Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengertian Fitrah dari Sudut Pandang Islam
28 Januari 2021 22:16 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fitrah diambil dari bahasa Arab yaitu fa-tho-ro yang berarti “membuka” atau “menguak”, juga dapat diartikan sebagai perangai, tabiat, kejadian, asli, agama, ciptaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fitrah dikaitkan dengan kata sifat, asli, bakat, pembawaan perasaan keagamaan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan makna fitrah sendiri merupakan “asal kejadian”, “keadaan yang suci”, dan “kembali ke asal”. Oleh sebab itu, hari raya umat Muslim sering disebut sebagai hari yang fitrah dengan arti sebagai "kembali ke keadaan suci tanpa dosa".
Fitrah merupakan keadaan yang dihasilkan dari sebuah penciptaan. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas, fitrah adalah awal mula penciptaan manusia. Sebab, lafaz fitrah tidak pernah dikemukakan oleh Alquran dalam konteksnya selain dengan manusia.
Fitrah Seorang Muslim
Fitrah dalam diri manusia secara religus dimaknai sebagai umat Muslim yang beriman Islam . Tegasnya dalam Alquran, Allah SWT meminta umat-Nya untuk meyakini syariat yang diajarkan dalam agama Islam dan mampu mengamalkannya.
Dalam Alquran, kata fitrah telah terdapat dalam 19 ayat. Namun secara jelasnya, kata fitrah ada dalam Surat Ar Rûm ayat 30. Allah berfirman dalam ayat tersebut, yang artinya:
ADVERTISEMENT
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan dalam ciptaan Allah, (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Ar-Rum: 30)
Imam Bukhari berpendapat bahwa fitrah manusia adalah Islam. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, "Tidak ada seorang pun yang dilahirkan, kecuali ia terlahir dalam keadaan fitrah. Maka orangtuanyalah yang membuatnya jadi seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi" (HR. Bukhari).
(HDP)