Konten dari Pengguna

Pengertian Etika Deontologi beserta Karakteristik dan Prinsipnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
28 Desember 2022 12:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kehidupan sosial. Foto: Tada Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kehidupan sosial. Foto: Tada Images/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Deontologi berasal dari bahasa Yunani “Deon” yang berarti kewajiban. Sedangkan secara istilah, deontologi adalah suatu tindakan yang dinilai baik atau buruk berdasarkan kewajibannya.
ADVERTISEMENT
Dalam etika deontologi, yang menjadi dasar baik buruknya suatu perbuatan adalah kewajiban. Suatu tindakan akan dianggap baik karena memang pada dasarnya baik, sehingga wajib untuk dilakukan.
Mengutip buku Etika Bisnis: Konsep, Teori, dan Implementasi karya Dr. Ismi Darmastuti (2022), teori tentang deontologi dikembangkan oleh Kant pada tahun 1784. Ia merupakan seorang filsuf asal Jerman yang memiliki intelektual luar biasa pada masanya.
Kant mengungkapkan bahwa tindakan etis selalu mengikuti hukum moral yang bersifat universal. Bagaimana contoh etika deontologi dalam kehidupan sosial? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan dalam artikel berikut ini.

Etika Deontologi

Pada dasarnya, etika deontologi sangat berhubungan dengan nilai-nilai moral. Ada banyak contoh yang biasa dilakukan, di antaranya berkata jujur, tidak mencuri, dan tidak menipu.
Etika deontologi. Foto: pixabay
Pendekatan deontologi sangat cocok dengan intuisi yang dimiliki manusia, di mana mereka selalu memikirkan suatu tindakan berdasarkan baik buruknya. Para ahli menyebutkan bahwa pendekatan ini tidak mementingkan konsekensi.
ADVERTISEMENT
Etika deontologi tidak bergantung pada sebab akibat untuk menghindari subjektivitas pada penilaiannya. Namun, etika ini mengikuti aturan dan norma yang berlaku di kehidupan masyarakat.
Selama berpegang teguh pada niat baik, maka etika deontologi dapat berjalan dengan lancar mengikuti hukum moral yang berlaku. Seorang kritikus menganggap bahwa deontologi mampu menempatkan lebih banyak ketergantungan pada hukum moral.
Menurutnya, deontologi itu menekankan pada kemutlakan. Dalam prinsip deontologis, pembunuhan itu salah namun terkadang juga dibutuhkan. Misalnya untuk membela diri atau menjauhkan seseorang dari ancaman yang membahayakan.
Dijelaskan dalam buku Hukum dan Cybercrime karya Mesias Jusly (2021), etika deontologi sangat menekankan pada motivasi. Etika ini berpedoman pada kemauan baik dan watak yang dimiliki oleh seseorang untuk bertindak sesuai dnegan kewajibannya.
ADVERTISEMENT
Deontologi sangat mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, teori ini hanya mengikuti aturan, tradisi, dan adat yang dianut oleh sebagian masyarakat.
Biasanya, pendekatan deontologi akan mencocokkan tradisi yang ada dengan apa yang etis ataupun tidak. Berbeda dengan konsekuensi, pendekatan ini tidak memerlukan evaluasi atas tindakan yang dilakukan.
Deontologi tidak berorientasi pada hasil dari sebuah tindakan. Tujuannya yaitu untuk menghindari subjektivitas dan ketidakpastian atas aturan yang telah ditentukan dan diikuti oleh seseorang.

Prinsip Etika Deontologi

Ilustrasi etika deontologi. Foto: pixabay
Dijelaskan dalam buku Etika Ekonomi karya Bonaraja Purba, dkk (2021), berikut tiga prinsip yang harus dipenuhi dalam menerapkan etika deontologi:
ADVERTISEMENT
(MSD)