Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
Konten dari Pengguna
Pengertian Penyakit Ain beserta Ciri-ciri dan Cara Mengobatinya
24 Januari 2023 9:52 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Muyassaroh Zuhri dalam buku 99 Great Ways To Be Wonderful Muslimah (2021) menjelaskan bahwa penyakit ain sangat berbahaya lantaran tidak sama dengan penyakit lain yang menyerang manusia. Penyakit ini sulit disembuhkan dan tidak dapat pulih dengan pengobatan medis.
Akibat yang ditimbulkan dari penyakit ain dapat berlangsung secara terus-menerus. Jika dibiarkan, penyakit ini bahkan dapat berujung pada kematian.
Lantas, apa itu penyakit ain? Mari simak ulasan berikut ini untuk mengetahui jawabannya.
Pengertian Penyakit Ain
Penyakit ain adalah penyakit yang disebabkan oleh pengaruh buruk pandangan mata yang disertai rasa iri, dengki, kagum, atau takjub terhadap apa yang dilihat.
Di sisi lain, penyakit ain juga didefinisikan sebagai penyakit terhadap jiwa atau badan yang disebabkan oleh pandangan dengki atau takjub, sehingga dimanfaatkan oleh setan.
ADVERTISEMENT
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penyakit ain berawal dari rasa kagum seseorang terhadap sesuatu. Namun, kekaguman itu disertai dengan rasa dengki, sehingga menjadi racun bagi apa yang dilihatnya.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Atsir rahimatullah:
“Dikatakan bahwa Fulan terkena ‘Ain, yaitu apabila musuh atau orang-orang yang hasad (dengki) memandangnya, lalu pandangan itu mempengaruhinya hingga menyebabkan jatuh sakit.”
Adapun penyakit ain umumnya terjadi ketika seseorang melihat gambar di televisi, media sosial, atau sekadar mendengar ciri-ciri orang lain, seperti yang dijelaskan dalam buku Doa, Zikir, Wirid & Pengobatan Islami Paling Mustajab oleh Ipnu R. Noegroho (2020).
Siapa yang Rentan Terkena Penyakit Ain?
Seperti disinggung sebelumnya, penyakit ain dapat menimpa semua orang dari berbagai usia. Penyakit ini bahkan mampu menyerang hewan hingga harta benda.
ADVERTISEMENT
Namun, pihak yang paling rentan diserang penyakit ain adalah anak kecil lantaran mereka masih belum bisa melindungi diri sendiri dari hal-hal negatif.
Oleh karena itu, orangtua diharapkan lebih berhati-hati ketika hendak menyebarluaskan foto buah hatinya di media sosial. Sebab, rasa kagum orang lain terhadap kecantikan, ketampanan, atau kepintaran anak dapat berujung pada penyakit ain.
Di samping itu, orangtua yang baru melahirkan juga dianjurkan untuk memanjatkan doa perlindungan anak. Tujuannya untuk melindungi sang buah hati dari segala gangguan atau penyakit. Hal ini sebagaimana doa istri Imran ketika melahirkan Maryam a.s. :
“Maka, ketika melahirkannya, dia berkata, ‘Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.’ Padahal, Allah lebih mengetahui apa yang dia lahirkan dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. ‘Aku memberinya nama Maryam, dan aku memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.'”
ADVERTISEMENT
“Nabi saw. Berdoa dengan doa perlindungan untuk Hasan dan Husain, ‘Aku berlindung kepada Allah untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan, binatang yang berbisa, dan pandangan mata yang jahat.”; (HR. Abu Dawud)
Ciri-ciri Penyakit Ain
Mereka yang mengalami penyakit ain biasanya akan menunjukkan beberapa ciri. Dirangkum dari buku Tartil al-Qur’an untuk Kecerdasan dan Kesehatanmu tulisan Utadz Rizem Aizid, berikut ciri-ciri penyakit ain pada orang dewasa dan anak-anak:
1. Ciri-ciri Penyakit Ain pada Orang Dewasa
ADVERTISEMENT
2. Ciri-ciri Penyakit Ain pada Anak-anak
Cara Mengobati Penyakit Ain
Ain merupakan penyakit yang lebih mematikan dibanding sihir. Sebab, sihir hanya bertahan sementara, sedangkan ain akan berlangsung sampai kapan pun. Meski begitu, tidak perlu panik karena penyakit ini dapat disembuhkan.
