude yang dimaksud di antaranya:

1. Menerima (Receiving)

Menerima merupakan tingkatan sikap yang paling rendah. Pada tingkatan ini, seseorang bersedia untuk memerhatikan stimulus yang diberikan kepadanya.

2. Merespons (Responding)

Seseorang dikatakan merespons apabila ia bersedia memberi jawaban ketika diberi pertanyaan, ataupun bersedia mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diterimanya.
ADVERTISEMENT

3. Menghargai (Valuing)

Pada tingkatan ini, seseorang melibatkan kehadiran orang lain untuk membantunya mengerjakan sesuatu atau sekadar mengajaknya berdiskusi untuk menghadapi sebuah permasalahan.

4. Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab adalah tingkatan sikap yang paling tinggi karena seseorang memiliki keberanian untuk mempertahankan keputusannya, terlepas bagaimana pendapat orang lain tentang pilihannya tersebut.
(VIO)