Konten dari Pengguna

Pengertian, Jenis-jenis, dan Cara Kerja Relay sebagai Komponen Elektronika

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
14 Oktober 2021 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cara Kerja Relay Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cara Kerja Relay Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Relay menjadi komponen elektronika yang kerap digunakan untuk pemrosesan sinyal pada sistem kontrol. Komponen yang berupa saklar magnetic ini disebut juga dengan komponen electromechanical.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi dari buku Mekatronika yang ditulis oleh Zufri Hasrudy Siregar, dkk. (2021), relay bekerja secara elektromekanis dan membutuhkan arus listrik karena sakelar dalam relay digerakkan oleh magnet yang dihasilkan koil.
Agar lebih jelas, mari simak cara kerja relay dan pengertiannya melalui artikel di bawah ini.
Ilustrasi Cara Kerja Relay Foto: Unsplash

Pengertian Relay

Mengutip Buku Ajar Sistem Kontrol dan Kelistrikan Mesin yang ditulis oleh Muhammad Naim, S.T., M. T (2019), relay adalah komponen elektronika yang berupa saklar atau switch electric yang beroperasi menggunakan listrik.
Relay juga dapat didefinisikan sebagai saklar pemutus dan penghubung rangkaian yang bekerja secara elektromekanis. Lebih sederhananya, relay merupakan pengalihan arus listrik.
Menurut Fathun, M. Pd (2020) dalam buku Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 1, relay bekerja dengan prinsip kemagnetan dan sifat arus listrik. Relay berfungsi untuk memperkuat aliran arus listrik, sehingga rangkaian yang membutuhkan arus besar tidak memerlukan kabel yang besar.
ADVERTISEMENT
Biasanya, relay dipasang pada rangkaian sistem kelistrikan mobil yang memerlukan arus besar, misalnya klakson, headlamp, AC, hingga sistem radiator.
Pemasangan tersebut dapat mendatangkan sejumlah manfaat. Di antaranya memperpanjang usia saklar, mengurangi hambatan arus, dan pengaman rangkaian kelistrikan.
Ilustrasi Cara Kerja Relay Foto: Unsplash

Bagian-bagian dan Cara Kerja Relay

Mengutip Jurnal Rancang Bangun Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Relay tulisan Muhammad Saleh dan Munnik Haryanti, relay terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak saklar atau switch).
Relay tersusun dari empat komponen dasar, yaitu elektromagnet (coil), armature, switch contact point (saklar), dan spring. Kontak poin terbagi lagi menjadi dua jenis, antara lain adalah:
ADVERTISEMENT
Untuk cara kerja relay, besi atau iron core dililit oleh kumparan coil. Ketika kumparan coil dialiri arus listrik, maka akan muncul gaya elektromagnetik yang bisa menarik tuas armature, sehingga posisi kontak switch berubah, dari NC (normally closed) menjadi NO (normally open).
Ilustrasi Cara Kerja Relay Foto: Unsplash

Jenis-jenis Relay

Terdapat beberapa jenis relay, di antaranya relay berkaki empat, berkaki lima, dan relay 87A. Menurut Ir. Hartoto Soedarmo. SE (2008) dalam buku Panduan Praktis Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor, relay berkaki empat adalah relay yang tiga buah kakinya menjadi terminal positif dan satu buah sebagai terminal negatif. Kaki positif dari aki berkode 30, sedangkan kaki 85 sebagai massa negatif.
Kemudian, relay berkaki lima memiliki dua buah kaki berkode 87. Relay jenis ini diperlukan untuk dua objek yang memerlukan satu relay, misalnya klakson keong. Jadi, kutub positif dua buah klakson tidak menjadi satu pada kaki 87.
ADVERTISEMENT
Relay jenis 87A memiliki fungsi yang berlawanan dari relay kaki tiga. Jika relay kaki tiga aktif ketika mendapat aliran listrik dari saklar on-off, tipe 87 A justru mati jika mendapatkan setrum dari tombol on-off.
(GTT)