Berikut cara mengobati penyakit ain seperti dijelaskan dalam buku Koleksi Tanya Jawab Agama Islam dan buku Tartil al-Qur’an untuk Kecerdasan dan Kesehatanmu oleh Ustadz Rizem Aizid:
1. Ruqyah
Ruqyah adalah bacaan doa yang dilafadzkan oleh diri sendiri atau orang lain untuk menyembuhkan penyakit medis dan non-medis. Salah satu penyakit non-medis yang dapat diobati, yaitu penyakit ain. Hal ini tercantum dalam beberapa hadis:
ADVERTISEMENT
“Mintakan ruqyah untuknya karena dia terkena nadzarah (penyakit ‘ain),” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dari Jabir radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallalahu alaihi wasallam memberi rukhshoh (keringanan) bagi anak-anak Ja’far memakai bacaan ruqyah dari sengatan ular. Beliau berkata kepada Asma’ binti Umais, “Mengapa aku lihat badan anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?” Asma’ menjawab: “tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘Ain.” Kata beliau, “Kalau begitu bacakan ruqyah bagi mereka!” (H.R Muslim)
2. Mandi dan Wudhu
Untuk mengobati penyakit ain, pelaku ain harus mandi terlebih dahulu. Kemudian, air yang dipakai mandi oleh pelaku harus disiramkan kepada orang yang terkena ain dari arah belakangnya.
Adapun cara lainnya adalah pelaku ain harus berwudhu. Selanjutnya, air bekas wudhu tersebut dipakai mandi oleh orang yang terkena ain. Dengan begitu, penyakit ain akan sirna.
ADVERTISEMENT
3. Meletakkan Tangan di Atas Kepala
Jika yang terkena ain adalah bayi, bisa diobati dengan meletakkan tangan di atas kepala bayi dan membaca bacaan berikut:
“Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari sesuatu yang menyakitimu dan dari kejelekan setiap jiwa atau mata yang dengki. Allah-lah yang menyembuhkanmu. Dengan nama Allah aku meruqyahmu.”
Cara Mencegah Penyakit Ain
Dirangkum dari buku Ensiklopedia Ruqyah oleh Iding Sanus, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ain. Berikut penjelasannya:
1. Mendoakan Keberkahan saat Melihat Sesuatu yang Menakjubkan
Seperti dijelaskan sebelumnya, kekaguman terhadap sesuatu dapat mengundang penyakit ain. Guna mencegahnya, Rasulullah menganjurkan umat Muslim untuk mengucapkan doa keberkahan saat melihat sesuatu yang menakjubkan.
Hal ini seperti diriwayatkan oleh Amir bin Robi’ah radhiyallahu’anhu dan Abu Umamah.
Rasulullah bersabda: “Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, pada dirinya atau pada hartanya, maka doakan keberkahan padanya, karena sesungguhnya penyakit ain itu benar.”
ADVERTISEMENT
Riwayat lainnya dari Abu Umamah tentang bapaknya (Sahl Bin Hunaif) yang terkena penyakit ain. Saat dilaporkan kepada Nabi, beliau berkata, adakah orang yang kamu curigai? Kemudian dia menjawab Amir bin Rabi’ah. Kemudian beliau memanggil Amir dan memarahinya, seraya bersabda, ‘Mengapa ketika kamu melihat sesuatu yang mengagumkanmu, kamu tidak mendoakan keberkahan (untuknya)?
2. Tidak Menampakkan Sesuatu yang Menakjubkan
Agar tidak mengundang penyakit ain, orangtua sebaiknya tidak menampakkan kelebihan anak secara berlebihan. Khususnya ketika hendak mengunggah foto anak di media sosial.
Sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Zadul Ma’ad, yang berbunyi:
“Hendaknya pada orang tua tidak menampakkan suatu kelebihan yang menakjubkan yang dimiliki anak-anaknya karena dengan itu dikhawatirkan akan mengundang rasa iri atau kedengkian orang yang melihatnya. Lalu Ibnu qoyyim menukil atsar dari Imam Baghowi bahwa suatu ketika Utsman bin Affan radhiyallahu anhu pernah melihat seorang anak kecil yang sangat elok rupanya lagi menawan, kemudian Ustman berkata, “Tutupilah (jangan ditampakkan) lubang dagu (yang membuat orang takjub) pada anak itu.”
ADVERTISEMENT
Doa Terhindar dari Penyakit Ain
Mengutip dari buku Fiqih Sunnah 2 oleh Sayyid Sabiq, umat Muslim dapat membaca doa untuk meminta perlindungan dari gangguan setan hingga penyakit. Adapun bunyi doanya sebagai berikut:
Ibnu Abbas ra. Meriwayatkan bahwa Nabi Saw. mendoakan Hasan dan Husain dengan membaca:
“Dengan menyebut kalimat-kalimat Allah yang sempurna, aku memohonkan perlindungan untuk kalian berdua dengan dari setiap setan, setiap sesuatu yang meracuni, dan segala penyakit ain yang menimpakan keburukan. Beliau bersabda kepada keduanya, “Sesungguhnya ayah kalian berdua (Ibrahim) mendoakan Ismail dan Ishak dengan doa ini.”'
(GTT)