Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Pengertian Hadits Maudhu Lengkap dengan Contohnya untuk Dipahami
6 Oktober 2021 18:43 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selain Alquran, para ulama telah menyepakati hadits sebagai sumber hukum kedua dalam Islam. Sumber hukum ini dapat dijadikan petunjuk sekaligus pedoman bagi umat Muslim dalam menjalani kesehariannya.
ADVERTISEMENT
Karenanya, sangat disayangkan ketika hadits shahih yang diriwayatkan Rasulullah harus dinodai dengan keberadaan hadits maudhu. Hadits ini sengaja dibuat oleh orang-orang tertentu dengan tujuan dan motif yang beragam.
Meyakini dan mengamalkan hadits maudhu merupakan kekeliruan yang besar. Meskipun beberapa isinya terbilang baik, tetapi hadits palsu ini tetap bertentangan dengan jiwa dan semangat Islam.
Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang hadits maudhu lengkap dengan contohnya yang bisa Anda simak.
Pengertian Hadits Maudhu dan Contohnya
Secara bahasa, maudhu berarti menggugurkan, meninggalkan, dan memalsukan. Sedangkan secara istilah, hadits maudhu adalah sesuatu yang dinisbahkan kepada Rasulullah SAW dengan cara mengada-ada dan dusta. Hadits ini tidak pernah beliau sabdakan, kerjakan maupun taqrirkan.
Mengutip jurnal berjudul Hadits Maudhu dan Akibatnya oleh Rabiatul Aslamiah, masuknya agama Islam secara massal menjadi faktor utama munculnya hadits maudhu. Pada saat itu, ada segolongan orang yang memeluk agama Islam hanya karena paksaan yang kemudian dikenal dengan sebutan kaum munafik dan Zindiq.
ADVERTISEMENT
Selain itu, terjadinya pertikaian politik pada akhir masa pemerintahan Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib merupakan awal adanya benih-benih fitnah yang memicu kemunculan pemalsuan hadits. Tetapi pada masa ini, praktik pemalsuan hadits belum begitu meluas karena masih banyak sahabat ulama yang masih hidup dan mengetahui kepalsuan hadits tersebut.
Para sahabat mengetahui bahaya dari hadits maudhu yang telah diperingatkan sebelumnya oleh Nabi Muhammad. Setelah periode tersebut, tepatnya pada akhir pemerintahan Khalifah Bani Umayyah, pemalsuan hadits semakin marak. Pemalsuan ini dilakukan umat Islam dan orang di luar Islam.
Menurut pernyataan Hammad bin Zayyad, saat ini ada sekitar 14.000 hadis maudhu yang beredar. Munculnya hadits ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor politik, kebencian, permusuhan, kebodohan, serta fanatisme yang keliru.
ADVERTISEMENT
Agar lebih memahaminya, berikut beberapa contoh hadits maudhu yang dikutip dari buku Silsilah Hadits Dhaif dan Maudhu oleh Muhammad Nashiruddin:
1. Hadits kepedulian terhadap dunia dan akhirat
"Sebaik-baik kalian adalah yong tidak meninggalkan unson akhinat nya untuk kepentingan dunianya, dan tidak pula meninggalkan ke- pentingan dunianya untuk kepentingan akhiratnya, dan tidak menjadl beban bagi manusia."
Menurut Abu Bakar al-Uzdiya dalam kitab al-Hadits dan al-Khathib, hadits ini termasuk dalam hadits maudhu dengan sanad dari Naim bin Salim bin Qunbur, dari Anas bin Malik ra..
Sanad riwayat hadits ini digolongkan maudhu karena Yughnam bin Salim disebutkan oleh Abu Hatim sebagai perawi sanad yang dha'if. Sedangkan Ibnu Hibban mengatakan, "la pernah memalsukan sanad yang dinisbatkan kepada Anas bin Malik”.
ADVERTISEMENT
2. Hadits tentang kematian
“Cukuplah kematian sebagai nasihat, cukuplah keyakinan sebagu kekayaan, dan cukuplah ibadah sebagai kesibukun.”
Hadits ini sangat dhaif, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Said bus al-A'rabi dalam al-Mu'jam dan al Qasim bin Asakir di dalam kitab Ta'siyatul-Muslim. Sanad riwayat ini sangat lemah, sebab nama Rabi' bin Badr oleh jumhur muhadditsin (ulama ahli hadits) ditinggalkan periwayatannya atau tidak diterima.
3. Hadits tentang orang yang membantu membunuh orang mukmin
"Barang siapa membantu membunuh seorang mukmin, meskipun dengan satu ucapan, maka ia akan menjumpai Allah azza wa jalla dengan tulisan di antara kedua matanya: 'orang yang patus asa terhadap rahmat Allah."
Hadits ini dhaif sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Majah dan diriwayatkan oleh al-Uqaili dalam kitab adh-Dhu'afa. Dari Abu Hurairah ra Al-Uqaili berkata, "Yazid bin Ziad ini oleh Imam Bukhari dinyatakan sebagai perawi munkar."
ADVERTISEMENT
(MSD)