Konten dari Pengguna

Pengertian Ilmu Takwil dan Penerapannya dalam Penafsiran Alquran

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
28 September 2021 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi membaca Al Quran. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membaca Al Quran. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Islam menganjurkan umatnya untuk mempelajari kandungan Alquran dan mengamalkannya. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah mempelajari ilmu takwil.
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, takwil berarti memilih satu dari banyak kemungkinan. Sedangkan secara istilah, takwil adalah mengalihkan ayat kepada makna yang kemungkinan miliknya, dengan melihat ayat sebelumnya dan setelahnya yang tidak bertentangan dari Alquran dan sunnah.
Takwil biasa dilakukan melalui jalan istinbath atau menarik kesimpulan. Berbeda dengan tafsir, ilmu takwil lebih berhubungan dengan dirayah dibandingkan riwayah. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan lengkap tentang ilmu takwil yang bisa Anda simak.

Pengertian Ilmu Takwil dan Penerapannya

Secara sederhana, takwil dapat diartikan sebagai langkah kembali kepada makna hakiki dari Kitab Suci atau mengembalikan sesuatu kepada asal dan sumbernya. Orang yang melakukan takwil adalah orang yang memalingkan perkataan dari makna luarnya dan mengembalikannya kepada hakikatnya.
Ilustrasi Al-Qur'an. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Istilah takwil ini banyak diterjemahkan oleh para ulama. Menurut Al-Bathiniyah, takwil adalah jenis penafsiran ruhani dari dalam atau penakwilan simbolis batini. Ia adalah hakikat yang tersembunyi dari balik kata.
ADVERTISEMENT
Sedangkan menurut Al-Bathiniyah, Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan kata dan maknanya yang tampak bagi manusia. Adapun rahasia-rahasia penakwilan batiniyahnya hanya diberikan khusus bagi Ali dan para imam setelahnya.
Allah hanya menjadikan makna lahirnya sebagai mukjizat Rasul-Nya dan batinnya sebagai mukjizat para imam dari Ahlul Bait. Tidak ada yang bisa mendatangkan makna lahir kitab selain Muhammad dan tidak ada yang bisa mendatangkan makna batinnya selain para imam dari keturunannya.
Mengutip buku Ensiklopedia Aliran dan Mazhab di Dunia Islam oleh Masturi Ilham, dkk., ilmu takwil hanya ada pada mereka. Mereka menyampaikan kepada kaumnya sesuai dengan tingkatan pemahaman kaumnya. Mereka memberikan setiap kaumnya apa yang cocok dan mencegah dari mereka apa yang tidak cocok.
ADVERTISEMENT
Menurut Quraish Shihab, penggunaan ilmu takwil harus diimbangi dengan kaidah dan dasar-dasar keilmuan. Baginya, takwil bisa diterima, selama kandungan yang ditentukan untuk memaknai susunan ayat telah dikenal secara luas dalam masyarakat pengguna bahasa Arab pada masa turunnya Alquran.
Ilustrasi Alquran Foto: Pexels
Oleh karena itu, peran seorang ahli tafsir diperlukan dalam mempelajari ilmu takwil. Bila teks-teks keagamaan secara zahir mengandung pertentangan dengan hasil kajiannya, maka ia bisa menakwilkannya.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengabaikan redaksi ayat, tetapi dengan tetap memerhatikan kaidah kebahasaan yang tepat. Ini juga bisa dilakukan jika seseorang memiliki keahlian dalam bidang yang ditafsirkannya.
Mengutip jurnal berjudul Konsep dan Penerapan Takwil Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir Misbah oleh Dedi Junaedi, terdapat beberapa syarat mufasir ketika menggunakan takwil dalam memahami teks-teks ayat Alquran, di antaranya:
ADVERTISEMENT
(MSD)