Konten dari Pengguna

Pengertian Istighosah Beserta Dalilnya dalam Al-Quran dan Hadist

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
6 September 2021 9:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi istighosah. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi istighosah. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Istighosah adalah meminta pertolongan dalam rangka untuk menghilangkan musibah atau bencana. Sedangkan menurut ahli Nahwu, pengertian istighosah adalah menyeru orang yang dapat melenyapkan kesulitan dan menolong orang untuk menghilangkan marabahaya.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Surat Yasin Tahlil dan Istighosah oleh K. Zainuri Ihsan dan H. Mochtar Hidayat, istilah istighosah berasal dari kata al-ghouts yang berarti pertolongan. Dalam tata Bahasa Arab, kalimat yang mengikuti pola istaf'ala atau istif'al menunjukkan arti permintaan atau mermohonan.
Kata yang identik dengan istighosah ialah istinshor dan isti'anah yang bermakna tholubul 'auni. Keduanya memiliki arti yang sama, yakni meminta pertolongan. Jadi, istighosah dapat diartikan sebagai meminta pertolongan ketika dalam keadaan sulit.
Istighosah dicantumkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran dan pernah disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadist.

Dalil Istighosah dalam Hadist

Ilustrasi istighosah. Foto: Pixabay
Masih mengutip buku yang sama, dalil yang menyebutkan istighosah sebagai meminta pertolongan ialah sebagai berikut.
Rasulullah SAW bersabda, "matahari akan mendekat ke kepala manusia di hari kiamat, sehingga keringat sebagian orang keluar hingga mencapai separuh telinganya, ketika mereka berada pada kondisi seperti itu mereka beristighosah (meminta pertolongan) kepada Nabi Adam, kemudian kepada Nabi Musa, kemudian kepada Nabi Muhammad." (HR. Bukhari)
ADVERTISEMENT
Selain hadist, terdapat pula ayat Al-Quran yang membahas dan menjadi landasan hukum istighosah, antara lain:
1. Istighosah yang Diperintahkan
Istighosah yang diperintahkan adalah istighosah kepada Allah SWT. Berikut dalilnya:
"Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang kepadamu hari kiamat, apakah kamu menyeru (tuhan) selain Allah; jika kamu orang-orang yang benar!" (Tidak), tetapi hanya Dialah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya, jika Dia menghendaki, dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah)." (QS. Al-An'am: 40-41)
"(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut." (QS. Al-Anfal: 9)
ADVERTISEMENT
2. Istighosah yang Diperbolehkan
Istighosah yang diperbolehkan yaitu istighosah kepada seseorang yang mempunyai sifat hidup, ada di hadapan, dan mampu. Berikut dalilnya:
"Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir'aun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: "Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya)." (QS. Al-Qashash: 15)
3. Istighosah yang Dilarang
Istighosah yang dilarang yaitu istighosah kepada selain Allah yang tidak mempunyai sifat hidup, hadir, dan mampu. Misalnya berbuat syirik atau mempersekutukan Allah SWT.
ADVERTISEMENT
(AFM)