Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Pengertian Bias Gender dan Bentuk-bentuknya yang Muncul di Masyarakat
17 November 2022 12:32 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagian masyarakat saat ini sudah mulai menerapkan konsep kesetaraan gender dalam kehidupan sosial. Namun, sebagian lagi masih belum memahami konsep tersebut dan justru kerap melakukan bias gender. Apa itu bias gender?
ADVERTISEMENT
Bias gender adalah kondisi yang memihak dan merugikan salah satu gender sehingga menimbulkan diskriminasi gender. Sederhananya, bias gender merupakan kecenderungan untuk lebih memilih salah satu gender daripada yang lain.
Dijelaskan dalam laman Builtin, bias gender terkadang terbentuk tanpa disadari. Ketika seseorang mengaitkan sikap dan stereotip tertentu dengan orang atau kelompok tertentu, tanpa sadar sebenarnya ia telah melakukan bias gender.
Perilaku bias gender muncul karena ketidakadilan gender akibat sistem dan struktur sosial yang menempatkan kaum laki-laki ataupun perempuan pada posisi yang merugikan.
Sebagai contoh, karena konstruksi sosial, kaum laki-laki dianggap lebih kompeten, lebih mampu, dan lebih superior daripada perempuan. Sebaliknya, perempuan dinilai lebih lemah dan tidak berdaya jika dibandingkan dengan laki-laki.
ADVERTISEMENT
Contoh bias gender juga dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, pendidikan, hingga pekerjaan. Misalnya, dalam keluarga, suami enggan melakukan pekerjaan rumah tangga karena menganggap itu adalah tugas istri. Padahal, pekerjaan tersebut tidak memandang gender tertentu dan bisa dikerjakan oleh perempuan maupun laki-laki.
Bentuk-Bentuk Bias Gender
Mengutip jurnal Bentuk-Bentuk Perilaku Bias Gender tulisan Agus Afandi, ada berbagai bentuk bias gender yang muncul dalam kehidupan masyarakat. Berikut beberapa di antaranya:
1. Marginalisasi
Marginalisasi merupakan proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang menyebabkan kemiskinan. Konsep ini muncul karena banyak yang memaknai gender sama dengan seks.
Anggapan tersebut menempatkan perempuan bukanlah pencari nafkah utama. Akibatnya, kaum perempuan cenderung mendapatkan gaji lebih rendah daripada laki-laki. Terlebih bagi mereka yang memiliki tingkat pendidikan rendah.
ADVERTISEMENT
Perempuan juga kerap menjadi sasaran untuk menerima PHK karena kondisi yang dialaminya, yaitu hamil dan melahirkan. Kondisi itu sering kali dinilai dapat membuat mereka kurang fokus terhadap pekerjaan sehingga diberhentikan secara sepihak.
2. Subordinasi
Penilaian bahwa suatu peran yang dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain disebut dengan subordinasi. Struktur sosial dan budaya di lingkungan masyarakat secara tidak langsung telah memilah-milah peran laki-laki dan perempuan.
Perempuan dianggap bertanggung jawab dalam urusan domestik atau reproduksi, sementara laki-laki dalam urusan publik atau produksi. Apabila yang terjadi adalah sebaliknya, hal itu akan dianggap tidak wajar.
3. Stereotip
Stereotip adalah anggapan mengenai suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat. Stereotip sering kali dijadikan alasan untuk membenarkan suatu tindakan dari satu kelompok atas kelompok lainnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa stereotip negatif yang sering menimpa kaum perempuan misalnya perempuan dianggap cengeng, tidak rasional, emosional, dan tidak bisa mengambil keputusan penting. Dampaknya, laki-laki menganggap dirinya lebih berkuasa daripada perempuan.
4. Kekerasan
Bias gender juga dapat berbentuk kekerasan, baik fisik maupun verbal. Umumnya perempuan dianggap sebagai sosok yang lemah, lembut, dan penurut.
Pandangan itu kerap dijadikan alasan untuk memperlakukan perempuan secara semena-mena. Berbagai tindak kekerasan pun muncul, mulai dari KDRT, pemerkosaan, pelecehan seksual, prostitusi, sampai eksploitasi seks.
(ADS)