Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Pengertian Cerkak, Ciri, dan Unsur-unsurnya
23 Februari 2021 12:48 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 April 2022 13:49 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cerkak merupakan salah satu karya sastra Jawa yang termasuk ke dalam jenis prosa. Cerkak serupa dengan cerpen atau cerita pendek, sebab cerkak sendiri merupakan singkatan dari “cerita cekak”.
ADVERTISEMENT
Mengutip jurnal Karakter dalam Preman, Antologi Cerkak Karya Tiwiek SA dan Implikasinya Terhadap Bahasa Jawa tulisan Galih Dwi Purbosari dkk (2017), pengertian cerkak adalah suatu bentuk karya sastra fiksi yang ceritanya lebih pendek daripada novel tetapi lebih panjang daripada puisi, yang menggunakan bahasa Jawa dalam penulisannya.
Karena tidak terlalu panjang, seseorang dapat menikmati keseluruhan cerita dalam satu kali baca. Cerkak cenderung padat dan langsung pada tujuannya. Meski lebih pendek dari novel, cerita ini memiliki struktur yang lengkap, sehingga pesan tetap dapat disampaikan kepada pembaca.
Karya sastra ini juga menjadi media untuk mengangkat dan menggambarkan realita sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, cerkak tidak hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi juga memuat nilai-nilai edukatif yang dapat dihayati.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri Cerkak
Adapun ciri-ciri cerkak dalam Buku Kirtya Basa Kelas VIII yang disusun Samsul Hadi dkk (2015: 6) adalah:
Unsur Intrinsik Cerkak
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya itu sendiri. Berikut ini adalah unsur intrinsik cerkak:
1. Tema
Gagasan utawa idhe sing dadi underane crita, bisa dititik langsung saka ukara-ukara ing teks, utawa dijupuk saka inti critane. Artinya tema adalah ide atau gagasan yang membentuk cerita.
ADVERTISEMENT
2. Alur/plot
Rerangkene kedadean ing sawijining cerkak. Alur lumrahe dumadi kanthi tahapan: (1) pangenalan/eksposisi, (2) panantangan/konflik, (3) klimaks, lan (4) pamungkasan konflik (peleraian).
Secara sederhana, alur merupakan rangkaian peristiwa yang diciptakan guna mendukung jalannya cerita. Dalam cerkak terdapat alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
3. Latar/Setting
Kabeh katrangan sing bisa dijupuk saka teks cerkak ngenani papan panggonan, waktu/wayah, lan swasana. Latar berkaitan dengan situasi yang tergambarkan dalam cerita, yang terdiri dari latar tempat, waktu, dan suasana.
4. Paraga/Pamaragan (penokohan)
Paraga ciptaan sing ana ing teks cerkak. Pamaragan (penokohan) yaiku kepriye anggone nemtokake wujud lan watake paraga salaras karo critane.
5. Sudut pandang
Empan-papane sing nyritakake ana ing sajroning crita, bisa dititik tembung sesulih kanggo paraga utama ing cerkak. Sudut pandang adalah pusat kesadaran dari cerita, di mana pembaca dapat memahami peristiwa yang diceritakan.
ADVERTISEMENT
6. Amanat/pesen
Piweling/pesen sing kaandharake pangripta/penulis katujokake marang sing maca. Saka amanat utawa pesen bisa dijupuk hikmahe lan bisa dicocokake sambung rapete karo panguripan ing saben dinane.
Amanat adalah hikmah, pembelajaran, dan nilai kehidupan dalam cerita yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Unsur Ekstrinsik Cerkak
Unsur ekstrinsik berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung turut mempengaruhi bangunan karya sastra. Masih mengutip dari sumber yang sama, unsur ekstrinsik cerkak contohnya adalah adat istiadat, budaya, dan kondisi sosial masyarakat dalam cerita.
(ERA)