Pengertian dan Sejarah Perkembangan Ulumul Hadits

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
15 Oktober 2021 13:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alquran. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Alquran. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Ulumul hadits terdiri dari dua kata, yaitu ulum dan hadits. Kata ulum dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak dari ilm yang artinya ilmu. Sedangkan hadits, menurut kalangan para ulama, adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Diterangkan dalam buku Daras: Ulumul Hadits karya Dr. H. Muhammad Yahya, ulumul hadits dapat diartikan sebagai ilmu-ilmu yang mempelajari atau membahas seputar hadits berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan menurut As-Suyuthi dalam Kitab Tadrib al-Rawi fi Syarh Taqrib al-Nawawi, ulumul hadits adalah ilmu yang dijadikan pedoman untuk mengetahui keadaan sanad dan matan sabih tidaknya suatu hadist. Beliau juga membagi ulumul hadits menjadi dua macam, yakni riwayah dan dirayah.

Sejarah Perkembangan Ulumul Hadits

Alquran. Foto: Pixabay
Meringkas buku Ilmu Memahami Hadits Nabi; Cara Praktis Menguasai Ulumul Hadits & Mustholah Hadits oleh KH. M. Ma'shum Zein, hadits merupakan pernyataan, perbuatan, taqrir dan hal-ihwal Nabi SAW serta merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah Alquran.
Sebelum terhimpun dalam kitab-kitab seperti sekarang, hadits diajarkan dan diriwayatkan melalui lisan dan hafalan, sesuai dengan keadaan masyarakat Arab saat itu yang memiliki daya hafal sangat kuat. Tapi, bukan berarti kegiatan penulisan hadits tidak ada sama sekali.
ADVERTISEMENT
Sejak dulu, sudah banyak sahabat yang mengumpulkan hadits dengan mencatatnya, meski hanya untuk kepentingan pribadi. Pada masa di antara wafatnya Rasulullah hingga diangkatnya Umar bin Abdul Aziz sebagai khalifah, terjadilah banyak pemalsuan hadits yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu demi berbagai tujuan.
Karena hal tersebut, khalifah Umar bin 'Abdul 'Aziz mengeluarkan kebijakan untuk menghimpun hadits Nabi SAW secara massal. Kebijakan ini membuat para ahli hadits sangat antusias dan berusaha semaksimal mungkin untuk menghimpun hadits.
Bagi mereka, melakukan lawatan ke berbagai daerah yang jauh untuk menghubungi para perawi, bukan sebuah masalah. Bahkan ketika sampai di tujuan, mereka masih harus memeriksanya dengan teliti dan menyaringnya dengan ketat demi mengetahui keasliannya.
Karena itu, proses penghimpunan hadits secara menyeluruh memakan waktu yang cukup panjang, lebih dari satu abad. Perjalanan itu telah menghasilkan banyak kitab yang bebeda kualitasnya dan juga beragam metode penyusunan.
Alquran. Foto: Pixabay
Ilmu tentang hadits yang pertama kali muncul adalah al-jarh wa at-ta'dil (ilmu yang membahas dan meneliti secara khusus keadaan para perawi hadits). Abu Bakar Muhammad bin Syihad az-Zuhri (51-124 H) adalah peletak pertama kaidah dasar ulumul hadits . Ia menjadi orang pertama yang mengumpulkan hadist Rasulullah SAW atas perintah Khalifah Umar bin Abdul Azis.
ADVERTISEMENT
Saat itu, penulisan hadits belum dipisahkan ke dalam kitab hadist tersendiri, namun terintegrasi dengan pembahasan tema lain. Misal, kitab Imam Syafi'i berjudul Risalah yang membahas tentang hadist sekaligus ushul fikih.
Baru pada abad ke-3 dan ke-4, ulumul hadits mencapai masa keemasannya. Penulisan hadits secara mandiri sudah dilakukan dengan intens. Pada masa ini, ulama-ulama hadits seperti Imam Muslim, Imam Bukhari, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban banyak menghasilkan karya.
Pada akhir abad ke-3, Imam Abu Bakar Ahmad bin Harun bin Rauj al-Bardiji menyusun berbagai kitab mengenai ilmu hadits. Di antaranya Ma'rifah al-Muttasil min al-Hadis wa al-Mursal wa al-Maqtu, wa Bayan at-Turuq as-Sahihah, dan Ma'rifah Usul al-Hadis.
Penyusulan ilmu hadits secara lengkap dilakukan sejak pertengahan abad ke-4 sampai awal abad ke-7. Pada masa ini mulai muncul kitab-kitab yang meringkas serta memberi komentar dan penjelasan terhadap kitab-kitab hadits yang lebih dulu muncul. Kitab hadits yang muncul pada masa ini adalah Al-Muhaddis al-Fasil bain ar-Rawi wa al-Wa'i karya ar-Ramahurmuzi.
ADVERTISEMENT
Masa penyempurnaan ilmu hadits terjadi pada abad 7 hingga 10 H. Kitab-kitab yang muncul pada masa ini adalah al-Irsyad karya Imam Nawawi dan Tadrib ar-Rawi Syarh Taqrib an-Nawawi karya as-Suyuti. Sedangkan masa kemunduran ilmu hadits terjadi pada abad 10 hingga 14 H. Tidak banyak karya yang lahir pada masa ini.
Masa abad ke-14 hingga saat ini disebut sebagai periode kebangkitan ilmu hadist. Para ulama kontemporer juga menerbitkan kitab ulumul hadist, seperti al-Manhaj al-Hadis fi Ulum al-Hadis karya Syekh Muhammad as-Simahi dan Qawa'id at-Tahdis karya Syekh Muhammad Jamaluddin al-Qasimi.
(NDA)