Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Pengertian Attitude Menurut Para Ahli dan Tingkatan Penerapannya
11 Juli 2022 19:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut ilmu psikologi , attitude menjadi salah satu topik yang dipelajari secara menyeluruh. Ilmu ini memiliki cara tersendiri bagaimana melihat sikap dan perilaku yang dimiliki manusia. Ilmu ini juga mempelajari bagaimana manusia mengubah sikapnya agar selaras dengan perilaku.
Dikutip dari Very Well Mind, attitude bisa berubah seiring berkembangnya pengalaman dan pengetahuan seseorang. Itu sebabnya, penting untuk memiliki attitude yang baik bagi diri sendiri maupun orang sekitar.
Agar lebih memahaminya, di bawah ini akan dipaparkan pengertian attitude menurut para ahli.
Definisi Attitude Menurut Para Ahli
Merangkum dari buku Seni Menjadi Pribadi yang Diterima & Disukai Di Mana Pun dan Kapan Pun oleh Restia Ningrum, inilah ragam pengertian attitude dari para ahli.
ADVERTISEMENT
1. La Pierre
Attitude adalah pola perilaku tendensi atau kesiapan diri seseorang dalam melakukan adaptasi. Cara beradaptasi seseoran bisa berbeda-beda, tergantung pada stimulus yang dihadapinya.
2. Soetarno
Menurut Soetarno, attitude adalah perasaan seseorang yang umumnya diikuti dengan kecenderungan dalam bertindak terhadap objek tertentu. Oleh sebab itu, objek yang menjadi sasaran diumpamakan sebagai stimulus, sedangkan attitude merupakan respons dari orang tersebut.
3. Syamsudin
Syamsudin menerjemahkan attitude sebagai bentuk interaksi seseorang terhadap lingkungan sosialnya. Artinya, sikap seseorang dipengaruhi oleh adanya interaksi di mana pun ia berada.
4. Rakhmat
Menurut Rakhmat, attitude adalah kecenderungan seseorang berfikir, berpandangan, merasakan, dan bertindak, termasuk dalam hal menemukan ide, nilai-nilai, dan situasi tertentu.
5. Sarnoff
Sarnoff mengartikan attitude sebagai bentuk dari ketersediaan seseorang untuk merespons (disposition to react) berdasarkan apa yang dilihat secara positif maupun negatif. Jadi, apabila yang dilihatnya adalah hal negatif, maka attitude orang tersebut cenderung negatif. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
ADVERTISEMENT
6. D. Krech dan R.S Crutchfield
Menurut D. Krech dan R.S Crutchfield, attitude adalah perbuatan yang terbentuk dari kumpulan sifat-sifat yang menetap dalam diri seseorang. Sifat ini bisa terbentuk dari pembawaan diri sendiri maupun berasal dari lingkungan luar.
Dari sinilah, D.Krech dan R.S Crutchfield menyebutkan dua faktor yang mendasari terbentuknya attitude, yakni faktor emosional (dalam diri sendiri) dan motivasional (orang lain atau lingkungan sekitar).
Tingkatan Attitude
Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc melalui buku Pengantar Studi Keluarga (Edisi Revisi) menjelaskan 4 tingkatan attitude manusia berdasarkan penerapannya. Tingkatan attitude yang dimaksud di antaranya:
1. Menerima (Receiving)
Menerima merupakan tingkatan sikap yang paling rendah. Pada tingkatan ini, seseorang bersedia untuk memerhatikan stimulus yang diberikan kepadanya.
2. Merespons (Responding)
Seseorang dikatakan merespons apabila ia bersedia memberi jawaban ketika diberi pertanyaan, ataupun bersedia mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diterimanya.
ADVERTISEMENT
3. Menghargai (Valuing)
Pada tingkatan ini, seseorang melibatkan kehadiran orang lain untuk membantunya mengerjakan sesuatu atau sekadar mengajaknya berdiskusi untuk menghadapi sebuah permasalahan.
4. Bertanggung Jawab (Responsible)
Bertanggung jawab adalah tingkatan sikap yang paling tinggi karena seseorang memiliki keberanian untuk mempertahankan keputusannya, terlepas bagaimana pendapat orang lain tentang pilihannya tersebut.
(VIO)