Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Pengertian dan Jenis-Jenis Huruf Nashab dalam Ilmu Nahwu
12 Desember 2022 10:04 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Huruf nashab merupakan huruf dasar yang sering ditemukan dalam pembelajaran bahasa Arab . Huruf ini merujuk pada salah satu materi dalam ilmu nahwu yang mempelajari kaidah-kaidah susunan kata dalam suatu kalimat.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Pembelajaran Nahwu: Tingkat Pemula karya Khairi, ilmu nahwu adalah pengetahuan tradisional Arab yang berkaitan dengan masalah kebahasaan. Objek kajian ilmu nahwu berfokus pada baris akhir suatu kata dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kalimat bahasa Arab.
Dalam ilmu nahwu, huruf bahasa Arab terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan tanda-tanda i’rab-nya, yaitu nashab, jar, dan jazm. Pada artikel kali ini, jenis huruf yang akan dibahas secara mendalam adalah nashab.
Pengertian Huruf Nashab
Mengutip buku Jurus Kilat Bahasa Arab karya Ustadz Rudianto, huruf nashab adalah huruf yang membuat kata kerja (fi’il mudhari) di depannya berada dalam kondisi manshub. Adapun tanda suatu kata menjadi manshub yaitu berharakat fathah di akhir kalimat.
Tanda tersebut sebenarnya tidak dapat diaplikasikan pada semua kalimat. Dalam beberapa kasus tertentu, kata kerja yang dibaca nashab ini seringkali tidak memiliki akhiran fathah. Namun, huruf nun yang ada pada akhir kata kerja tersebut akan dihapus.
ADVERTISEMENT
Macam-macam Huruf Nashab dalam Kalimat Bahasa Arab
Dalam buku Pintar Membaca Arab Gundul dengan Metode Hikari, Agus Purwanto menjelaskan bahwa jumlah huruf nashab ada tujuh, yaitu كَيْ, لاَمُ كَيْ, لاَمُ الجُحُوْدِ , حَتَّى لَنْ, إِذَنْ, أَنْ. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. أنْ (an) : bahwa
Secara harfiah, huruf nashab ini tidak memiliki arti khusus, namun maknanya hampir mirip dengan kata “bahwa” dalam bahasa Indonesia. Huruf أنْ (an) berfungsi untuk memisahkan dua kata kerja (fi’il) dalam suatu kalimat. Simak contoh berikut.
نَحْنُ نُرِيْدُ أَنْ نَرْجِعَ
Kami ingin pulang.
Dalam kalimat di atas, huruf أَنْ (an) menjadi pemisah antara dua fi’il, yaitu رِيْدُ dan نَرْجِعْ . Tanda manshub dalam kalimat contoh tersebut juga menunjukkan bahwa kata kerja (fi’il) setelah nashab berakhiran fathah.
ADVERTISEMENT
2. لَنْ (lan) : tidak akan
Secara harfiah, huruf nashab لَنْ (lan) dalam bahasa Indonesia berarti “tidak akan”. Jika sebuah fi’il didahului oleh لَنْ (lan), maka ia akan dibaca nashab. Simak contoh kalimat berikut.
لَنْ يَنْجَحَ الكَسْلاَنُ
Tidak akan beruntung orang yang malas.
Dalam kalimat di atas dapat terlihat bahwa setelah huruf لَنْ (lan), fi’il dibaca manshub dengan harakat fathah (يَنْجَحَ)
3. إِذَنْ (idzan) : kalau begitu
Secara harfiah, huruf nashab idzan dalam bahasa Indonesia berarti “kalau begitu”. Huruf ini berguna untuk menyimpulkan sesuatu yang sebelumnya dibahas. Simak contoh kalimat berikut.
إِذَنْ تَنْجَحَ
Kalau begitu, kamu pasti lulus.
Kalimat di atas kemungkinan besar dikatakan untuk merespon pernyataan yang sebelumnya dibahas. Setelah huruf nashab إِذَنْ (idzan), fi’il dalam kalimat tersebut juga berakhiran fathah ( تَنْجَحَ ).
ADVERTISEMENT
4. كَيْ (kai) : supaya
Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, huruf nashab كَيْ (kai) bermakna “supaya”. Huruf ini berfungsi untuk menyatakan sebuah tujuan. Simak contoh kalimat berikut.
أَجِيْعَ لَا كَيْ الخُبْزَ أكَلْتُ
Aku makan roti agar aku tidak lapar.
Huruf كَيْ (kai) pada kalimat tersebut jelas digunakan untuk menyatakan suatu tujuan, yaitu agar tidak lapar.
5. حَتَّى (hattaa) : hingga
Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, huruf nashab حَتَّى (hattaa) berarti “hingga”. Huruf ini berfungsi untuk menghubungkan dua klausa. Simak contoh kalimat berikut.
الْخُطْبَةُ تَنْتَهِيَ حَتَّى تَتَكَلَّمُوْا لاَ
Janganlah mengobrol hingga selesai khutbah.
Dalam kalimat di atas, huruf nashab حَتَّى (hattaa) menjadi penghubung antara dua klausa yaitu الْخُطْبَةُ تَنْتَهِيَ (jangan mengobrol) dan تَتَكَلَّمُوْا لاَ (selesai).
6. لاَمُ كَيْ (lam kai): supaya, untuk
Secara harfiah, huruf nashab لاَمُ كَيْ (lam kai) memiliki arti yang serupa dengan nashab كَيْ (kai) yaitu “supaya”. Huruf ini juga dapat diartikan menjadi “untuk”. Huruf nashab lam kai berfungsi untuk memberikan alasan atas suatu pernyataan. Simak contoh kalimat berikut.
ADVERTISEMENT
جِئْتُ لِأتَعَلَّمَ
Aku datang untuk belajar.
Dalam kalimat di atas, huruf nashab lam kai ditulis لِأ dan terletak di depan fi’il تَعَلَّم. Fi’il dalam kalimat tersebut juga memiliki akhiran fathah.
7. لاَمُ الجُحُوْدِ (lam juhud)
Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, huruf nashab لاَمُ الجُحُوْدِ (lam juhud) tidak memiliki makna khusus. Namun, huruf ini berfungsi untuk menyangkal suatu pernyataan.
Dalam suatu kalimat, huruf nashab ini biasanya diawali dengan لَمْ يَكُنْ atau مَا كَانَ. Simak dua kalimat berikut.
مَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ
Allah tidak akan menyiksa mereka.
Huruf nashab pada kalimat di atas didahului oleh kata مَا كَان.
لَمْ يَكُنِ اللهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ
Allah tidak akan mengampuni mereka.
Huruf nashab pada kalimat di atas didahului oleh kata لَمْ يَكُنْ .
ADVERTISEMENT
(AAA)