Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Pengertian Islam Nusantara Menurut Para Tokoh
19 Januari 2021 8:18 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Inilah cikal bakal lahirnya istilah Islam Nusantara. Konsep Islam Nusantara sendiri hingga kini masih menuai perdebatan. Menurut pihak-pihak yang kontra dengan penggunaan istilah ini, Islam adalah Islam dan tidak perlu labelisasi lainnya.
Lantas apa yang dimaksud Islam Nusantara?
Ragam Makna Islam Nusantara
Melansir jurnal Tafsir Atas Islam Nusantara karya Abd Moqsith, Islam Nusantara memiliki tiga kemungkinan makna. Pertama, Islam Nusantara bermakna Islam yang dipahami dan dipraktikkan kemudian terinternalisasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia .
Kedua, Islam Nusantara merujuk pada konteks geografis, yaitu Islam yang berada di kawasan Nusantara. Ketiga, Islam Nusantara adalah pengejawantahan ajaran Islam kepada masyarakat Nusantara.
Misalnya, dahulu Wali Songo mendakwahkan ajaran Islam yang ramah dan santun kepada masyarakat Jawa. Nilai-nilai kemanusiaan yang bercorak sufistik itulah yang membentuk corak keislaman yang berkembang di Jawa.
ADVERTISEMENT
Sementara itu makna pertama dan kedua menunjukkan bahwa kehadiran Islam terus berinteraksi dengan kebudayaan masyarakat setempat. Dalam proses tersebut, tak jarang tercipta simbol-simbol keislaman baru yang tidak ditemukan di kawasan Timur Tengah.
Hal lain yang tidak kalah penting dalam pembahasan soal Islam Nusantara adalah bahwa konsep ini tidak tunggal. Sebab penerimaan penduduk Nusantara terhadap ajaran Islam berbeda-beda. Islam Jawa, Islam Minang, Islam Sasak, dan lain sebagainya menunjukkan keberagaman Islam di Nusantara.
Arti Islam Nusantara Menurut Para Tokoh
KH. Said Aqil Siroj mendefinisikan Islam Nusantara sebagai Islam yang tidak menghapus budaya. Islam yang tidak memusuhi tradisi, dan Islam yang tidak menafikan atau menghilangkan kultur.
Islam Nusantara mensinergikan nilai-nilai universal bersifat teologis dari Tuhan yang ilahiah dengan kultur budaya tradisi yang bersifat kreativitas manusia atau insaniah.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Lukman Hakim Syaifudin menjelaskan bahwa Islam Nusantara adalah Islam yang dinamis dan bersahabat dengan lingkungan kultur dan agama yang beragam.
Abd Moqsith dalam jurnal yang sama menegaskan bahwa ide Islam Nusantara bukan untuk mengubah doktrin Islam, melainkan hanya ingin membentuk tafsiran ajaran yang sesuai dengan ajaran universal Islam dan mencari cara bagaimana melabuhkan Islam dalam konteks budaya masyarakat yang beragam.
(ERA)