Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengertian Habluminannas dan Pentingnya bagi Seorang Muslim
30 Januari 2021 7:27 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang Muslim wajib meningkatkan ketakwaan dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Selain itu, diwajibkan juga untuk menjaga hubungannya dengan sesama manusia.
ADVERTISEMENT
Hubungan dengan manusia ini disebut juga sebagai habluminannas. Ini masuk ke dalam perkara muamalah dan Allah telah mengaturnya di dalam Alquran.
Muamalah mempunyai banyak cabang, di antaranya politik, ekonomi, dan sosial. Cabang tersebut telah diatur oleh Allah dalam Alquran dengan sempurna.
Apa pentingnya habluminannas bagi seorang Muslim? Dan bagaimana dalil Alquran dan Sunah membahasnya?
Pentingnya Habluminannas
Ibadah seorang Muslim tidak akan lengkap tanpa keseimbangan habluminallah dan habluminannas. Akan sia-sia amal seseorang yang mengerjakan ibadah siang dan malam, namun lisannya masih digunakan untuk berbuat dosa.
Hal-hal kecil yang mengganggu kenyamanan kehidupan sesama manusia akan menggugurkan pahala kebaikan seseorang. Semua catatan kebaikannya akan hilang dan hanya menyisakan catatan dosanya.
ADVERTISEMENT
Seorang Muslim yang senantiasa menjaga keseimbangan habluminallah dan habluminannas memiliki banyak keutamaan. Ia akan mendapatkan pahala amal kebaikan yang utuh di sisi Allah SWT.
Dengan mendoakan keselamatan saudara kita dalam keadaan apapun, maka keberkahan dan keselamatan akan bersama kita di dunia dan akhirat. Seorang Muslim yang menjaga baik hubungannya dengan manusia lain akan mendapatkan ridho Allah SWT.
Dalil Perintah Habluminannas
وَاعْبُدُواْ اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”
ADVERTISEMENT
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
وَابۡتَغِ فِيۡمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ وَلَا تَنۡسَ نَصِيۡبَكَ مِنَ الدُّنۡيَا وَاَحۡسِنۡ كَمَاۤ اَحۡسَنَ اللّٰهُ اِلَيۡكَ وَلَا تَبۡغِ الۡـفَسَادَ فِى الۡاَرۡضِؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الۡمُفۡسِدِيۡنَ
Artinya: Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.
ADVERTISEMENT
(MSD)