Konten dari Pengguna

Pengertian Cap Go Meh dan Asal-usulnya sebagai Budaya Tionghoa

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
10 Februari 2025 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cap Go Meh atau Festival Lentera. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cap Go Meh atau Festival Lentera. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Setelah tahun baru Imlek, masyarakat Tionghoa akan memperingati perayaan penting lainnya, yaitu Cap Go Meh. Cap Go Meh artinya perayaan yang diadakan pada malam ke-15 bulan pertama dalam kalender China.
ADVERTISEMENT
Cap Go Meh menandai selesainya perayaan Tahun Baru Imlek dan menjadi puncak dari seluruh rangkaian acara tersebut. Perayaan ini dilengkapi dengan beragam tradisi dan upacara yang mengikuti adat istiadat masyarakat Tionghoa.
Perayaan Cap Go Meh tahun 2025 akan jatuh pada 12 Februari 2025. Bagi yang ingin memahami lebih jauh mengenai makna Cap Go Meh serta asal-usulnya, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Arti Cap Go Meh

Ilustrasi Cap Go Meh artinya perayaan di malam ke-15 pada bulan pertama. Foto: Pexels
Dikutip dari buku “Etnis China dalam Potret Pembauran di Indonesia” oleh Abdul Baqir Zein, Cap Go Meh (十五冥) berasal dari bahasa Tio Ciu (dialek Hokkien), di mana "cap go" berarti 'lima belas' dan "meh" berarti 'malam'.
Secara harfiah, Cap Go Meh artinya malam kelima belas dari bulan pertama. Dalam bahasa Mandarin, Cap Go Meh disebut Yuan Xiao Jie (元宵节), yang berarti festival malam bulan pertama, atau bisa juga diartikan sebagai Festival Lentera.
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat Tionghoa, Cap Go Meh merupakan penutup dari seluruh rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek. Perayaan ini dirayakan dengan meriah, baik melalui tradisi budaya maupun upacara religius.
Dikutip dari jurnal bertajuk "Peranan Paguyuban Tionghoa Purbalingga dalam Pelestarian Tradisi Cap Go Meh" oleh R. Fitriyani, perayaan Cap Go Meh dipandang sebagai momen untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Hal ini sejalan dengan delapan nilai kebajikan atau jalan kebenaran dalam tradisi Tionghoa yaitu kesetiaan, integritas, kesopanan, kebenaran moral, kehormatan, bakti, kebajikan, dan kasih sayang.

Asal-usul Cap Go Meh

Ilustrasi asal-usul Cap Go Meh. Foto: Pexels
Mengutip dari laman Chinese Language Institute, ada dua cerita yang menjelaskan asal-usul perayaan Cap Go Meh. Salah satunya menyebutkan bahwa festival ini dimulai pada masa Kaisar Ming dari Han (58-75 M), yang mendukung Buddhisme.
ADVERTISEMENT
Kaisar Ming memutuskan untuk melakukan Cap Go Meh di istananya setelah mengetahui bahwa para biksu Buddha menyalakan lentera pada hari ke-15 bulan lunar pertama. Lambat laun, festival ini berkembang menjadi Festival Lentera atau Lampion.
Sedangkan, cerita lain terkait asal-usul Cap Go Meh berhubungan dengan Kaisar Jade. Konon katanya, Kaisar Jade memiliki peliharaan berupa seekor burung bangau yang akhirnya dibunuh oleh warga desa.
Karena dendam, Kaisar Jade memutuskan untuk membakar seluruh desa. Namun sayang, putrinya sendiri justru berkhianat dengan cara memperingatkan warga desa tentang rencana balas dendamnya.
Warga desa mulai mencari cara untuk mengelabui sang Kaisar. Warga desa akhirnya memutuskan untuk menyalakan lentera merah dan kembang api seakan-akan terlihat terbakar. Nah, tradisi inilah yang kemudian dirayakan setiap tahun.
ADVERTISEMENT
(RK)