Konten dari Pengguna

Pengertian, Jenis, dan Bentuk Pemberian Surat Kuasa

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
3 Juli 2021 15:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi surat kuasa foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi surat kuasa foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Surat kuasa kerap kali digunakan untuk mengurus berbagai dokumen resmi. Misalnya, perpanjang STNK, pengurusan STNK hilang, hingga pengambilan BPKB terbaru. Surat ini melibatkan dua pihak, yaitu pemberi dan penerima kuasa.
ADVERTISEMENT
Penerima kuasa tidak boleh ditentukan dengan sembarangan. Anda harus memilih orang atau pihak yang dipercaya dan mampu bertanggung jawab untuk menghindari penyalahgunaan surat kuasa.
Untuk memahami surat kuasa lebih mendalam, simak pembahasan berikut ini.
Ilustrasi surat kuasa foto: Unsplash

Apa Itu Surat Kuasa?

Mengutip buku Penuntun Membuat Gugatan yang ditulis oleh Jeremias Lemek, surat kuasa dalam bahasa Belanda disebut dengan lastgeving, volmacht, atau machtiging. Arti ketiga kata itu hampir sama, yakni pemberian kuasa, pemberian perintah, atau perbuatan penyuruhan.
Sementara itu surat kuasa dalam pasal 1792 BW diartikan sebagai suatu persetujuan dengan mana seorang memberikan kekuasaan kepada seorang lain, yang menerimanya, untuk atas namanya menyelenggarakan suatu urusan.
Biasanya, surat kuasa memuat nama dan identitas penerima dan pemberi kuasa, hal atau perbuatan hukum yang dikuasakan, serta ketentuan pelimpahan kuasa.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini penerima kuasa bisa memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk melaksanakan kewenangan yang diberikan, kecuali jika hal tersebut dilarang secara tegas dalam pemberian kuasa.
Ilustrasi surat kuasa foto: Unsplash

Jenis-jenis Surat Kuasa

Menurut Prof. Dr. Andi Sofyan, S.H., M.H. (2017) dalam buku Hukum Acara Pidana: Suatu Pengantar, surat kuasa berdasarkan Pasal 1795 KUH Perdata terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain adalah:
1. Surat Kuasa Umum
Surat kuasa umum adalah surat kuasa dari seseorang kepada seorang lainnya untuk mengurus beberapa atau seluruh perbuatan hukum yang menyangkut keperluan pemberi kuasa.
Surat ini dapat dicabut kembali secara tegas dan sepihak oleh pemberi kuasa dan hanya untuk kepentingan pemberi kuasa semata-mata. Conto penggunaan surat kuasa umum, yakni surat kuasa untuk mengurus harta benda seseorang.
ADVERTISEMENT
2. Surat Kuasa Khusus
Surat kuasa khusus adalah surat yang hanya mencakup satu kepentingan tertentu atau lebih. Surat ini tidak bisa dicabut secara sepihak oleh pemberi atau penerima kuasa dan untuk kepentingan pemberi kuasa dan penerima kuasa.
Contoh penggunaanya, yaitu surat kuasa dari klien kepada advokat untuk mengajukan gugatan utang-piutang kepada B. Atau surat kuasa dari seseorang kepada C, misalnya untuk menagih utang kepada A.
Ilustrasi surat kuasa foto: Unsplash

Bentuk-bentuk Pemberian Kuasa

Adapun bentuk-bentuk pemberian kuasa adalah sebagai berikut:
1. Secara Lisan
Pemberian surat kuasa lisan adalah pemberian kuasa yang dilakukan secara lisan oleh pemberi kuasa kepada penerima kuasa. Ini biasanya dilakukan dalam keadaan mendesak.
2. Tertulis
Pemberian surat kuasa tertulis adalah pemberian kuasa yang dibuat secara tertulis oleh pemberi kuasa kepada penerima kuasa. Pemberian ini dinyatakan dengan pembuatan surat kuasa.
ADVERTISEMENT
3. Diam-diam
Pemberian ini adalah pelimpahan kuasa secara diam-diam yang disimpulkan dari pelaksana kuasa itu.
(GTT)