Konten dari Pengguna

Pengertian Isti'adzah dan Hukum Membacanya dalam Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
3 Januari 2022 14:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi berdoa. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berdoa. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Isti’adzah adalah sikap memohon perlindungan kepada Allah Swt dari godaan setan yang terkutuk. Perintah mengenai hal tersebut dijelaskan dalam Surat al-A’raf ayat 200 yang artinya:
ADVERTISEMENT
“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Tidak hanya sebagai pelindung, isti’adzah juga bisa digunakan sebagai pengendali amarah manusia. Isti’adzah bisa menghindarkan diri dari perbuatan tercela seperti iri, dengki, hasad, dan lain-lain.
Lafaz isti’adzah biasa dibaca ketika hendak membaca ayat suci Alquran. Mengenai hukumnya, jumhur ulama masih berbeda pendapat dalam menyikapinya. Seperti apa? Simak artikel berikut untuk mengetahi jawabannya.

Hukum Membaca Isti'adzah dalam Islam

Isti’adzah dikenal juga dengan istilah ta’awudz. Amalan ini begitu dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Bahkan, para sahabat pun senantiasa mengamalkannya ketika hendak membaca Alquran.
Ilustrasi berdoa. Foto: Shutter Stock
Bacaan isti’adzah biasa dilafadzkan sebelum seseorang membaca basmalah. Mengutip buku Fikih Sunnah Wanita karya Abu Malik Kamal, bacaan isti’adzah adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
"Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk."
Bacaan isti’adzah hanya dianjurkan pada ayat Alquran saja, tidak untuk yang lain. Bacaan ini menjadi pendahuluan dan peringatan bagi pendengarnya bahwa yang datang setelah itu adalah ayat suci Alquran.
Isti’adzah disyariatkan bagi pembaca Alquran meski ia sedang sendirian. Ini karena isti’adzah bisa mendatangkan manfaat dan keutamaan bagi yang mengamalkannya.
Dalam buku Thibbul Qulub: Klinik Penyakit Hati oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Imam Ahmad menceritakan bahwa Imam Hambali selalu membaca isti'adzah setiap akan membaca Alquran, termasuk di dalam shalat. Dalam sebuah riwayat, Ibnu Masyisy berkata, "Ketika Nabi membaca, maka beliau beristi'adzah.”
Isti’adzah juga bisa dibaca dalam rakaat shalat. Bacaan ini bisa menambah pahala dan kekhusyu’an seorang Muslim. Diriwayatkan Ibnu Ala bahwasanya Ustman bin Abil Ash mendatangi Nabi SAW lalu berkata:
ADVERTISEMENT
"Wahai Rasulullah sesungguhnya setan telah menghalangiku antara shalat dan bacaanku dan mengacaukannya. Kemudian Rasulullah saw. bersabda, "Itu adalah setan yang disebut Khinzib. Jika kau merasakan kedatangannya, bacalah isti'adzah dan meludahlah ke sisi kirimu tiga kali." Utsman berkata, "Lalu aku melakukan hal tersebut, dan Allah pun menjauhkannya dariku." (Shahih Muslim)
Ilustrasi ayah berdoa. Foto: Shutter Stock
Hadits tersebut mengungkapkan fadhilah membaca isti'adzah dalam rakaat shalat. Hal ini bisa menghalangi seorang hamba dari godaan setan yang berusaha mengacaukan shalatnya.
Kemudian, isti’adzah juga dianjurkan dibaca ketika seseorang sedang marah. Sulaiman bin Shard berkata:
"Ketika aku duduk bersama Rasulullah SAW, datanglah dua orang sedang bertengkar saling memaki, salah satu di antaranya bermuka merah padam dan tampak naik darah"
Kemudian Nabi SAW berkata, “Sesungguhnya aku mengetahui satu kalimat jika Seseorang mengatakannya maka sirnalah apa yang dia rasakan."
ADVERTISEMENT
Para sahabat berkata kepadanya, "Sesungguhnya Rasulullah saw. berkata "Memohonlah perlindungan kepada Allah swt. dari godaan setan!" (Shahih Bukhari).
(MSD)