Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pengertian Iradhul Basyariyah dan Sifat Lainnya yang Melekat dalam Diri Rasul
5 April 2022 10:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Iradhul basyariyah merupakan istilah yang merujuk pada sifat jaiz rasul. Mengutip buku Rukun Iman karya Hudarrohman (2012), sifat ini ada dalam diri rasul dan tidak menyebabkan berkurangnya kedudukan beliau sebagai utusan Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Secara umum, iradhul basyariyah juga terdapat dalam diri manusia biasa. Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam Surat Al-Furqan ayat 20 berikut yang artinya:
“Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu (Muhammad), melainkan mereka pasti memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.”
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa para rasul juga memiliki sifat dan kebiasaan seperti manusia. Mereka tidur, makan, bersosialisasi, berdagang, menikah, dan berkeluarga.
Orang mukallaf dianjurkan untuk mengitikadkan iradhul basyariyah dengan baik. Mereka harus meyakini bahwa meskipun rasul memiliki sifat yang sama seperti manusia, mereka tetaplah utusan Allah yang istimewa.
Rasul memiliki sifat ma’sum yang menghindarkan dirinya dari segala dosa dan maksiat. Selain iradhul basyariyah, ada juga sifat lain yang dimiliki oleh para rasul. Apa sajakah itu?
ADVERTISEMENT
Memahami Sifat Rasul
Selain sifat jaiz, rasul juga memiliki sifat wajib yang harus diimani oleh umat Muslim. Jumlahnya ada 4, berikut penjelasan lengkapnya:
1. Shiddiq (jujur)
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam: Referensi Perkuliahan Terlengkap karya Rosidin (2020) shiddiq berarti ajaran yang disampaikan oleh para rasul sesuai dengan kenyataan (fakta). Dalil sifat shiddiq terdapat dalam Surat al-Ahzab ayat 22 yang artinya:
“Dan ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu, mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.” Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan keislaman mereka.”
2. Amanah (dapat dipercaya)
Amanah artinya dapat dipercaya. Dalam hal ini, para rasul terpelihara secara lahir dan batin dari segala hal yang dilarang oleh Allah SWT. Dalil sifat Amanah antara lain Surat al-Dukhan ayat 18:
ADVERTISEMENT
"Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil yang kamu perbudak). Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dipercaya kepadamu,”
3. Tabligh (menyampaikan)
Tabligh berarti pengajaran atau dakwah yang dilakukan para rasul kepada umat manusia tentang syariat Allah SWT. Ini dilakukan dalam rangka menunjukkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dalil sifat tabligh tergambar dalam Surat al-Ma'idah ayat 67 yang artinya:
“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat- Nya.”
4. Fathanah (cerdas)
Fathanah berarti kesempurnaan, kecerdasan, dan ketajaman akal para rasul dalam menghadapi musuh Allah. Mereka mengalahkan para musuh dalam perdebatan dan membatalkan pengakuannya yang salah (batil).
Seandainya tidak ada sifat fathanah pada diri para rasul, niscaya mereka tidak akan mampu menegakkan argumentasi (hujjah) untuk mengalahkan para musuh. Dalil tentang fathanah tergambarkan dalam Surat al-An'am ayat 83:
ADVERTISEMENT
“Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui.”
(MSD)